Warga Rela Antre untuk Dapatkan Bubur Samin Masjid Darussalam Solo
A
A
A
SOLO - Ratusan warga rela antre untuk mendapatkan Bubur Samin di Masjid Darussalam, Kelurahan Jayengan, Kecamatan Serengan, Solo, Jawa Tengah. Setiap Ramadhan bubur khas Banjarmasin tersebut selalu disediakan pengurus masjid untuk berbuka.
Pada hari pertama puasa, warga telah berbondong bondong sejak pukul 14.00 WIB dengan membawa rantang, mangkuk dan beragam tempat makan lainnya. Mereka siap mengantre bubur Samin khas Banjarmasin atau Banjar yang sedang dimasak pengurus masjid.
Panitia memasak bubur Samin sejak pukul 11.00 WIB. Adonan bubur di panci khusus seukuran tong minyak terus menerus diaduk. Sembari menunggu, wadah makanan diletakkan di sejumlah meja yang tersedia.
Ketua Takmir Masjid Darussalam, Rosidi Muhdor mengatakan, pada awalnya dulu yang dimasak hanya 15 kilogram beras untuk bubur. Namun kini mencapai 50 kilogram beras sekali masak dan ditambah bahan-bahan lainnya. Sekali masak, sekitar 1.100 porsi bubur dibagikan.
“Yang 900 porsi dibagikan untuk warga, sisanya untuk buka jamaah masjid,” kata Rosidi Muhdor, Senin 6 Mei 2019. Memasak dan membagikan bubur Samin khas Banjar selama bulan Ramadhan telah berlangsung sekitar tahun 1980 silam.
Seiring berjalannya waktu, jumlahnya terus bertambah dengan makin banyaknya masyarakat yang datang untuk mendapatkan bubur. Pembagian bubur biasa dilakukan seusai Salat Ashar atau sekitar pukul 16.00 WIB. Tradisi bubur Samin dicetuskan para tetua Masjid Darussalam yang merupakan perantauan warga asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan untuk menu buka puasa bagi jamaah.
Beragam menu sebelumnya sudah dicoba, mulai dari lontong, nasi kuning dan masakan khas Banjar lainnya namun tidak ada yang cocok. Hingga akhirnya dicoba bubur Samin dan ternyata cocok. Sebab makanan itu tergolong ringan dan menghangatkan perut. Makanan menggunakan beragam rempah-rempah, seperti kapulaga arab, adas, kayu manis, pala, ketumbar, jahe, kunyit, lengkuas kemiri, dan minyak samin.
Bubur Samin juga memiliki kandungan gizi yang lengkap. Karena selain beras sebagai sumber karbohidrat, juga menggunakan sayuran seperti daun seledri, daun bawang, bawang bombai, dan wortel. Masih ditambah susu sapi dan tulang berisi sumsum sapi. Sehingga citarasa semakin sedap dan kental. Pembagian bubur Samin sekaligus membuka acara Festival Kampung Ramadhan yang diadakan Pemkot Solo di Kelurahan Jayengan.
Wakil Wali Kota Solo, Achmad Purnomo secara simbolis menuangkan bubur Samin ke toples milik warga sebagai tanda dimulainya pembagian bubur, serta peresmian Kampung Ramadhan Jayengan. “Selain untuk kegiatan Ramadhan, bubur Samin juga menunjukkan persatuan di Solo. Bubur ini mewakili warga Solo keturunan Banjar yang bisa menyatu dengan warga Solo yang beretnis Jawa. Sehingga kegiatan ini harus dilestarikan,” tuturnya.
Pada hari pertama puasa, warga telah berbondong bondong sejak pukul 14.00 WIB dengan membawa rantang, mangkuk dan beragam tempat makan lainnya. Mereka siap mengantre bubur Samin khas Banjarmasin atau Banjar yang sedang dimasak pengurus masjid.
Panitia memasak bubur Samin sejak pukul 11.00 WIB. Adonan bubur di panci khusus seukuran tong minyak terus menerus diaduk. Sembari menunggu, wadah makanan diletakkan di sejumlah meja yang tersedia.
Ketua Takmir Masjid Darussalam, Rosidi Muhdor mengatakan, pada awalnya dulu yang dimasak hanya 15 kilogram beras untuk bubur. Namun kini mencapai 50 kilogram beras sekali masak dan ditambah bahan-bahan lainnya. Sekali masak, sekitar 1.100 porsi bubur dibagikan.
“Yang 900 porsi dibagikan untuk warga, sisanya untuk buka jamaah masjid,” kata Rosidi Muhdor, Senin 6 Mei 2019. Memasak dan membagikan bubur Samin khas Banjar selama bulan Ramadhan telah berlangsung sekitar tahun 1980 silam.
Seiring berjalannya waktu, jumlahnya terus bertambah dengan makin banyaknya masyarakat yang datang untuk mendapatkan bubur. Pembagian bubur biasa dilakukan seusai Salat Ashar atau sekitar pukul 16.00 WIB. Tradisi bubur Samin dicetuskan para tetua Masjid Darussalam yang merupakan perantauan warga asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan untuk menu buka puasa bagi jamaah.
Beragam menu sebelumnya sudah dicoba, mulai dari lontong, nasi kuning dan masakan khas Banjar lainnya namun tidak ada yang cocok. Hingga akhirnya dicoba bubur Samin dan ternyata cocok. Sebab makanan itu tergolong ringan dan menghangatkan perut. Makanan menggunakan beragam rempah-rempah, seperti kapulaga arab, adas, kayu manis, pala, ketumbar, jahe, kunyit, lengkuas kemiri, dan minyak samin.
Bubur Samin juga memiliki kandungan gizi yang lengkap. Karena selain beras sebagai sumber karbohidrat, juga menggunakan sayuran seperti daun seledri, daun bawang, bawang bombai, dan wortel. Masih ditambah susu sapi dan tulang berisi sumsum sapi. Sehingga citarasa semakin sedap dan kental. Pembagian bubur Samin sekaligus membuka acara Festival Kampung Ramadhan yang diadakan Pemkot Solo di Kelurahan Jayengan.
Wakil Wali Kota Solo, Achmad Purnomo secara simbolis menuangkan bubur Samin ke toples milik warga sebagai tanda dimulainya pembagian bubur, serta peresmian Kampung Ramadhan Jayengan. “Selain untuk kegiatan Ramadhan, bubur Samin juga menunjukkan persatuan di Solo. Bubur ini mewakili warga Solo keturunan Banjar yang bisa menyatu dengan warga Solo yang beretnis Jawa. Sehingga kegiatan ini harus dilestarikan,” tuturnya.
(wib)