Banjir Bandang Landa Distrik Sentani, Bandara tetap Normal

Senin, 18 Maret 2019 - 08:37 WIB
Banjir Bandang Landa...
Banjir Bandang Landa Distrik Sentani, Bandara tetap Normal
A A A
JAYAPURA - Banjir bandang di Distrik Sentani, ibu kota Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, yang menewaskan sedikitnya 70 orang, diduga disebabkan deforestasi di Pegunungan Cycloop, tak sampai 10 km sebelah utara kawasan terdampak. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, kerusakan hutan di Gunung Cycloop sudah terjadi sejak lama.

Dia menjelaskan, ekosistem di Gunung Cycloop rusak karena pembabatan hutan. Daerah resapan air dan penahan longsor terus berubah menjadi ladang dan kebun. “Akibatnya, ketika curah hujan tinggi dan hujan deras, mudah sekali terjadi longsor dan banjir besar,” terang Sutopo dalam jumpa pers di Gedung BNPB, Jakarta, sore kemarin.

Hal ini diamini Kapolda Papua Irjen Pol Martuani Sormin. Menurut Martuani, aksi pembalakan liar di Pegunungan Cycloop sudah terbilang parah. "Bahkan, akibat pepohonan banyak ditebang oleh oknum yang tidak bertanggung jawab menyebabkan berbagai material, seperti bebatuan dan batang kayu serta lumpur, ikut terseret," katanya seperti dilansir Antara.

Saat banjir bandang melanda Sentani Sabtu (16/3) malam, selain membawa material batu, pohon dan lumpur, amuk air berkecepatan tinggi juga membawa potongan-potongan kayu gelondongan yang diduga berasal dari aksi penebangan ilegal di hutan Pegunungan Cycloop.

Sutopo mengingatkan, banjir bandang besar di Sentani juga pernah terjadi pada 2007. Penyebabnya pun akibat aktivitas penebangan liar di hutan. Kali ini, banjir memakan banyak korban akibat ada permukiman warga di wilayah cekungan. Air datang melalui luapan air sungai dari Pegunungan Cycloop di tengah hujan deras berintensitas tinggi yang terjadi sejak sore pukul 17.00 Wita.

Pada 2012, luas cagar alam Pegunungan Cycloop mencapai 31.479 hektare. Cagar alam di sana memiliki beberapa ekosistem yaitu hutan hujan dataran rendah, hutan pegunungan, hutan sekunder dan padang rumput. Berdasarkan data Kantor SAR Jayapura dan Polda Papua, hingga sore kemarin, jumlah korban meninggal dunia akibat banjir di Sentani tercatat sudah 70 orang, 60 orang hilang dan lebih dari 100 orang luka-luka.

Rincian korban meninggal, 63 di wilayah Kabupaten Jayapura dan 7 di wilayah Kota Jayapura. Sementara itu, para korban luka dirawat di berbagai rumah sakit dan puskesmas. Angka tersebut diperkirakan akan terus bertambah mengingat proses pencarian korban masih dilakukan. Masa tanggap darurat bencana banjir bandang Sentani telah diberlakukan selama 14 hari terhitung sejak kemarin.

Berdasarkan data BNPB, jumlah pengungsi sedikitnya 4.150 orang. Mereka tersebar di tujuh titik penampungan. Jumlah pengungsi terbanyak berada di Komplek Perumahan Gajah Mada Sentani yakni 1.450 jiwa. Sisanya, 1.000 orang di rumah Dinas Bupati Jayapura, 600 orang di Komplek BTN Bintang Timur Sentani, 700 orang di Sekolah HIS Sentani, 200 orang di Kantor Bupati Jayapura dan 200 orang di Doyo.

