Ini Kata Psikolog Soal Pembunuhan Satu Keluarga di Serang
![Ini Kata Psikolog Soal...](https://a-cdn.sindonews.net/dyn/732/content/2019/08/14/174/1429646/ini-kata-psikolog-soal-pembunuhan-satu-keluarga-di-serang-nsY-thumb.jpg)
Ini Kata Psikolog Soal Pembunuhan Satu Keluarga di Serang
A
A
A
DEPOK - Pembunuhan sadis terhadap satu keluarga di Kampung Gegeneng, Desa Sukadalem, Kecamatan Waringinkurung, Kabupaten Serang, Banten, membuat masyarakat setempat geram dengan aksi para pelaku. Psikolog Universitas Pancasila (UP) Aully Grashinta mengatakan, biasanya pembunuhan tidak jauh dari pelampiasan sakit hati.
"Penyebabnya bisa karena harga diri, dendam, cemburu, dan sebagainya. Atau karena motif lain seperti faktor adanya harta berharga yang diperebutkan, perampokan, waris, dan sebagainya," kata Shinta, Selasa (13/8/2019).
Menurut Shinta, biasanya pembunuhan terhadap satu keluarga ini karena untuk menghilangkan saksi. Keluarga menjadi pelampiasan pelaku agar tidak ada saksi tersisa. "Dalam pembunuhan satu keluarga, biasanya tujuan adalah agar tidak meninggalkan saksi," ujarnya.
Hal itu dilakukan pelaku karena anggota keluarga korban dianggap sebagai ancaman oleh pelaku. Sehingga dengan menghabisi nyawa satu keluarga maka pelaku beranggapan rekam jejaknya tidak diketahui. "Ya saksi kan merupakan ancaman bagi pelaku. Apalagi jika pelaku berada pada kondisi panik. Mungkin awalnya tidak berencana membunuh semua, tapi karena takut jejaknya diketahui akhirnya dibunuh semua," katanya.
Untuk bisa membunuh lebih dari satu orang, biasanya memang dilatarbelakangi oleh dorongan atau masalah yang besar. Kalau memang dilatarbelakangi dendam, Shinta menduga bahwa dendam tersebut telah dipendam sejak lama.
"Kalau persoalannya adalah harta yang jumlahnya cukup signifikan juga bisa mendorong seseorang melakukan pembunuhan," ungkapnya.( Baca: Satu Keluarga Dibantai, Ayah dan Anak Tewas, Ibu Kritis )
Dia meyakini pelakunya memang sudah memiliki dorongan besar melakukan hal tersebut. Kemudian dilakukan perencanaan hingga akhirnya tega menghabisi nyawa satu keluarga. "Memang ada dorongan yang besar sehingga sudah direncanakan untuk membunuh semua yang ada. Tentu dorongannya harus cukup besar untuk itu," pungkasnya.
"Penyebabnya bisa karena harga diri, dendam, cemburu, dan sebagainya. Atau karena motif lain seperti faktor adanya harta berharga yang diperebutkan, perampokan, waris, dan sebagainya," kata Shinta, Selasa (13/8/2019).
Menurut Shinta, biasanya pembunuhan terhadap satu keluarga ini karena untuk menghilangkan saksi. Keluarga menjadi pelampiasan pelaku agar tidak ada saksi tersisa. "Dalam pembunuhan satu keluarga, biasanya tujuan adalah agar tidak meninggalkan saksi," ujarnya.
Hal itu dilakukan pelaku karena anggota keluarga korban dianggap sebagai ancaman oleh pelaku. Sehingga dengan menghabisi nyawa satu keluarga maka pelaku beranggapan rekam jejaknya tidak diketahui. "Ya saksi kan merupakan ancaman bagi pelaku. Apalagi jika pelaku berada pada kondisi panik. Mungkin awalnya tidak berencana membunuh semua, tapi karena takut jejaknya diketahui akhirnya dibunuh semua," katanya.
Untuk bisa membunuh lebih dari satu orang, biasanya memang dilatarbelakangi oleh dorongan atau masalah yang besar. Kalau memang dilatarbelakangi dendam, Shinta menduga bahwa dendam tersebut telah dipendam sejak lama.
"Kalau persoalannya adalah harta yang jumlahnya cukup signifikan juga bisa mendorong seseorang melakukan pembunuhan," ungkapnya.( Baca: Satu Keluarga Dibantai, Ayah dan Anak Tewas, Ibu Kritis )
Dia meyakini pelakunya memang sudah memiliki dorongan besar melakukan hal tersebut. Kemudian dilakukan perencanaan hingga akhirnya tega menghabisi nyawa satu keluarga. "Memang ada dorongan yang besar sehingga sudah direncanakan untuk membunuh semua yang ada. Tentu dorongannya harus cukup besar untuk itu," pungkasnya.
(whb)