Tertarik pengolahan Sawit jadi Gula Merah, Pemkab Muba Ajak Petani Studi Banding ke Kabupaten Sergai
A
A
A
SERDANG BEDAGAI - Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin diwakili Wakil Bupati Kabupaten Musi Banyuasin Beni Hernedi memimpin langsung rombongan petani sawit berkunjung ke Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara dalam rangka studi banding pengolahan batang sawit menjadi gula merah, Rabu (24/7/2019).
Pada acara Selayang Pandang yang disambut Sekretaris Daerah Kabupaten Sergai Hadi Winarno di Aula Kantor Bupati Sergai, Beni mengatakan kunjungannya berdasarkan ketertarikan Pemkab Muba atas pengolahan batang sawit menjadi gula merah yang dilakukan Kabupaten Sergai. Ia menginginkan hal tersebut dapat dilakukan dan dikembangkan juga oleh petani sawit di Bumi Serasan.
"Kami kesini ingin belajar tentang itu dan mengharapkan kerjasamanya, karena masyarakat di kabupaten kami juga banyak yang berusaha dari sektor perkebunan sawit," ungkapnya.
Pemkab Muba lanjutnya, dalam mendukung petani sawit saat ini tengah menjalankan program pemerajaan sawit rakyat yang telah di resmikan tahun 2017 lalu oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
"Kedepan kami akan mengembangkan pengelolaan sawit menjadi bahan bakar hayati (Biofuel)," tutur Beni yang didampingi Kepala Dinas Perkebunan Muba Iskandar Syahrianto MH, Camat Sungai Lilin Ibu Emilia Aprilita SSTP MM, dan para petani pengurus KUD Kecamatan Sungai Lilin, Lais, Batang Hari Leko, PT Perkebunan Nusantara VII, dan PT Hindoli.
Hadi Winarno mengucapkan selamat datang dan terimakasih kepada Pemkab Muba yang telah berkunjung ke Kabupaten Sergai.
"Pada kesempatan ini kami berharap masukan juga, mengingatkan kabupaten kami merupakan kabupaten yang terhitung muda baru berusia 16 tahun," ujarnya.
Sementara itu Budi Kabid Litbang Bappeda Sergai mengatakan penemuan gula merah yang terbuat dari air nira pohon kelapa sawit telah banyak dilakukan pengrajin gula sawit sejak 5 (lima) tahun lalu di Kabupaten Sergai.
"Oleh sebab itu kami mencoba mengembangkan metode pekerjaan dari sifat pembuatan dari cara tradisional ke system menggunakan mesin-mesin/mekanik dengan melakukan penelitian terhadap produktivitas dari pohon sawit menghasilkan gula merah secara optimal," tuturnya.
Lanjutnya saat ini cara pembuatan gula sawit yang banyak dilakukan masyarakat setempat/pengerajin gula sawit dengan melakukan yaitu pertama tama lahan kebun yang akan ditumbangkan harus rata-rata berumur 20 s/d 30 tahun dalam masa replanting atau peremajaan.
Kemudian ujung atau pucuk pohon kelapa sawit di kupas hingga kelihatan daging bagian dalam umbut atau ujung batang pohon tersebut setelah di kupas lalu di iris iris umbut tersebut atau istilah di deres sehingga mengeluarkan air nira yg ditampung dengan ember plastik.
"Proses pembuatan dari air nira ke gula merah sawit selama 5 jam perebusannya dengan komposisi 1 kuali besar air nira sebanyak 50 liter akan menghasilkan antara 15 kg ke 20 kg gula sawit tergantung kualitas pohon sawit yang di tumbang dan akan memerlukan 3 m2 ke 4 m2 kayu bakar/rambung," pungkas Budi.
Setelah disambut di Kantor Bupati Sergai, rombongan Wabup Muba melanjutkan kunjungan ketempat produksi gula sawit di Desa Melati Kecamatan Perbaungan.
Ketua KUD Sejahtera Kecamatan Babat Toman Thamrin setelah melihat secara langsung pengolahan batang sawit menjadi gula merah mengatakan yang dilakukan warga Sergai sangat efektif menambah pendapatan dari pengolahan limbah batang sawit.
"Hal ini juga bisa lakukan ditempat kita, apalagi kita ada program pemerajaan sawit. Jadi batang sawit yang ditumbangkan masih ada nilai ekonomisnya," kata Thamrin.
