Ribuan Umat Islam di Kota Manado Padati Lokasi Salat Idul Adha
A
A
A
MANADO - Ribuan umat Islam di Kota Manado memadati lokasi salat Idul Adha di beberapa lokasi yang telah ditentukan Panitia Hari-Hari Besar Islam (PHBI) Kota Manado. Salah satu lokasi salat di Lapangan Kiban 712 Wiratama Kelurahan Paniki Bawah, Kecamatan Mapanget, Kota Manado juga dijubeli ribuan jamaah yang melaksanakan salat.
Dalam khutbahnya, Ustaz Zainal Usmari Dani mengingatkan agar jamaah merenungkan betapa banyak kedurhakaan diri ini sebagai manusia kepada Allah. “Betapa hari demi hari yang kita jalani tidak pernah luput dari kelalaian untuk mengingat Allah,” ujarnya, Minggu (11/8/2019).
Mengambil tema Belajar dari Nabi Ibrahim, Membangun Cita-cita Dunia dan Akhirat, Zainal menjelaskan dengan semua kelalaian itu, Allah Azza wa Jalla tidak pernah lalai dan bosan untuk terus-menerus mencurahkan karunia-Nya kepada manusia.
“Semua kedurhakaan kita tidak menghalangi Allah yang Maha Perkasa untuk tetap menyelimuti kita dengan kasih sayang-Nya,” katanya.
Ditegaskan, betapa besar karunia Allah kepada kita semua. Betapa tidak terhingga nikmat-Nya untuk kita semua. Ada yang kita sadari, namun lebih banyak yang luput dari kesadaran kita.
Wakil Kepala Sekolah SMK Al-Khairaat Manado itu juga mengingatkan bahwa Idul Adha akan selalu mengingatkan pada sosok Nabi Ibrahim Alaihissalam dan keluarganya. Hari ini, di saat jutaan saudara-saudara kaum muslimin bergegas menyelesaikan prosesi ibadah haji yang agung, di Tanah Air ini kita duduk sejenak untuk merenungkan pelajaran-pelajaran yang dititipkan Allah kepada kita melalui kisah monumental Nabi Ibrahim dan keluarganya.
Sosok Ibrahim Alaihissalam adalah teladan pengorbanan yang tulus. Nabi Ibrahim mengajarkan bahwa seorang mukmin harus sepenuhnya hidup untuk sebuah obsesi dan cita-cita yang tinggi. “Bahwa obsesi dan cita-cita seorang mukmin tidak akan pernah terhenti hingga ia menjejakkan kakinya di dalam Surga Allah. Obsesi dan cita-cita itulah yang membuatnya rela melakukan pengorbanan demi pengorbanan di kehidupan dunia yang terlalu singkat ini,” tegasnya.
Nabi Ibrahim Alaihissalam kata Zainal, mengajarkan bahwa obsesi dan cita-cita hidup sepenuhnya harus selalu diukur dengan keridhaan dan kecintaan Allah Azza wa Jalla. Apa yang diridhai dan dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya, maka itulah obsesi dan cita-cita kita.
“Jika tidak, maka obsesi dan cita-cita itu harus segera kita hapus dan buang jauh-jauh dari kehidupan kita. Karena obsesi dan cita-cita yang tidak diridhai oleh Allah Ta'ala hanya akan membawa kehidupan kita dalam serial malapetaka dan kehancuran yang tidak akan habisnya,” tuturnya.
Pelaksanaan salat Idul Adha di Kota Manado sendiri serentak dimulai pukul 07.00 Wita. Sejak pagi jemaah telah berbondong-bondong menuju lokasi salat. Di akhir khutbahnya Zainal berpesan agar merayakan hari raya Kurban 1440 H ini dengan bertafakkur dan bermuhasabah (merenung dan menilai kembali) atas apa yang telah dilakukan di masa lalu.
Mulai kembali lembaran hidup dengan sesuatu yang bermanfaat atau sebuah obsesi bagi masa depan. Luruskan kembali niat dan tujuan hidup di tengah kerasnya perjuangan yang tengah dijalani. Dalam konteks perjuangan Nabi Ibrahim, didapati banyak generasi muda saat ini telah kehilangan obsesi dan cita-cita hidup yang sesungguhnya. Banyak orang berjalan dalam obsesi-obsesi semunya.
Karena obsesi semacam ini pula, banyak orang tua yang lupa bahwa anak-anak mempunyai kebutuhan yang jauh lebih besar daripada uang dan materi. Mereka membutuhkan belaian cinta dan bimbingan penuh kasih sayang dari orang tua mereka tapi harapan untuk menjadi lebih baik selalu ada, sebagaimana pintu taubat Allah selalu terbuka bagi siapapun di antara semua yang ingin berubah menjadi hamba yang lebih baik.
