Hendak Ditangkap, Kapal Vietnam Nekat Tabrak KRI Tjiptadi 381

Senin, 29 April 2019 - 00:26 WIB
Hendak Ditangkap, Kapal Vietnam Nekat Tabrak KRI Tjiptadi 381
Hendak Ditangkap, Kapal Vietnam Nekat Tabrak KRI Tjiptadi 381
A A A
JAKARTA - Kapal Pengawas Perikanan Vietnam/Coast Guard Vietnam nekat menabrak kapal perang KRI Tjiptadi 381 di Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) tepatnya di Laut Natuna Utara.

Panglima Koarmada I Laksamana Muda TNI Yudo Margono menjelaskan, peristiwa tersebut terjadi pada, Sabtu (27/4/2019) pukul 14.45 WIB. Saat itu, KRI Tjiptadi-381 melaksanakan penegakan hukum di ZEE Indonesia, tepatnya di Laut Natuna Utara terhadap Kapal Ikan Asing (KIA) Vietnam BD 979 yang sedang melaksanakan Illegal Fishing.

"Petugas yang patroli kemudian menangkap KIA Vietnam tersebut. Namun KIA tersebut dikawal oleh Kapal Pengawas Perikanan Vietnam/Coast Guard Vietnam," ujar Yudo dalam keterangan pers yang diterima Sindonews, Minggu (28/4/2019).

Kapal Coast Guard Vietnam berusaha untuk menghalangi proses penegakan hukum yang dilakukan oleh KRI Tjiptadi-381 lewat provokasi dengan cara menabrakkan kapalnya ke KRI Tjiptadi-381.

"Kejadiannya di ZEE Indonesia sehingga tindakan penangkapan yang dilaksanakan oleh KRI Tjiptadi-381 sudah benar dan sesuai prosedur. Namun pihak Vietnam juga mengklaim bahwa wilayah tersebut merupakan perairan Vietnam," katanya.

Akibat provokasi kapal Vietnam KN 264 dan KN 231 dengan menabrak lambung kiri KRI Tjiptadi-381 dan menghadang serta menabrak lambung kiri buritan KIA BD 979, membuat kapal tersebut mengalami kebocoran dan tenggelam.

Sementara, 12 anak buah kapal (ABK) Kapal Ikan Vietnam berhasil diamankan ke atas KRI Tjiptadi 381, namun dua ABK yang berada di atas kapal ikan tersebut berhasil melompat ke laut dan ditolong oleh Kapal Pengawas Perikanan Vietnam. Selanjutnya ABK Kapal Vietnam tersebut akan diserahkan ke Lanal Ranai guna proses hukum selanjutnya.

"Terkait tindakan yang dilakukan KRI Tjiptadi-381 sudah benar dengan menahan diri, untuk meminimalisir adanya ketegangan atau insiden yang lebih buruk di antara kedua negara, kejadian/insiden di atas akan diselesaikan melalui Goverment to Goverment (G to G)," pungkasnya.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8653 seconds (0.1#10.140)