Tangkal Paham Radikalisme, PDIP Jateng Geber Wayang Kulit Semalam Suntuk
A
A
A
SEMARANG - Pagelaran Wayang Kulit Semalam Suntuk dengan menampilkan Dalang Ki Manteb Soedharsono, di Lapangan Pancasila Simpang Lima Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 16 November 2019 malam, berlangsung gayeng (menggembirakan).
Ratusan masyarakat dari berbagai kalangan dari remaja hingga orang tua tampak antusias menyaksikan pagelaran wayang kulit dengan lakon Bima Bangkit, hingga Minggu (17/11/2019) dini hari. Mereka juga dihibur aksi pelawak Bagyo Gareng (Semarang) dan Eka Suranti (Kebumen).
Ketua Panitia Peringatan Hari Wayang Nasional DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Jawa Tengah, Sumanto mengatakan, pagelaran wayang semalam suntuk ini menjadi penutup rangkaian Peringatan Hari Wayang Nasional yang diadakan DPD PDIP Jateng.
"Kami juga menyediakan fasilitas dapur umum gratis. Kemudian bagi penonton yang beruntung juga mendapatkan doorprize 10 sepeda motor," sebut Sumanto.
Di acara tersebut juga diserahkan penghargaan kepada 15 insan atas kiprah dan usahanya dalam melestarikan wayang. Mereka di antaranya Nyi Ngatirah, Ki Sumarno, Ki Suradi Hadi Kusumo, Ki Noto Carito, Reso Wiguno Dakir, Ki Manteb Soedharsono, dan Heru Sudarwo.
Kemudian kelompok Ngesti Pandhowo, Puji Langgeng, Sanggar Sarotomo, Sukoraras, Teater Lingkar, Sriwedari, Sobakarti dan Pepadi.
Sebelum pagelaran wayang kulit, pada pagi harinya digelar lomba mewarnai wayang kulit untuk siswa SD.
Menurutnya, kegiatan tersebut digelar untuk melestarikan seni budaya. Terlebih wayang telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh Unesco. Pelestarian seni budaya ini juga bertujuan menangkal paham radikalisme yang saat ini marak.
"Kami ingin memberikan kesadaran kepada masyarakat, terutama generasi muda tentang pentingnya nilai-nilai yang tersirat dalam pementasan wayang dan sebagai media deradikalisasi melalui ragam seni dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia," ujar mantan Ketua DPRD Kabupaten Karanganyar ini.
Dia menambahkan, rangkaian acara Peringatan Hari Wayang Nasional tersebut sesuai pesan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk memperkenalkan wayang ke generasi milenial. Hal tersebut juga merupakan pengamalan salah satu poin Trisakti Bung Karno yaitu Berkepribadian dalam Kebudayaan.
Sebelumnya DPD PDI Perjuangan Jateng menggelar pentas wayang orang dengan pemain anggota Fraksi DPRD Jateng dan pengurus DPD. Acara dengan lakon “Semar Mbangun Kahyangan” tersebut digelar di Radjawali Semarang Cultural Center pada 7 November 2019 lalu.
"Ini menunjukan bahwa kita sebagai kader partai yang mencintai budaya tidak hanya bisa menjadi penonton tapi juga dapat memerankan tokoh wayang sebagai wujud nyata komitmen melestarikan budaya lokal," pungkasnya.
Ratusan masyarakat dari berbagai kalangan dari remaja hingga orang tua tampak antusias menyaksikan pagelaran wayang kulit dengan lakon Bima Bangkit, hingga Minggu (17/11/2019) dini hari. Mereka juga dihibur aksi pelawak Bagyo Gareng (Semarang) dan Eka Suranti (Kebumen).
Ketua Panitia Peringatan Hari Wayang Nasional DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Jawa Tengah, Sumanto mengatakan, pagelaran wayang semalam suntuk ini menjadi penutup rangkaian Peringatan Hari Wayang Nasional yang diadakan DPD PDIP Jateng.
"Kami juga menyediakan fasilitas dapur umum gratis. Kemudian bagi penonton yang beruntung juga mendapatkan doorprize 10 sepeda motor," sebut Sumanto.
Di acara tersebut juga diserahkan penghargaan kepada 15 insan atas kiprah dan usahanya dalam melestarikan wayang. Mereka di antaranya Nyi Ngatirah, Ki Sumarno, Ki Suradi Hadi Kusumo, Ki Noto Carito, Reso Wiguno Dakir, Ki Manteb Soedharsono, dan Heru Sudarwo.
Kemudian kelompok Ngesti Pandhowo, Puji Langgeng, Sanggar Sarotomo, Sukoraras, Teater Lingkar, Sriwedari, Sobakarti dan Pepadi.
Sebelum pagelaran wayang kulit, pada pagi harinya digelar lomba mewarnai wayang kulit untuk siswa SD.
Menurutnya, kegiatan tersebut digelar untuk melestarikan seni budaya. Terlebih wayang telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh Unesco. Pelestarian seni budaya ini juga bertujuan menangkal paham radikalisme yang saat ini marak.
"Kami ingin memberikan kesadaran kepada masyarakat, terutama generasi muda tentang pentingnya nilai-nilai yang tersirat dalam pementasan wayang dan sebagai media deradikalisasi melalui ragam seni dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia," ujar mantan Ketua DPRD Kabupaten Karanganyar ini.
Dia menambahkan, rangkaian acara Peringatan Hari Wayang Nasional tersebut sesuai pesan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk memperkenalkan wayang ke generasi milenial. Hal tersebut juga merupakan pengamalan salah satu poin Trisakti Bung Karno yaitu Berkepribadian dalam Kebudayaan.
Sebelumnya DPD PDI Perjuangan Jateng menggelar pentas wayang orang dengan pemain anggota Fraksi DPRD Jateng dan pengurus DPD. Acara dengan lakon “Semar Mbangun Kahyangan” tersebut digelar di Radjawali Semarang Cultural Center pada 7 November 2019 lalu.
"Ini menunjukan bahwa kita sebagai kader partai yang mencintai budaya tidak hanya bisa menjadi penonton tapi juga dapat memerankan tokoh wayang sebagai wujud nyata komitmen melestarikan budaya lokal," pungkasnya.
(mhd)