Prosesi Bakar Batu di Jayapura Tandai Perdamaian Papua
A
A
A
JAYAPURA - Untuk meredam konflik horizontal pasca demo ricuh warga Papua di Jayapura pada Kamis (29/8/2019) lalu, berbagai pihak berupa keras meminta warga untuk tidak terprovokasi. Salah satu cara yang dilakukan berupa pendekatan budaya semisal prosesi Bakar Batu untuk simbol perdamaian kembali yang digelar di Sentani, Kamis (5/9/2019).
Acara adat yang dihadiri ratusan warga Papua khususnya wilayah pegunungan ini dilakukan di Lapangan Hawai, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura. Hadir dalam acara tersebut Irjen Paulus Waterpauw, dan Irjen Martuani Sormin. Keduanya adalah mantan Kapolda Papua yang kini telah menjabat di Mabes Polri. Hadir juga tokoh adat dari Masyarakat Pegunungan Papua.
Irjen Pol Paulus Waterpauw dalam kesempatan itu mengaku apresiasi atas kesediaan warga Papua khususnya wilayah pegunungan di Jayapura yang hadir dalam acara Perdamaian Bakar Batu itu.
"Kita diutus Kapolri untuk ini. Kita mencoba menerjemahkan dengan sisi yang berbeda. Kita apresiasi kehadiran masyarakat dalam acara ini. Puji Tuhan, sebetulnya belum bisa saat ini, tapi mereka berkenan hadir, ini luar biasa," ujar Paulus.
Dirinya berharap, dengan proses adat bakar batu bisa membuat masyarakat tenang atas permasalahan yang terjadi. "Ya dengan duduk bersama begini, semoga semuanya kembali normal seperti dulu. Masyarakat hidup saling berdampingan. Dan tidak ada yang terprovokasi lagi. Masyarakat sadar akan pentingnya kondisi yang kondusif," tuturnya.
Sementara, Tokoh Masyarakat Wilayah Adat Mee Pago, Distrik Demta, Marthiunus Kogoya dalam kesempatan itu mengungkapkan perdamaian bagi semua warga masyarakat di Jayapura. "Dengan Bakar Batu semoga semuanya kembali kondusif, kembali aman. Apapun profesinya bisa aman dalam bermasyarakat, bekerja dengan aman, mau yang di kantor, mahasiswa, guru atau pelayan Tuhan, semua aman," ucapnya.
Dirinyapun meminta semua pihak tidak termakan isu provokasi yang malah akan memperkeruh suasana di Jayapura. "Jangan terprovokasi dengan isu-isu yang tidak benar. Masyarakat harus sadar kita butuh hidup berdampingan yang aman itu," pungkasnya.
Kegiatan bakar batu atau dalam bahasa Papua disebut 'Barapen', turut dihadiri Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab, Bupati Kabupaten Jayapura dan unsur Muspida Papua.
Acara adat yang dihadiri ratusan warga Papua khususnya wilayah pegunungan ini dilakukan di Lapangan Hawai, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura. Hadir dalam acara tersebut Irjen Paulus Waterpauw, dan Irjen Martuani Sormin. Keduanya adalah mantan Kapolda Papua yang kini telah menjabat di Mabes Polri. Hadir juga tokoh adat dari Masyarakat Pegunungan Papua.
Irjen Pol Paulus Waterpauw dalam kesempatan itu mengaku apresiasi atas kesediaan warga Papua khususnya wilayah pegunungan di Jayapura yang hadir dalam acara Perdamaian Bakar Batu itu.
"Kita diutus Kapolri untuk ini. Kita mencoba menerjemahkan dengan sisi yang berbeda. Kita apresiasi kehadiran masyarakat dalam acara ini. Puji Tuhan, sebetulnya belum bisa saat ini, tapi mereka berkenan hadir, ini luar biasa," ujar Paulus.
Dirinya berharap, dengan proses adat bakar batu bisa membuat masyarakat tenang atas permasalahan yang terjadi. "Ya dengan duduk bersama begini, semoga semuanya kembali normal seperti dulu. Masyarakat hidup saling berdampingan. Dan tidak ada yang terprovokasi lagi. Masyarakat sadar akan pentingnya kondisi yang kondusif," tuturnya.
Sementara, Tokoh Masyarakat Wilayah Adat Mee Pago, Distrik Demta, Marthiunus Kogoya dalam kesempatan itu mengungkapkan perdamaian bagi semua warga masyarakat di Jayapura. "Dengan Bakar Batu semoga semuanya kembali kondusif, kembali aman. Apapun profesinya bisa aman dalam bermasyarakat, bekerja dengan aman, mau yang di kantor, mahasiswa, guru atau pelayan Tuhan, semua aman," ucapnya.
Dirinyapun meminta semua pihak tidak termakan isu provokasi yang malah akan memperkeruh suasana di Jayapura. "Jangan terprovokasi dengan isu-isu yang tidak benar. Masyarakat harus sadar kita butuh hidup berdampingan yang aman itu," pungkasnya.
Kegiatan bakar batu atau dalam bahasa Papua disebut 'Barapen', turut dihadiri Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab, Bupati Kabupaten Jayapura dan unsur Muspida Papua.
(kri)