Atase Kepabeanan Korea Apresiasi Bea Cukai Jawa Tengah
A
A
A
SEMARANG - Bea Cukai Wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kedatangan Customs Attache Kedutaan Korea, Baek Hyung Min pada Kamis (5/9/2019) pekan lalu.
Dalam kunjungannya, Baek Hyung Min menyampaikan perkembangan investasi perusahaan asal Korea di Jawa Tengah khususnya penerima fasilitas Kawasan Berikat. Ia juga menyatakan apresiasinya terhadap Bea Cukai, “Terima kasih atas asistensi yang sangat baik yang diberikan Bea Cukai kepada investor Korea. Perusahaan sangat terbantu”, ungkapnya.
Baek mengatakan bahwa IT Inventory yang sedang digalakkan Bea Cukai saat ini menjadi isu tersendiri. “IT Inventory cukup menjadi perhatian bagi perusahaan Korea skala menengah ke bawah, terutama bagi perusahaan kecil yang sebelumnya belum mendayagunakan IT baik untuk accounting maupun inventory”, ungkapnya.
Baek juga menambahkan perusahaan sebetulnya membutuhkan rekomendasi dari Bea Cukai tentang perusahaan IT Developer yang aman dan terpercaya. Namun Baek juga mengerti bahwa Bea Cukai menjaga diri dari konflik kepentingan meski tetap mengharapkan Bea Cukai memberikan rekomendasi beberapa perusahaan vendor.
Kepala Kantor Wilayah Jawa Tengah dan DIY, Parjiya menjelaskan terkait keharusan menggunakan IT Inventory. “IT Inventory memang harus diberdayakan oleh perusahaan. Kami akan berikan asistensi terus, namun demikian kami tidak dapat memberikan rekomendasi terkait IT Vendor. Perusahaan diberikan kebebasan untuk mengembangkan IT Inventory sesuai dengan yang diinginkan, berpartner dengan perusahaan yang dipercaya, namun harus memenuhi standar IT Inventory yang ditetapkan”, jelasnya.
Sementara itu Kepala Bidang Fasilitas Kepabeanan dan Cukai, Juli Tri Kisworini menambahkan terkait standar IT Inventory. “IT Inventory prinsipnya harus merupakan subsistem dari sistem akuntansi perusahaan. Input data terkait arus barang dan dokumen dilakukan secara single entry”, jelasnya.
Kunjungan Customs Atache ini diharapkan mampu mempererat kemitraan antara Bea Cukai dengan para investor khususnya penerima fasilitas Kawasan Berikat. Tidak hanya komunikasi terjalin semakin baik namun juga mampu mendorong dan menarik investor Korea untuk berinvestasi lebih di Indonesia khususnya wilayah Jawa Tengah dan DIY.
Dalam kunjungannya, Baek Hyung Min menyampaikan perkembangan investasi perusahaan asal Korea di Jawa Tengah khususnya penerima fasilitas Kawasan Berikat. Ia juga menyatakan apresiasinya terhadap Bea Cukai, “Terima kasih atas asistensi yang sangat baik yang diberikan Bea Cukai kepada investor Korea. Perusahaan sangat terbantu”, ungkapnya.
Baek mengatakan bahwa IT Inventory yang sedang digalakkan Bea Cukai saat ini menjadi isu tersendiri. “IT Inventory cukup menjadi perhatian bagi perusahaan Korea skala menengah ke bawah, terutama bagi perusahaan kecil yang sebelumnya belum mendayagunakan IT baik untuk accounting maupun inventory”, ungkapnya.
Baek juga menambahkan perusahaan sebetulnya membutuhkan rekomendasi dari Bea Cukai tentang perusahaan IT Developer yang aman dan terpercaya. Namun Baek juga mengerti bahwa Bea Cukai menjaga diri dari konflik kepentingan meski tetap mengharapkan Bea Cukai memberikan rekomendasi beberapa perusahaan vendor.
Kepala Kantor Wilayah Jawa Tengah dan DIY, Parjiya menjelaskan terkait keharusan menggunakan IT Inventory. “IT Inventory memang harus diberdayakan oleh perusahaan. Kami akan berikan asistensi terus, namun demikian kami tidak dapat memberikan rekomendasi terkait IT Vendor. Perusahaan diberikan kebebasan untuk mengembangkan IT Inventory sesuai dengan yang diinginkan, berpartner dengan perusahaan yang dipercaya, namun harus memenuhi standar IT Inventory yang ditetapkan”, jelasnya.
Sementara itu Kepala Bidang Fasilitas Kepabeanan dan Cukai, Juli Tri Kisworini menambahkan terkait standar IT Inventory. “IT Inventory prinsipnya harus merupakan subsistem dari sistem akuntansi perusahaan. Input data terkait arus barang dan dokumen dilakukan secara single entry”, jelasnya.
Kunjungan Customs Atache ini diharapkan mampu mempererat kemitraan antara Bea Cukai dengan para investor khususnya penerima fasilitas Kawasan Berikat. Tidak hanya komunikasi terjalin semakin baik namun juga mampu mendorong dan menarik investor Korea untuk berinvestasi lebih di Indonesia khususnya wilayah Jawa Tengah dan DIY.
(alf)