Pengembangan Danau Toba Kian Paripurna
A
A
A
JAKARTA - Aula GWS di area Kampus UKI, Jakarta, sontak hiruk-pikuk, lantaran ratusan tokoh Batak hadir dalam rangka mendeklarasikan dukungan terhadap Pengembangan Pariwisata Danau Toba Mendunia di Era Pemerintahan Jokowi. Acara yang berlangsung siang hingga malam hari tersebut, tidak semata menandatangani deklarasi dukungan, tapi juga wahana menyerap aspirasi dari marga-marga Batak yang sejatinya adalah stakeholders di Kawasan Danau Toba.
Turut hadir dalam acara yang diprakarsai oleh Komite Danau Toba (KDT) ini sejumlah tokoh Batak diantaranya, Panda Nababan, Saidi Butarbutar, Sahat Silaban, Edison Manurung, Martua Situngkir, para bupati di sekitar Danau Toba, tokoh agama, tokoh adat, dan sebagainya. Pihak Badan Otorita Danau Toba (BODT) pun hadir memberikan penjelasan mengenai rencana pengembangan Danau Toba menjadi destinasi wisata dunia.
Usai acara, Edison Manurung menjelaskan, dirinya bersyukur penandatanganan deklarasi bisa berjalan baik. "Ini menandakan ada kerinduan dari marga-marga orang Batak agar ada percepatan pengembangan Danau Toba menjadi destinasi wisata dunia di era Presiden Jokowi," ujar Edison.
Menurut Edison yang juga mantan Ketua DPP KNPI ini, orang Batak mengharapkan kemajuan Danau Toba harus diimbangi dengan penguatan adat dan budaya. Sehingga nantinya budaya Batak semakin dikenal oleh masyakarat dunia.
"Pengembangan Danau Toba tidak boleh ada pemaksaan terhadap masyarakat di sana, melainkan melalui sentuhan budaya, spirit gotong royong, dan kearifan lokal. Bisa saja digunakan budaya Dalihan Na Tolu yang menjadi filosofi budaya orang Batak," urainya.
Ditambahkannya, usai acara ini KDT merencanakan menemui Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan hasil deklarasi, sekaligus aspirasi dari marga-marga orang Batak. Hal ini akan lebih memantapkan langkah Jokowi dalam membangun Danau Toba.
Sementara itu, Martua Situngkir Ketua Panitia Deklarasi mengatakan, keinginan Presiden Jokowi membangun Danau Toba haris direspon positif oleh kalangan marga-marga orang Batak. "Mari kita bangun sinergi untuk mendukung visi Presiden Jokowi bagi Danau Toba," ajak Martua.
Sementara itu, Sahat Silaban Anggota DPR RI dapil Sumut 2 menambahkan, perbaikan infrastruktur sebagai akses ke Danau Toba tidak bisa ditawar lagi karena itu menjadi pintu masuk mengalirnya wisatawan ke daerah tersebut.
Baik Sahat maupun Martua berharap, setelah acara ini, bisa ditindaklanjuti dengan turun langsung ke masyarakat untuk memberikan pemahaman. Hal tersebut diaminkan oleh Edison yang mengatakan, pihaknya akan turun ke kawasan Danau Toba pada 13 Oktober 2019. "Kami disana akan mengumpulkan para kepala desa, tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat untuk bisa diberikan sosialisasi mengenai Danau Toba mendunia," pungkasnya.
Turut hadir dalam acara yang diprakarsai oleh Komite Danau Toba (KDT) ini sejumlah tokoh Batak diantaranya, Panda Nababan, Saidi Butarbutar, Sahat Silaban, Edison Manurung, Martua Situngkir, para bupati di sekitar Danau Toba, tokoh agama, tokoh adat, dan sebagainya. Pihak Badan Otorita Danau Toba (BODT) pun hadir memberikan penjelasan mengenai rencana pengembangan Danau Toba menjadi destinasi wisata dunia.
Usai acara, Edison Manurung menjelaskan, dirinya bersyukur penandatanganan deklarasi bisa berjalan baik. "Ini menandakan ada kerinduan dari marga-marga orang Batak agar ada percepatan pengembangan Danau Toba menjadi destinasi wisata dunia di era Presiden Jokowi," ujar Edison.
Menurut Edison yang juga mantan Ketua DPP KNPI ini, orang Batak mengharapkan kemajuan Danau Toba harus diimbangi dengan penguatan adat dan budaya. Sehingga nantinya budaya Batak semakin dikenal oleh masyakarat dunia.
"Pengembangan Danau Toba tidak boleh ada pemaksaan terhadap masyarakat di sana, melainkan melalui sentuhan budaya, spirit gotong royong, dan kearifan lokal. Bisa saja digunakan budaya Dalihan Na Tolu yang menjadi filosofi budaya orang Batak," urainya.
Ditambahkannya, usai acara ini KDT merencanakan menemui Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan hasil deklarasi, sekaligus aspirasi dari marga-marga orang Batak. Hal ini akan lebih memantapkan langkah Jokowi dalam membangun Danau Toba.
Sementara itu, Martua Situngkir Ketua Panitia Deklarasi mengatakan, keinginan Presiden Jokowi membangun Danau Toba haris direspon positif oleh kalangan marga-marga orang Batak. "Mari kita bangun sinergi untuk mendukung visi Presiden Jokowi bagi Danau Toba," ajak Martua.
Sementara itu, Sahat Silaban Anggota DPR RI dapil Sumut 2 menambahkan, perbaikan infrastruktur sebagai akses ke Danau Toba tidak bisa ditawar lagi karena itu menjadi pintu masuk mengalirnya wisatawan ke daerah tersebut.
Baik Sahat maupun Martua berharap, setelah acara ini, bisa ditindaklanjuti dengan turun langsung ke masyarakat untuk memberikan pemahaman. Hal tersebut diaminkan oleh Edison yang mengatakan, pihaknya akan turun ke kawasan Danau Toba pada 13 Oktober 2019. "Kami disana akan mengumpulkan para kepala desa, tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat untuk bisa diberikan sosialisasi mengenai Danau Toba mendunia," pungkasnya.
(sms)