Pesan Bung Karno kepada Brigjen Soemitro
A
A
A
Mantan Pangdam Mulawarman Brigadir Jenderal (Brigjen) Soemitro punya banyak cerita menarik selama bertugas di Kalimantan Timur, sekitar tahun 1965. Salah satunya tentang pesan Bung Karno kepada dirinya.
"Generaal Mitro, saya titip raffinaderij (kilang minyak) yang ada di sana (Balikpapan). Jagalah baik-baik!"
Mendengar pesan tersebut, Soemitro menjawab,"Baik, Pak. Saya perhatikan."
Percakapan tersebut terjadi saat Soemitro pamitan setelah berkunjung ke Istana di Jakarta. Kala itu Soemitro bermaksud melapor kepada Bung Karno tentang langkahnya menangkapi pemimpin Partai Komunis Indonesia (PKI) di Kalimantan Timur, khususnya di Balikpapan. Namun, Soemitro tak jadi melaporkan hal itu karena dia yakin Bung Karno sudah tahu apa yang terjadi di Balikpapan. (Baca Juga: Sindiran PKI yang Membuat Brigjen Soemitro Marah Besar
Menurut Soemitro, pesan Bung Karno itu terus dia ingat. Karena itulah, dia selalu patroli di sekeliling kilang minyak itu. Dia patroli seorang diri, terutama di malam hari. Hal itu dia lakukan lantaran tak mau menyepelekan proyek strategis tersebut. Soemitro juga menyebut tindakan itu dia ambil untuk menghilangkan keberanian PKI berbuat jahat, semisal membakar kilang minyak.
Menggertak Tokoh PKI
Soemitro menceritakan, sejak dia datang untuk bertugas di Kalimantan Timur, suasana di daerah itu sudah mencekam. Menurutnya, di mana-mana PKI menciptakan suasana mencekam.
Dia pun melihat banyak coret-coret pada bangunan, kendaraan, dan lainnya di tengah kota. Coretan itu nampak disengaja. Saat rapat Front Nasional, dia meminta agar semua coret-coret itu segera dibersihkan karena membuat kotor kota.
Karena ada yang merasa takut membersihkan coretan tersebut dengan beragam alasan, Soemitro pun memberikan waktu dua hari agar seluruh coretan itu dibersihkan.
Soemitro lantas menceritakan ada seorang PKI yang menyebut akan terjadi demonstrasi jika coretan itu dibersihkan. "Saya tunggu. Silakan demonstrasi dan akan saya tembak kaki mereka yang demonstrasi," kata Soemitro.
"Tapi yang pertama-tama saya cari, kalau ada demonstrasi, saudara-saudara yang saya tangkap," tegas Soemitro sambil menunjuk hidung tokoh-tokoh PKI.
Setelah dua hari, coret-coret itu hilang. Mobil-mobil kembali dicat. Gedung-gedung dan rumah-rumah pun bersih lagi. Dan, demonstrasi yang disebut tokoh PKI bakal ada itu tak pernah terjadi.
Sumber:
Soemitro, Ramadhan K.H.; Soemitro (Mantan Pangkopkamtib): Dari Pangdam Mulawarman Sampai Pangkopkamtib. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994.
"Generaal Mitro, saya titip raffinaderij (kilang minyak) yang ada di sana (Balikpapan). Jagalah baik-baik!"
Mendengar pesan tersebut, Soemitro menjawab,"Baik, Pak. Saya perhatikan."
Percakapan tersebut terjadi saat Soemitro pamitan setelah berkunjung ke Istana di Jakarta. Kala itu Soemitro bermaksud melapor kepada Bung Karno tentang langkahnya menangkapi pemimpin Partai Komunis Indonesia (PKI) di Kalimantan Timur, khususnya di Balikpapan. Namun, Soemitro tak jadi melaporkan hal itu karena dia yakin Bung Karno sudah tahu apa yang terjadi di Balikpapan. (Baca Juga: Sindiran PKI yang Membuat Brigjen Soemitro Marah Besar
Menurut Soemitro, pesan Bung Karno itu terus dia ingat. Karena itulah, dia selalu patroli di sekeliling kilang minyak itu. Dia patroli seorang diri, terutama di malam hari. Hal itu dia lakukan lantaran tak mau menyepelekan proyek strategis tersebut. Soemitro juga menyebut tindakan itu dia ambil untuk menghilangkan keberanian PKI berbuat jahat, semisal membakar kilang minyak.
Menggertak Tokoh PKI
Soemitro menceritakan, sejak dia datang untuk bertugas di Kalimantan Timur, suasana di daerah itu sudah mencekam. Menurutnya, di mana-mana PKI menciptakan suasana mencekam.
Dia pun melihat banyak coret-coret pada bangunan, kendaraan, dan lainnya di tengah kota. Coretan itu nampak disengaja. Saat rapat Front Nasional, dia meminta agar semua coret-coret itu segera dibersihkan karena membuat kotor kota.
Karena ada yang merasa takut membersihkan coretan tersebut dengan beragam alasan, Soemitro pun memberikan waktu dua hari agar seluruh coretan itu dibersihkan.
Soemitro lantas menceritakan ada seorang PKI yang menyebut akan terjadi demonstrasi jika coretan itu dibersihkan. "Saya tunggu. Silakan demonstrasi dan akan saya tembak kaki mereka yang demonstrasi," kata Soemitro.
"Tapi yang pertama-tama saya cari, kalau ada demonstrasi, saudara-saudara yang saya tangkap," tegas Soemitro sambil menunjuk hidung tokoh-tokoh PKI.
Setelah dua hari, coret-coret itu hilang. Mobil-mobil kembali dicat. Gedung-gedung dan rumah-rumah pun bersih lagi. Dan, demonstrasi yang disebut tokoh PKI bakal ada itu tak pernah terjadi.
Sumber:
Soemitro, Ramadhan K.H.; Soemitro (Mantan Pangkopkamtib): Dari Pangdam Mulawarman Sampai Pangkopkamtib. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994.
(zik)