“Sekali lagi, marilah belajar dari Nabi Ibrahim Alaihissalam. Beliau adalah teladan bagi setiap orang tua yang menyayangi anaknya. Beliau mengajarkan kepada kita cara yang benar dalam menyayangi anak. Bukan dengan memuaskan segala permintaannya, tapi dengan mendekatkan mereka kepada Allah dengan penuh hikmah dan kelembutan,” pungkasnya.
Dalam khutbahnya, Ustaz Zainal Usmari Dani mengingatkan agar jamaah merenungkan betapa banyak kedurhakaan diri ini sebagai manusia kepada Allah. “Betapa hari demi hari yang kita jalani tidak pernah luput dari kelalaian untuk mengingat Allah,” ujarnya, Minggu (11/8/2019).
Mengambil tema Belajar dari Nabi Ibrahim, Membangun Cita-cita Dunia dan Akhirat, Zainal menjelaskan dengan semua kelalaian itu, Allah Azza wa Jalla tidak pernah lalai dan bosan untuk terus-menerus mencurahkan karunia-Nya kepada manusia.
“Semua kedurhakaan kita tidak menghalangi Allah yang Maha Perkasa untuk tetap menyelimuti kita dengan kasih sayang-Nya,” katanya.
Ditegaskan, betapa besar karunia Allah kepada kita semua. Betapa tidak terhingga nikmat-Nya untuk kita semua. Ada yang kita sadari, namun lebih banyak yang luput dari kesadaran kita.
Wakil Kepala Sekolah SMK Al-Khairaat Manado itu juga mengingatkan bahwa Idul Adha akan selalu mengingatkan pada sosok Nabi Ibrahim Alaihissalam dan keluarganya. Hari ini, di saat jutaan saudara-saudara kaum muslimin bergegas menyelesaikan prosesi ibadah haji yang agung, di Tanah Air ini kita duduk sejenak untuk merenungkan pelajaran-pelajaran yang dititipkan Allah kepada kita melalui kisah monumental Nabi Ibrahim dan keluarganya.
Sosok Ibrahim Alaihissalam adalah teladan pengorbanan yang tulus. Nabi Ibrahim mengajarkan bahwa seorang mukmin harus sepenuhnya hidup untuk sebuah obsesi dan cita-cita yang tinggi. “Bahwa obsesi dan cita-cita seorang mukmin tidak akan pernah terhenti hingga ia menjejakkan kakinya di dalam Surga Allah. Obsesi dan cita-cita itulah yang membuatnya rela melakukan pengorbanan demi pengorbanan di kehidupan dunia yang terlalu singkat ini,” tegasnya.
Nabi Ibrahim Alaihissalam kata Zainal, mengajarkan bahwa obsesi dan cita-cita hidup sepenuhnya harus selalu diukur dengan keridhaan dan kecintaan Allah Azza wa Jalla. Apa yang diridhai dan dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya, maka itulah obsesi dan cita-cita kita.
“Jika tidak, maka obsesi dan cita-cita itu harus segera kita hapus dan buang jauh-jauh dari kehidupan kita. Karena obsesi dan cita-cita yang tidak diridhai oleh Allah Ta'ala hanya akan membawa kehidupan kita dalam serial malapetaka dan kehancuran yang tidak akan habisnya,” tuturnya.
Pelaksanaan salat Idul Adha di Kota Manado sendiri serentak dimulai pukul 07.00 Wita. Sejak pagi jemaah telah berbondong-bondong menuju lokasi salat. Di akhir khutbahnya Zainal berpesan agar merayakan hari raya Kurban 1440 H ini dengan bertafakkur dan bermuhasabah (merenung dan menilai kembali) atas apa yang telah dilakukan di masa lalu.
Mulai kembali lembaran hidup dengan sesuatu yang bermanfaat atau sebuah obsesi bagi masa depan. Luruskan kembali niat dan tujuan hidup di tengah kerasnya perjuangan yang tengah dijalani. Dalam konteks perjuangan Nabi Ibrahim, didapati banyak generasi muda saat ini telah kehilangan obsesi dan cita-cita hidup yang sesungguhnya. Banyak orang berjalan dalam obsesi-obsesi semunya.
Karena obsesi semacam ini pula, banyak orang tua yang lupa bahwa anak-anak mempunyai kebutuhan yang jauh lebih besar daripada uang dan materi. Mereka membutuhkan belaian cinta dan bimbingan penuh kasih sayang dari orang tua mereka tapi harapan untuk menjadi lebih baik selalu ada, sebagaimana pintu taubat Allah selalu terbuka bagi siapapun di antara semua yang ingin berubah menjadi hamba yang lebih baik.
“Sekali lagi, marilah belajar dari Nabi Ibrahim Alaihissalam. Beliau adalah teladan bagi setiap orang tua yang menyayangi anaknya. Beliau mengajarkan kepada kita cara yang benar dalam menyayangi anak. Bukan dengan memuaskan segala permintaannya, tapi dengan mendekatkan mereka kepada Allah dengan penuh hikmah dan kelembutan,” pungkasnya.
(kri)