Cegah Traumatik Kabut Asap, Gundala dan Superman Hibur Anak-anak di Pangkalan Bun
A
A
A
PANGKALAN BUN - Untuk mencegah traumatik masyarakat terkait kabut asap, dua sosok superhero legendaris yakni Gundala dan Superman kunjungi sejumlah wilayah di Kalimantan Tengah (Kalteng). Mereka ingin menghibur anak-anak yang terdampak kabut asap.
Salah satunya yang dikunjungi adalah Panti Asuhan Muhammadiyah, Pangkalan Bun , Kabupaten Kotawaringin Barat. Mereka bukanlah superhero sungguhan, bukan Abimana Aryasatya yang berada di balik topeng Gundala.
Orang berkostum Superman itu juga bukan Henry Cavill. Meski begitu, kehadiran mereka sudah cukup menghibur para warga panti. Agus Widanarko alias Danar adalah pria asal Sukoharjo yang mengenakan kostum Gundala.Sebelumnya, ia dan rekan-rekannya baru saja selesai mengunjungi Kabupaten Sukamara. Mereka menjadi superhero peduli korban kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada salah satu SDN di Sukamara. Tujuan mereka adalah memberikan keceriaan dan menghapus trauma kepada anak-anak korban karhutla.
"Panti asuhan ternyata menyadarkan saya dari gelapnya dunia yang saya jalan saat itu, awalnya saya cuek saja dengan adanya panti malah tidak peduli sama sekali," cerita Danar, Senin siang (23/9/2019).
Selain menghibur anak-anak panti dengan bernyanyi, Danar juga menyempatkan memberikan wejangan kepada generasi penerus bangsa ini untuk tidak pernah mencoba atau berurusan dengan narkoba dan sejenisnya. Di zaman saat ini ilmu agama sangatlah penting dalam mengontrol diri.
Dibuka dengan lagu 'Tombo Ati' milik Opick, anak anak panti mulai bernyanyi dan tertawa melihat tingkah laku duo superhero tersebut. Danar juga sempat menceritakan perjalanan kelamnya pada 2004 di mana ia bekerja di bidang event organizer di Solo.
Ia juga bergabung bersama tim manajemen sejumlah artis yang sering manggung di diskotik di Solo, Jakarta, dan sekitarnya. Selain mengenal musik ia juga mengenal minuman keras, narkoba hingga perempuan. Singkat cerita Danar hidup di antara pemakai narkoba.
Pada pada 2007, diskotik dinyatakan ditutup, pada saat itu bertepatan dengan Ramadan. Ia pun memilih untuk pulang kampung ke Sukoharjo. Di kampung, ia bergabung bersama kelompok salawatan dan mengenal sejumlah ustaz, Danar juga mengidolakan Ustaz Jefry Al Buchori yang dulunya pecandu narkoba dan bertobat menjadi pemuka agama.
Danar juga prihatin terhadap musibah yang terjadi di Kobar, Karhutla ternyata sangat berdampak besar bagi warga Kotawaringin Barat terutama bagi kesehatan. "Saya prihatin melihat siaran di TV, akhirnya saya secara spontan mengunjungi Kabupaten Sukamara dan Kotawaringin Barat untuk memberikan hiburan kepada anak-anak," pungkasnya.
Salah satunya yang dikunjungi adalah Panti Asuhan Muhammadiyah, Pangkalan Bun , Kabupaten Kotawaringin Barat. Mereka bukanlah superhero sungguhan, bukan Abimana Aryasatya yang berada di balik topeng Gundala.
Orang berkostum Superman itu juga bukan Henry Cavill. Meski begitu, kehadiran mereka sudah cukup menghibur para warga panti. Agus Widanarko alias Danar adalah pria asal Sukoharjo yang mengenakan kostum Gundala.Sebelumnya, ia dan rekan-rekannya baru saja selesai mengunjungi Kabupaten Sukamara. Mereka menjadi superhero peduli korban kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada salah satu SDN di Sukamara. Tujuan mereka adalah memberikan keceriaan dan menghapus trauma kepada anak-anak korban karhutla.
"Panti asuhan ternyata menyadarkan saya dari gelapnya dunia yang saya jalan saat itu, awalnya saya cuek saja dengan adanya panti malah tidak peduli sama sekali," cerita Danar, Senin siang (23/9/2019).
Selain menghibur anak-anak panti dengan bernyanyi, Danar juga menyempatkan memberikan wejangan kepada generasi penerus bangsa ini untuk tidak pernah mencoba atau berurusan dengan narkoba dan sejenisnya. Di zaman saat ini ilmu agama sangatlah penting dalam mengontrol diri.
Dibuka dengan lagu 'Tombo Ati' milik Opick, anak anak panti mulai bernyanyi dan tertawa melihat tingkah laku duo superhero tersebut. Danar juga sempat menceritakan perjalanan kelamnya pada 2004 di mana ia bekerja di bidang event organizer di Solo.
Ia juga bergabung bersama tim manajemen sejumlah artis yang sering manggung di diskotik di Solo, Jakarta, dan sekitarnya. Selain mengenal musik ia juga mengenal minuman keras, narkoba hingga perempuan. Singkat cerita Danar hidup di antara pemakai narkoba.
Pada pada 2007, diskotik dinyatakan ditutup, pada saat itu bertepatan dengan Ramadan. Ia pun memilih untuk pulang kampung ke Sukoharjo. Di kampung, ia bergabung bersama kelompok salawatan dan mengenal sejumlah ustaz, Danar juga mengidolakan Ustaz Jefry Al Buchori yang dulunya pecandu narkoba dan bertobat menjadi pemuka agama.
Danar juga prihatin terhadap musibah yang terjadi di Kobar, Karhutla ternyata sangat berdampak besar bagi warga Kotawaringin Barat terutama bagi kesehatan. "Saya prihatin melihat siaran di TV, akhirnya saya secara spontan mengunjungi Kabupaten Sukamara dan Kotawaringin Barat untuk memberikan hiburan kepada anak-anak," pungkasnya.
(rhs)