Seruan Damai Papua Berkumandang di Kota Sorong Papua Barat
A
A
A
SORONG - Seruan damai terus dikumandangkan menyikapi situasi dan kondisi di tanah Papua dalam kurun waktu dua pekan belakangan ini. Aksi demo damai memprotes tindakan rasis dan intimidasi terhadap 60 mahasiswa Papua di Surabaya pada 16 Agustus 2019 lalu yang berlangsung pada 19 Agustus 2019 hingga beberapa hari menyebabkan kerusuhan pecah di beberapa wilayah di Provinsi paling timur Indonesia.
Kota Sorong pun tak luput dari kerusuhan yang menyebabkan sejumlah fasilitas umum dan fasilitas pemerinta dirusak dan dibakar massa. Roda perekonomian sempat lumpuh beberapa hari di kota Sorong, aktifitas warga masyarakat, aktifitas pendidikan juga terhenti.
Tak hanya di kota Sorong, kerusuhan juga pecah di Manokwari, Fak-Fak, yang juga menyebabkan sejumlah fasilitas umum dan fasilitas pemerintah dirusak dan dibakar massa. Roda perekonomian sempat lumpuh beberapa hari di Kota Sorong, aktifitas warga masyarakat, aktifitas pendidikan juga terhenti.
Situasi terakhir kerusuhan pecah di Kota Jayapura, Papua, Kamis (29/8/2019), aksi massa yang awalnya damai diduga disusupi provokator yang menyebabkan sejumlah massa anarkistis dan melakukan pengerusakan dan pembakaran terhadap sejumlah fasilitas umum, pelayanan publik, pertokoan, aktifitas warga dan roda perekonomian lumpuh total.
Menyikapi situasi dan kondisi Kamtibmas di beberapa wilayah di Papua dan Papua Barat yang telah mengoyak rasa persatuan dan kesatuan Bangsa, serta merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, yang berujung pada disintegrasi bangsa, maka para tokoh agama, masyarakat, adat dan warga masyarakat serta Pemerintah Kota Sorong, aparat TNI-Polri menggelar deklarasi bersama damai di Tanah Papua, dan menyatakan sikap menolak secara tegas segala bentuk perpecahan dengan mengatasnamakan SARA (Suku Agama, Ras Dan Antar Golongan) yang di gelar di main hall Kantor Wali Kota Sorong.
"Kami tokoh lintas Agama se-kota Sorong menyatakan sikap menolak secara tegas segala bentuk perpecahan dengan mengatasnamakan SARA, Suku Agama, Ras Dan Antar Golongan" demikian isi tulisan spanduk deklarasi damai.
Wali Kota Sorong Lambert Jitmau mengatakan, deklarasi hari ini sebagai gerakan dan seruan damai bagi seluruh warga yang mendiami Kota Sorong dimana menurut Lamber, hal ini dilakukan agar semua pihak tetap menjaga kedamaian, persatuan dan kesatuan bangsa.
"Kami yang tandatangani, semua yang ada di kota ini, semua merasakan cinta damai, biar kota ini aman, damai, masyarakat hidup tenang dan dapat melaksanakan aktifitas, apapun namanya sesuai dengan profesi masing-masing dengan keadaan nyaman dan damai," ungkap Lambert Jitmau kepada wartawan, Jumat (30/8/2019).
Lambert juga menyerukan perdamaian ini dapat menular di seluruh tanah Papua dan jangan sampai semua keadaan yang sudah terjalin baik, hancur hanya gara-gara provokasi yang dapat mengoyakan rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
Usai membacakan deklarasi, seluruh peserta menandatangani deklarasi damai yang di tandatangani pada spanduk yang disiapkan oleh panitia
Kota Sorong pun tak luput dari kerusuhan yang menyebabkan sejumlah fasilitas umum dan fasilitas pemerinta dirusak dan dibakar massa. Roda perekonomian sempat lumpuh beberapa hari di kota Sorong, aktifitas warga masyarakat, aktifitas pendidikan juga terhenti.
Tak hanya di kota Sorong, kerusuhan juga pecah di Manokwari, Fak-Fak, yang juga menyebabkan sejumlah fasilitas umum dan fasilitas pemerintah dirusak dan dibakar massa. Roda perekonomian sempat lumpuh beberapa hari di Kota Sorong, aktifitas warga masyarakat, aktifitas pendidikan juga terhenti.
Situasi terakhir kerusuhan pecah di Kota Jayapura, Papua, Kamis (29/8/2019), aksi massa yang awalnya damai diduga disusupi provokator yang menyebabkan sejumlah massa anarkistis dan melakukan pengerusakan dan pembakaran terhadap sejumlah fasilitas umum, pelayanan publik, pertokoan, aktifitas warga dan roda perekonomian lumpuh total.
Menyikapi situasi dan kondisi Kamtibmas di beberapa wilayah di Papua dan Papua Barat yang telah mengoyak rasa persatuan dan kesatuan Bangsa, serta merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, yang berujung pada disintegrasi bangsa, maka para tokoh agama, masyarakat, adat dan warga masyarakat serta Pemerintah Kota Sorong, aparat TNI-Polri menggelar deklarasi bersama damai di Tanah Papua, dan menyatakan sikap menolak secara tegas segala bentuk perpecahan dengan mengatasnamakan SARA (Suku Agama, Ras Dan Antar Golongan) yang di gelar di main hall Kantor Wali Kota Sorong.
"Kami tokoh lintas Agama se-kota Sorong menyatakan sikap menolak secara tegas segala bentuk perpecahan dengan mengatasnamakan SARA, Suku Agama, Ras Dan Antar Golongan" demikian isi tulisan spanduk deklarasi damai.
Wali Kota Sorong Lambert Jitmau mengatakan, deklarasi hari ini sebagai gerakan dan seruan damai bagi seluruh warga yang mendiami Kota Sorong dimana menurut Lamber, hal ini dilakukan agar semua pihak tetap menjaga kedamaian, persatuan dan kesatuan bangsa.
"Kami yang tandatangani, semua yang ada di kota ini, semua merasakan cinta damai, biar kota ini aman, damai, masyarakat hidup tenang dan dapat melaksanakan aktifitas, apapun namanya sesuai dengan profesi masing-masing dengan keadaan nyaman dan damai," ungkap Lambert Jitmau kepada wartawan, Jumat (30/8/2019).
Lambert juga menyerukan perdamaian ini dapat menular di seluruh tanah Papua dan jangan sampai semua keadaan yang sudah terjalin baik, hancur hanya gara-gara provokasi yang dapat mengoyakan rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
Usai membacakan deklarasi, seluruh peserta menandatangani deklarasi damai yang di tandatangani pada spanduk yang disiapkan oleh panitia
(sms)