Pemkab Tapsel Peringati Hari Santri Nasional
A
A
A
TAPANULI SELATAN - Pesantren Indonesia diharapkan menjadi laboratorium perdamain dunia. Sebab, pesantren merupakan tempat untuk menyemai ajaran Islam yang rahmatan lil'alamin.
"Santri Indonesia untuk perdamaian dunia, tema ini diangkat berdasarkan fakta bahwa sejatinya pesantren adalah laboratorium perdamaian," kata Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel) Syahrul M Pasaribu di hadapan ribuan santri yang memperingati hari Santri nasional di Lapangan Sarasi, Minggu (20/10/2019).
Syahrul mengatakan, sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB sejak 2 Januari 2019 hingga 31 Desember 2020, Indonesia memiliki bargaining position dalam menginisiasi dan mendorong proses perdamaian dunia. Tentu ini menjadi momentum bagi elemen bangsa terutama kalangan santri Indonesia.
"Indonesia harus turut berperan aktif dan terdepan dalam mengemban misi dan pesan perdamaian di dunia internasional," ujar laki-laki yang sudah dua periode menjabat sebagai bupati itu.
Lebih lanjut kata dia, ditetapkannya 22 Oktober merujuk dengan dicetusnya "Resolusi Jihad" yang berisi fatwa berkewajiban berjihad demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Resolusi jihad ini melahirkan peristiwa heroik yang selalu kita peringati sebagai Hari Pahlawan di setiap tanggal 10 November 1945. Sejak hari santri ditetapkan pada 2015, kita selalu menyelenggarakan peringatan setiap tahunnya dengan tema yang berbeda. Pada tahun 2016 mengusung tema 'Dari Pesantren Untuk Indonesia', tahun 2017 'Wajah Pesantren Wajah Indonesia", dan tahun 2018 "Bersama Santri Damailah Negeri".
Sedangkan tahun ini, peringatan Hari Santri mengusung tema 'Santri Indonesia Untuk Perdamaian Dunia'. Untuk itu Syahrul berharap agar masyarakat menjaga persatuan dan kerukunan Indonesia.
"Santri Indonesia untuk perdamaian dunia, tema ini diangkat berdasarkan fakta bahwa sejatinya pesantren adalah laboratorium perdamaian," kata Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel) Syahrul M Pasaribu di hadapan ribuan santri yang memperingati hari Santri nasional di Lapangan Sarasi, Minggu (20/10/2019).
Syahrul mengatakan, sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB sejak 2 Januari 2019 hingga 31 Desember 2020, Indonesia memiliki bargaining position dalam menginisiasi dan mendorong proses perdamaian dunia. Tentu ini menjadi momentum bagi elemen bangsa terutama kalangan santri Indonesia.
"Indonesia harus turut berperan aktif dan terdepan dalam mengemban misi dan pesan perdamaian di dunia internasional," ujar laki-laki yang sudah dua periode menjabat sebagai bupati itu.
Lebih lanjut kata dia, ditetapkannya 22 Oktober merujuk dengan dicetusnya "Resolusi Jihad" yang berisi fatwa berkewajiban berjihad demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Resolusi jihad ini melahirkan peristiwa heroik yang selalu kita peringati sebagai Hari Pahlawan di setiap tanggal 10 November 1945. Sejak hari santri ditetapkan pada 2015, kita selalu menyelenggarakan peringatan setiap tahunnya dengan tema yang berbeda. Pada tahun 2016 mengusung tema 'Dari Pesantren Untuk Indonesia', tahun 2017 'Wajah Pesantren Wajah Indonesia", dan tahun 2018 "Bersama Santri Damailah Negeri".
Sedangkan tahun ini, peringatan Hari Santri mengusung tema 'Santri Indonesia Untuk Perdamaian Dunia'. Untuk itu Syahrul berharap agar masyarakat menjaga persatuan dan kerukunan Indonesia.
(rhs)