Sebelumnya para rombongan studi banding sempat meninjau proses pengambilan kecambah bibit sawit di PT Socfin Indonesia.
Pada acara Selayang Pandang yang disambut Sekretaris Daerah Kabupaten Sergai Hadi Winarno di Aula Kantor Bupati Sergai, Beni mengatakan kunjungannya berdasarkan ketertarikan Pemkab Muba atas pengolahan batang sawit menjadi gula merah yang dilakukan Kabupaten Sergai. Ia menginginkan hal tersebut dapat dilakukan dan dikembangkan juga oleh petani sawit di Bumi Serasan.
"Kami kesini ingin belajar tentang itu dan mengharapkan kerjasamanya, karena masyarakat di kabupaten kami juga banyak yang berusaha dari sektor perkebunan sawit," ungkapnya.
Pemkab Muba lanjutnya, dalam mendukung petani sawit saat ini tengah menjalankan program pemerajaan sawit rakyat yang telah di resmikan tahun 2017 lalu oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
"Kedepan kami akan mengembangkan pengelolaan sawit menjadi bahan bakar hayati (Biofuel)," tutur Beni yang didampingi Kepala Dinas Perkebunan Muba Iskandar Syahrianto MH, Camat Sungai Lilin Ibu Emilia Aprilita SSTP MM, dan para petani pengurus KUD Kecamatan Sungai Lilin, Lais, Batang Hari Leko, PT Perkebunan Nusantara VII, dan PT Hindoli.
Hadi Winarno mengucapkan selamat datang dan terimakasih kepada Pemkab Muba yang telah berkunjung ke Kabupaten Sergai.
"Pada kesempatan ini kami berharap masukan juga, mengingatkan kabupaten kami merupakan kabupaten yang terhitung muda baru berusia 16 tahun," ujarnya.
Sementara itu Budi Kabid Litbang Bappeda Sergai mengatakan penemuan gula merah yang terbuat dari air nira pohon kelapa sawit telah banyak dilakukan pengrajin gula sawit sejak 5 (lima) tahun lalu di Kabupaten Sergai.
"Oleh sebab itu kami mencoba mengembangkan metode pekerjaan dari sifat pembuatan dari cara tradisional ke system menggunakan mesin-mesin/mekanik dengan melakukan penelitian terhadap produktivitas dari pohon sawit menghasilkan gula merah secara optimal," tuturnya.
Lanjutnya saat ini cara pembuatan gula sawit yang banyak dilakukan masyarakat setempat/pengerajin gula sawit dengan melakukan yaitu pertama tama lahan kebun yang akan ditumbangkan harus rata-rata berumur 20 s/d 30 tahun dalam masa replanting atau peremajaan.
Kemudian ujung atau pucuk pohon kelapa sawit di kupas hingga kelihatan daging bagian dalam umbut atau ujung batang pohon tersebut setelah di kupas lalu di iris iris umbut tersebut atau istilah di deres sehingga mengeluarkan air nira yg ditampung dengan ember plastik.
"Proses pembuatan dari air nira ke gula merah sawit selama 5 jam perebusannya dengan komposisi 1 kuali besar air nira sebanyak 50 liter akan menghasilkan antara 15 kg ke 20 kg gula sawit tergantung kualitas pohon sawit yang di tumbang dan akan memerlukan 3 m2 ke 4 m2 kayu bakar/rambung," pungkas Budi.
Setelah disambut di Kantor Bupati Sergai, rombongan Wabup Muba melanjutkan kunjungan ketempat produksi gula sawit di Desa Melati Kecamatan Perbaungan.
Ketua KUD Sejahtera Kecamatan Babat Toman Thamrin setelah melihat secara langsung pengolahan batang sawit menjadi gula merah mengatakan yang dilakukan warga Sergai sangat efektif menambah pendapatan dari pengolahan limbah batang sawit.
"Hal ini juga bisa lakukan ditempat kita, apalagi kita ada program pemerajaan sawit. Jadi batang sawit yang ditumbangkan masih ada nilai ekonomisnya," kata Thamrin.
Sebelumnya para rombongan studi banding sempat meninjau proses pengambilan kecambah bibit sawit di PT Socfin Indonesia.
(atk)