Ratusan Buruh Gelar Aksi Teatrikal, Tuntut KPK Perhatikan Nasib Mereka

Ratusan Buruh Gelar Aksi Teatrikal, Tuntut KPK Perhatikan Nasib Mereka
A
A
A
JAKARTA - Ratusan karyawan kebun kelapa sawit PT Palma Satu kembali menyambangi gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kuningan, Jakarta, Rabu (4/12/2019). Massa menuntut agar KPK segera membuka pemblokiran rekening PT Palma Satu.
Dalam aksi yang keenam kalinya ini, unjuk rasa dibalut dengan aksi teatrikal yang menggambarkan keadaan dan tuntutan dari karyawan. Terlihat seseorang menutupi wajahnya dengan topeng bergambar salah satu pimpinan KPK. Di depannya, berdiri empat orang yang membawa benda seperti tongkat dengan tangan terikat.
Sementara itu, tampak empat orang berorasi secara bergantian di atas mobil bak terbuka. Koordinator aksi, Antoni Lawolo, mengatakan akibat pemblokiran tersebut ribuan karyawan terancam terkena PHK karena perusahaan tidak bisa membayar gaji.
"Ini bukan kebencian, ini datang dari hati kami. Semoga bapak mempertimbangkan apa yang kami sampaikan," kata Antoni dalam orasinya.
Antoni menyebut massa yang hadir datang langsung dari Riau. "Kami meminta keadilan dan KPK tidak tebang pilih dalam penegakan hukum," tegasnya.
Menurutnya, dalam bertindak KPK harus mempertimbangkan masyarakat kecil yang terdampak. Ia menambahkan, sejak diblokirnya rekening PT Palma Satu pada 21 Oktober 2019 oleh KPK, karyawannya belum menerima pembayaran gaji. "Keadaan tersebut menyebabkan 1.100 karyawan PT Palma Satu kehilangan hak untuk hidup," ujarnya.
Dalam aksi yang keenam kalinya ini, unjuk rasa dibalut dengan aksi teatrikal yang menggambarkan keadaan dan tuntutan dari karyawan. Terlihat seseorang menutupi wajahnya dengan topeng bergambar salah satu pimpinan KPK. Di depannya, berdiri empat orang yang membawa benda seperti tongkat dengan tangan terikat.
Sementara itu, tampak empat orang berorasi secara bergantian di atas mobil bak terbuka. Koordinator aksi, Antoni Lawolo, mengatakan akibat pemblokiran tersebut ribuan karyawan terancam terkena PHK karena perusahaan tidak bisa membayar gaji.
"Ini bukan kebencian, ini datang dari hati kami. Semoga bapak mempertimbangkan apa yang kami sampaikan," kata Antoni dalam orasinya.
Antoni menyebut massa yang hadir datang langsung dari Riau. "Kami meminta keadilan dan KPK tidak tebang pilih dalam penegakan hukum," tegasnya.
Menurutnya, dalam bertindak KPK harus mempertimbangkan masyarakat kecil yang terdampak. Ia menambahkan, sejak diblokirnya rekening PT Palma Satu pada 21 Oktober 2019 oleh KPK, karyawannya belum menerima pembayaran gaji. "Keadaan tersebut menyebabkan 1.100 karyawan PT Palma Satu kehilangan hak untuk hidup," ujarnya.
(poe)