Jalan Trans Sulawesi Lumpuh Total, 800 KK Desa Lariang Terendam
A
A
A
PASANGKAYU - Banjir bandang merendam Desa Lariang, Kecamatan Tikke Raya, Selasa 30 April. Air bah berasal dari luapan Sungai Lariang yang seharian kemarin (29/4/2019) diguyur hujan deras.
Ketinggian air mencapai 1 hingga 2 meter. Merendam sembilan dusun dan melumpuhkan jalan trans Sulawesi.
Jalur peghubung antar provinsi itu nyaris tidak bisa dilalui kendaraan. Ada beberapa titik rendaman di ruas jalan. Yakni di Dusun Bukit Harapan, dan Dusun Marisa. Air dibadan jalan mencapai 1 meter dengan panjang rendaman mencapai 200 meter.
Terjadi penumpukan kendaraan di sisi jalan yang terendam tersebut. Sebagian memilih balik arah, tidak ingin ambil risiko menembus banjir yang berarus deras itu.
Beberapa kendaraan yang bermuatan berat memilih untuk tetap melewatinya meski harus ekstra hati-hati. Petugas dari Kepolisian maupun TNI tampak bersiaga membantu para pelintas.
Sementara untuk kendaraan roda dua mesti dipikul oleh beberapa orang jika ingin menembus derasnya arus banjir. Untuk itu si pemilik kendaraan harus rela mengeluarkan duit sebesar Rp30.000 hingga Rp50.000 untuk upah para pemikul itu.
Kepala Desa Lariang Firman K menyampaikan banjir kali ini merupakan salah satu banjir terparah yang merendam desanya. Semua dusun di sana terendam banjir. Ia sendiri dengan beberapa masyarakat lainnya harus turun tangan langsung membantu mengevakuasi warga terdampak banjir.
Pihaknya bersama BPBD, dan Dinsos Pasangkayu telah mendirikan posko pengungsian dan dapur umum. Masyarakat yang mengungsi untuk sementara di evakuasi ke posko tersebut.
“Air mulai naik sekira jam 02.00 Wita tadi malam. Banyak warga saya yang mengungsi. Saya harap bantuan lainnya segera turun. Kemungkinan banjir bisa lebih parah. Karena saya lihat cuaca masih terus mendung,” ujarnya.
Ketinggian air mencapai 1 hingga 2 meter. Merendam sembilan dusun dan melumpuhkan jalan trans Sulawesi.
Jalur peghubung antar provinsi itu nyaris tidak bisa dilalui kendaraan. Ada beberapa titik rendaman di ruas jalan. Yakni di Dusun Bukit Harapan, dan Dusun Marisa. Air dibadan jalan mencapai 1 meter dengan panjang rendaman mencapai 200 meter.
Terjadi penumpukan kendaraan di sisi jalan yang terendam tersebut. Sebagian memilih balik arah, tidak ingin ambil risiko menembus banjir yang berarus deras itu.
Beberapa kendaraan yang bermuatan berat memilih untuk tetap melewatinya meski harus ekstra hati-hati. Petugas dari Kepolisian maupun TNI tampak bersiaga membantu para pelintas.
Sementara untuk kendaraan roda dua mesti dipikul oleh beberapa orang jika ingin menembus derasnya arus banjir. Untuk itu si pemilik kendaraan harus rela mengeluarkan duit sebesar Rp30.000 hingga Rp50.000 untuk upah para pemikul itu.
Kepala Desa Lariang Firman K menyampaikan banjir kali ini merupakan salah satu banjir terparah yang merendam desanya. Semua dusun di sana terendam banjir. Ia sendiri dengan beberapa masyarakat lainnya harus turun tangan langsung membantu mengevakuasi warga terdampak banjir.
Pihaknya bersama BPBD, dan Dinsos Pasangkayu telah mendirikan posko pengungsian dan dapur umum. Masyarakat yang mengungsi untuk sementara di evakuasi ke posko tersebut.
“Air mulai naik sekira jam 02.00 Wita tadi malam. Banyak warga saya yang mengungsi. Saya harap bantuan lainnya segera turun. Kemungkinan banjir bisa lebih parah. Karena saya lihat cuaca masih terus mendung,” ujarnya.
(alf)