KH. Mbah Maimoen Berpulang, Wali Kota Gorontalo Himbau Warganya Sholat Ghaib
A
A
A
GORONTALO - Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, bangsa Tanah Air berduka atas meninggalnya Tokoh Kharismatik KH. Maimoen Zubair, di Tanah Sucih saat menunaikan ibadah haji Selasa (6/8/2019).
Marten Taha, Wali Kota Gorontalo sendiri saat dihubungi terpisah melalui selular, kaget seakan tidak percaya atas meninggalnya Tokoh yang akrab disapa Mbah Moen itu. Almarhum Mbah Moen, bagi Marten Taha adalah tokoh panutannya, karena almarhum Mbah Moen memiliki pribadi yang sempurna, santun dan bijaksana.
"Saya mengimbau kepada seluruh masyarakat muslim di Kota Gorontalo, untuk menunaikan Shalat Ghaib atas meninggalnya Almarhum KH Maimoen Zubair," ucap Marten.
Ia jelaskan, dirinya sangat mengenal sosok almarhum Mbah Moen, yang dilahirkan di Karang Mangu, Sarang, Kamis Legi Bulan Sya'ban tahun 1347 H atau 1348H atau 28 Oktober 1928.
"Dari buku Islamic saya baca, almarhum adalah putra pertama dari Kiai Zubair Dahlan," ungkap Marten.
Kata Marten, isi ceramah yang disampaikan almarhum, sangat menyentuh dan tidak mudah dilupakan. Sedikit menceritakan, Marten sendiri pernah mendengarkan cemarah almarhum Mbah Moen, tentang negeri ini memiliki kesamaan dengan negeri yang dibangun Nabi Muhammad SAW. Yakni negeri yang mementingkan persatuan di tengan perbedaan.
"Waktu itu almarhum Mbah Moen mengisi cermah agama tahun 2017 pada kegiatan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama di Mataram. Ada kalimat yang saya ingat selalu dari ceramah yang disampaikan almarhum, yakni Indonesia ini memang bukan negara Islam. Tetapi Indonesia ini dijiwai oleh sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa," ungkap Marten.
Marten berharap, seluruh masyarakat Kota Gorontalo dapat mengikuti shalat ghaib, atas meninggalnya Almarhum Mbah Moen, yang direncanakan akan digelar di Masjid Baitul Rahim Kota Gorontalo, Rabu (7/8/2019) besok.
Marten Taha, Wali Kota Gorontalo sendiri saat dihubungi terpisah melalui selular, kaget seakan tidak percaya atas meninggalnya Tokoh yang akrab disapa Mbah Moen itu. Almarhum Mbah Moen, bagi Marten Taha adalah tokoh panutannya, karena almarhum Mbah Moen memiliki pribadi yang sempurna, santun dan bijaksana.
"Saya mengimbau kepada seluruh masyarakat muslim di Kota Gorontalo, untuk menunaikan Shalat Ghaib atas meninggalnya Almarhum KH Maimoen Zubair," ucap Marten.
Ia jelaskan, dirinya sangat mengenal sosok almarhum Mbah Moen, yang dilahirkan di Karang Mangu, Sarang, Kamis Legi Bulan Sya'ban tahun 1347 H atau 1348H atau 28 Oktober 1928.
"Dari buku Islamic saya baca, almarhum adalah putra pertama dari Kiai Zubair Dahlan," ungkap Marten.
Kata Marten, isi ceramah yang disampaikan almarhum, sangat menyentuh dan tidak mudah dilupakan. Sedikit menceritakan, Marten sendiri pernah mendengarkan cemarah almarhum Mbah Moen, tentang negeri ini memiliki kesamaan dengan negeri yang dibangun Nabi Muhammad SAW. Yakni negeri yang mementingkan persatuan di tengan perbedaan.
"Waktu itu almarhum Mbah Moen mengisi cermah agama tahun 2017 pada kegiatan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama di Mataram. Ada kalimat yang saya ingat selalu dari ceramah yang disampaikan almarhum, yakni Indonesia ini memang bukan negara Islam. Tetapi Indonesia ini dijiwai oleh sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa," ungkap Marten.
Marten berharap, seluruh masyarakat Kota Gorontalo dapat mengikuti shalat ghaib, atas meninggalnya Almarhum Mbah Moen, yang direncanakan akan digelar di Masjid Baitul Rahim Kota Gorontalo, Rabu (7/8/2019) besok.
(atk)