Jumlah pengungsi fluktuatif karena ada warga terdampak yang pulang ke rumah untuk mencari barang-barang mereka atau melakukan perbaikan. Kebutuhan mendesak saat ini adalah makanan siap saji, selimut, air bersih, obat-obatan, pakaian, terpal, peralatan memasak, dan alat berat. Ada 9 kelurahan yang terdampak banjir bandang yaitu Kelurahan Barnabas Marweri, Piter Pangkatana, Kristian Pangakatan, Didimus Pangkatana, Andi Pangkatana, Yonasmanuri, Yulianus Pangkatana, Nelson Pangkatan dan Nesmanuri.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jayapura Sumartono mengatakan, selain sejumlah kawasan terendam banjir, hujan deras juga menyebabkan jembatan putus. Adapun kawasan yang dilaporkan banjir di antaranya Doyo Baru, BTN Grand Doyo, BTN Gajah Mada, BTN Bintang Timur dan Kampung Toladan. Akibatnya, akses jalan lumpuh total.

Tercatat ratusan rumah serta mobil rusak dan hanyut, 3 jembatan rusak, ratusan rumah terendam, 1 pesawat jenis Twin Otter rusak di Lapangan Terbang Adventis Doyo Sentani. Kemarin banjir sudah surut meninggalkan lumpur tebal, kayu-kayu gelondongan dan material lain.

Menurut Sutopo, prioritas utama penanggulangan bencana saat ini adalah evakuasi pencarian dan penyelamatan korban. Tim SAR gabungan terdiri atas TNI, Polri, BPBD, Basarnas, PMI, pemda dan relawan lainnya. "Evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban masih dilakukan di daerah terdampak. Posko didirikan untuk memudahkan koordinasi. Sebagian bantuan disalurkan kepada masyarakat terdampak," jelasnya.

Presiden Joko Widodo meminta penanganan banjir bandang di Sentani lebih difokuskan kepada evakuasi korban. Jokowi juga meminta BNPB memperhatikan kondisi daerah lainnya yang rawan terkena banjir bandang.

Bandara Sentani Normal

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan memastikan operasional penerbangan di Bandar Udara Sentani tetap berjalan normal pascabanjir bandang Sabtu malam. Mengungkapkan bahwa Bandar Udara Sentani beroperasi dengan baik, meski beberapa daerah disekitarnya masih terkena dampak banjir yang menerjang.

"Kekhawatiran akan terjadi delay jika para calon penumpang dari arah Doyo (lokasi terkena banjir) dan Waena, Abepura, Jayapura terhalang longsor tidak terjadi,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Polana B Pramesti. Bandar Udara Sentani baik kantor, terminal dan airside tidak sampai terkena aliran banjir padahal bantaran sungai di belakang landasan sempat dikhawatirkan erosi dan longsor.

Perindo Terjunkan Kader dan Bantuan


Partai Perindo akan mengerahkan seluruh kader untuk membantu korban banjir bandang di Sentani, Jayapura. "Partai Perindo mengucapkan belasungkawa kepada korban dari banjir bandang di Sentani Jayapura," kata Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo di Jakarta, Minggu (17/3/ 2019).

Korban meninggal dunia akibat banjir bandang di Distrik Sentani, Jayapura, Provinsi Papua, terus bertambah. "Harapan kami, pemerintah memaksimalkan langkah-langkah cepat evakuasi dan penanganan medis agar lebih banyak korban bisa diselamatkan," kata Hary.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah pengungsi mencapai 4.150 orang dan berasal dari sembilan kelurahan. Ribuan pengungsi itu terdistribusi di enam titik lokasi dan saat ini perlu mendapatkan bantuan mendesak, seperti makanan siap saji, selimut, air bersih, obat-obatan, pakaian, terpal, peralatan masak, dan alat berat.

Hary mengatakan seluruh kader akan diterjunkan untuk membantu para korban semaksimal mungkin sesuai batas kemampuan. "Seluruh kader Perindo di sana akan terjun untuk membantu saudara-saudara yang terkena musibah ini," tegas Hary. Dia juga mengajak seluruh masyarakat bersama-sama membantu para korban. Meringankan beban korban dan memenuhi kebutuhan mendesak mereka.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2104 seconds (0.1#10.140)