30% Pelajar SMP di Kota Gorontalo Pemakai Zat Adiktif
A
A
A
GORONTALO - Sebanyak 30% pelajar sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Gorontalo, positif pemakai zat adiktif dan narkoba jenis sabu.
"Hasil persentase ini merupakan pengakuan dari pelajar di setiap sekolah, ketika kami lakukan konseling. Dari setiap kelas di masing-masing sekolah, ada lima orang yang mengaku pengguna zat adiktif dan narkoba," ungkap Kepala Seksi Pencegahan dan Dayamas BNN Kota Gorontalo Andi Isna Arifandi, Minggu sore (4/8/2019).
Andi mengungkapkan, petugas BNN Kota Gorontalo menggunakan hipnosis agar pelajar memberikan keterangan yang benar.
Hal itu dilakukan setelah para pelajar mengikuti penyuluhan tentang program Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) dan konseling.
"Kami menggunakan cara hipnotis terhadap mereka. Jika kami lakukan saat mereka dalam kondisi sadar, pasti mereka tidak akan memberikan keterangan yang benar," terang Andi.
Berdasarkan hasil konseling ini, dia berharap dapat menjadi pembelajaran bagi sekolah dan orang tua siswa. Sebab dari pengakuan para siswa ini, rata-rata aktivitas itu mereka lakukan saat jam belajar mengajar berlangsung dan di luar jam belajar. (Baca juga: Ditegur Merokok di Kelas, Siswa SMP Malah Tantang Guru)
"Kalau tidak sekarang, kapan lagi. Ini sudah darurat, kalau dibiarkan terus maka masa depan generasi muda kita yang terancam. Kami juga berharap, orang tua dapat memberikan peran khusus dalam aktivitas anak di sekolah," tutur Andi.
"Hasil persentase ini merupakan pengakuan dari pelajar di setiap sekolah, ketika kami lakukan konseling. Dari setiap kelas di masing-masing sekolah, ada lima orang yang mengaku pengguna zat adiktif dan narkoba," ungkap Kepala Seksi Pencegahan dan Dayamas BNN Kota Gorontalo Andi Isna Arifandi, Minggu sore (4/8/2019).
Andi mengungkapkan, petugas BNN Kota Gorontalo menggunakan hipnosis agar pelajar memberikan keterangan yang benar.
Hal itu dilakukan setelah para pelajar mengikuti penyuluhan tentang program Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) dan konseling.
"Kami menggunakan cara hipnotis terhadap mereka. Jika kami lakukan saat mereka dalam kondisi sadar, pasti mereka tidak akan memberikan keterangan yang benar," terang Andi.
Berdasarkan hasil konseling ini, dia berharap dapat menjadi pembelajaran bagi sekolah dan orang tua siswa. Sebab dari pengakuan para siswa ini, rata-rata aktivitas itu mereka lakukan saat jam belajar mengajar berlangsung dan di luar jam belajar. (Baca juga: Ditegur Merokok di Kelas, Siswa SMP Malah Tantang Guru)
"Kalau tidak sekarang, kapan lagi. Ini sudah darurat, kalau dibiarkan terus maka masa depan generasi muda kita yang terancam. Kami juga berharap, orang tua dapat memberikan peran khusus dalam aktivitas anak di sekolah," tutur Andi.
(shf)