Kawasan Pantai Lawata Bima Diduga Tercemar Limbah Minyak
A
A
A
BIMA - Pencemaran limbah minyak di kawasan wisata Pantai Lawata, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali terjadi sepekan terakhir, sejak Sabtu (7/12/2019).
Dalam rekaman video berdurasi 5,36 menit hasil rekaman oleh juru kunci Pantai Lawata, Suhardin, terlihat beberapa bangkai ikan kecil terapung di sepanjang pesisir Pantai Wadumbolo maupun Pantai Lawata.
Di video yang beredar luas itu juga terlihat pula ikan yang masih lemas dan jinak akibat pencemaran minyak tersebut. (Baca juga: Pembongkaran Minyak Marine Fuel Oil di Pelabuhan Bima Diduga Tak Memenuhi SOP)
Dijelaskan bahwa pencemaran sudah terjadi selama tiga hari dari pengambilan video tersebut. Akibatnya, air laut tercemar oleh minyak yang berwarna kecokelatan dan terjadi rusaknya ekosistem di Pantai Lawata.
Guna memastikan kebenaran video yang sudah beredar luas tersebut, sejumlah awak media mendatangi Suhardin, Pegawai Dinas Pariwisata Kota Bima di tempat kerjanya di Pantai Lawata pada Jumat (13/12/2019).
Saat dikonfirmasi, Suhardin membenarkan jika seputaran Pantai Lawata dibalut limbah minyak berwarna hitam kecokelatan. Dia menduga pencemaran itu terjadi akibat pembongkaran minyak dari kapal tangker di Wadumbolo, tak jauh dari Pantai Lawata.
"Kondisi air laut di seputaran Pantai Lawata sudah benar benar tercemar akibat tercampur minyak dan bahkan rembesannya semakin meluas dari hari ke hari," akunya. (Baca juga: Pertamina Siapkan Kompensasi bagi Warga Terdampak Tumpahan Minyak)
Bahkan lanjut Suhardin, limbah minyak berwarna hitam kecokelatan tersebut sudah mengelilingi seluruh perairan Pantai Lawata dengan terpisah pisah di sejumlah titik.
Akibat tercemarnya air laut di Kawasan Pantai Lawata, pihaknya sebagai pengelola kawasan wisata itu, mengalami kerugian lantaran terjadi penurunan pemasukan dari pengunjung hingga 50%.
Sementara itu, saat dikonfirmasi Kepala Depot Pertamina Persero Bima, Yudo Trimuno enggan berkomentar. "No publish saja kami pak," tutupnya.
Dalam rekaman video berdurasi 5,36 menit hasil rekaman oleh juru kunci Pantai Lawata, Suhardin, terlihat beberapa bangkai ikan kecil terapung di sepanjang pesisir Pantai Wadumbolo maupun Pantai Lawata.
Di video yang beredar luas itu juga terlihat pula ikan yang masih lemas dan jinak akibat pencemaran minyak tersebut. (Baca juga: Pembongkaran Minyak Marine Fuel Oil di Pelabuhan Bima Diduga Tak Memenuhi SOP)
Dijelaskan bahwa pencemaran sudah terjadi selama tiga hari dari pengambilan video tersebut. Akibatnya, air laut tercemar oleh minyak yang berwarna kecokelatan dan terjadi rusaknya ekosistem di Pantai Lawata.
Guna memastikan kebenaran video yang sudah beredar luas tersebut, sejumlah awak media mendatangi Suhardin, Pegawai Dinas Pariwisata Kota Bima di tempat kerjanya di Pantai Lawata pada Jumat (13/12/2019).
Saat dikonfirmasi, Suhardin membenarkan jika seputaran Pantai Lawata dibalut limbah minyak berwarna hitam kecokelatan. Dia menduga pencemaran itu terjadi akibat pembongkaran minyak dari kapal tangker di Wadumbolo, tak jauh dari Pantai Lawata.
"Kondisi air laut di seputaran Pantai Lawata sudah benar benar tercemar akibat tercampur minyak dan bahkan rembesannya semakin meluas dari hari ke hari," akunya. (Baca juga: Pertamina Siapkan Kompensasi bagi Warga Terdampak Tumpahan Minyak)
Bahkan lanjut Suhardin, limbah minyak berwarna hitam kecokelatan tersebut sudah mengelilingi seluruh perairan Pantai Lawata dengan terpisah pisah di sejumlah titik.
Akibat tercemarnya air laut di Kawasan Pantai Lawata, pihaknya sebagai pengelola kawasan wisata itu, mengalami kerugian lantaran terjadi penurunan pemasukan dari pengunjung hingga 50%.
Sementara itu, saat dikonfirmasi Kepala Depot Pertamina Persero Bima, Yudo Trimuno enggan berkomentar. "No publish saja kami pak," tutupnya.
(shf)