Bupati Agus Lepas Ekspor Perdana PKO Pasangkayu ke China
A
A
A
PASANGKAYU - Memasuki usia ke-16, perkembangan pembangunan di Kabupaten Pasangkayu di segala bidang semakin terlihat, tak terkecuali di bidang perkebunan. Pada usia yang masih terbilang muda, Kabupaten Pasangkayu untuk kali perdana mengekspor sebanyak 8.000 ton Palm Kernel Oil (PKO) ke China. PKO merupakan hasil olahan turunan dari buah kelapa sawit.
Pemberangkatan kapal tanker pemuat PKO ini dilepas langsung oleh Bupati Pasangkayu Agus Ambo Djiwa, Jumat (8/3/2019) di pelabuhan milik PT. Tanjung Sarana Lestari (TSL) di Desa Ako Kecamatan Pasangkayu.
Pelepasan ekspor dilaksanakan oleh Badan Karantina Pertanian, Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju. “Ekspor PKO ke Tiongkok secara perdana ini terasa spesial karena bertepatan dengan usia Pasangkayu ke16 tahun. Ini merupakan kado ulang tahun ke-16 Kabupaten Pasangkayu” sebutnya.
Bupati Agus menambahkan, ekspor PKO diharapkan dapat memberi efek domino pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Pasangkayu, terutama para petani sawit. Perusahaan pengolah buah sawit di Pasangkayu diharapkan bisa menyerap lebih banyak buah sawit masyarakat.
“Ekspor PKO ke China berarti juga kita telah mempromosikan nama Pasangkayu keluar negeri. Hingga kabupaten Pasangkayu bisa dikenal luas secara Internasional,” imbuhnya.
Tanaman sawit telah menjadi komoditi andalan di Kabupaten Pasangkayu. Menjadi salah satu penopang utama pada peningkatan pendapatan perkapita masyarakat. Hampir mayoritas masyarakat Pasangkayu memiliki tanaman perkebunan ini.
Menurut Agus, melimpahnya produksi buah sawit di Pasangkayu tidak terlepas dari kehadiran sejumlah perusahaan yang mengelola perkebunan sawit dengan skala luas.
“Sehingga kami dari pemerintah akan terus memastikan bagaimana perusahaan sawit ini bisa berjalan dengan baik di Pasangkayu. Mempermudah proses administrasi dan lain sebagainya,” ujar bupati yang dicintai rakyatnya itu.
Sekretaris Badan Karantina Pertanian Arifin Tasrif menyampaikan ekspor PKO ke China merupakan salah satu capaian yang cukup menggembirakan dari perusahaan sawit dan Pemkab Pasangkayu. Menandakan adanya penambahan produk dari olahan turunan buah sawit selain Crude Palm Oil (CPO).
Ekspor PKO sangat mendukung keinginan Presiden Jokowi untuk menggenjot ekspor migas dan nonmigas dalam rangka meningkatkan devisa perekonomian nasional tahun 2019.
“Persaingan global antar negara, antar kawasan semakin meningkat. Olehnya kami di jajaran Kementerian Pertanian bahu membahu dengan semua esalon satu terkait, bagaimana caranya meningkatkan kualitas dan kuantitas, serta menjaga kesinambungan produksi komoditas perkebunan, tanaman pangan, peternakan dan hortikultura. Kenapa karantina? untuk memastikan jaminan kesehatan, sehingga produk yang diekspor tidak mendapat hambatan,” jelasnya.
Sementara, Direktur PT. Astra Agro Lestari Areal C1 Arif Catur Irawan menyampaikan selain lima pabrik CPO pihaknya juga memiliki tiga pabrik PKO. Ketiga pabrik itulah yang menjadi tumpuan produksi PKO di Pasangkayu.
“Ekspor ini adalah kebanggaan kami secara umum dan Pemkab Pasangkayu secara khusus. Perlu diketahui mengelolah PKO ini tidak selalu kami lakukan, tergantung permintaan pasar” terangnya. Siplah. Jempol untuk Pasangkayu.
Pemberangkatan kapal tanker pemuat PKO ini dilepas langsung oleh Bupati Pasangkayu Agus Ambo Djiwa, Jumat (8/3/2019) di pelabuhan milik PT. Tanjung Sarana Lestari (TSL) di Desa Ako Kecamatan Pasangkayu.
Pelepasan ekspor dilaksanakan oleh Badan Karantina Pertanian, Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju. “Ekspor PKO ke Tiongkok secara perdana ini terasa spesial karena bertepatan dengan usia Pasangkayu ke16 tahun. Ini merupakan kado ulang tahun ke-16 Kabupaten Pasangkayu” sebutnya.
Bupati Agus menambahkan, ekspor PKO diharapkan dapat memberi efek domino pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Pasangkayu, terutama para petani sawit. Perusahaan pengolah buah sawit di Pasangkayu diharapkan bisa menyerap lebih banyak buah sawit masyarakat.
“Ekspor PKO ke China berarti juga kita telah mempromosikan nama Pasangkayu keluar negeri. Hingga kabupaten Pasangkayu bisa dikenal luas secara Internasional,” imbuhnya.
Tanaman sawit telah menjadi komoditi andalan di Kabupaten Pasangkayu. Menjadi salah satu penopang utama pada peningkatan pendapatan perkapita masyarakat. Hampir mayoritas masyarakat Pasangkayu memiliki tanaman perkebunan ini.
Menurut Agus, melimpahnya produksi buah sawit di Pasangkayu tidak terlepas dari kehadiran sejumlah perusahaan yang mengelola perkebunan sawit dengan skala luas.
“Sehingga kami dari pemerintah akan terus memastikan bagaimana perusahaan sawit ini bisa berjalan dengan baik di Pasangkayu. Mempermudah proses administrasi dan lain sebagainya,” ujar bupati yang dicintai rakyatnya itu.
Sekretaris Badan Karantina Pertanian Arifin Tasrif menyampaikan ekspor PKO ke China merupakan salah satu capaian yang cukup menggembirakan dari perusahaan sawit dan Pemkab Pasangkayu. Menandakan adanya penambahan produk dari olahan turunan buah sawit selain Crude Palm Oil (CPO).
Ekspor PKO sangat mendukung keinginan Presiden Jokowi untuk menggenjot ekspor migas dan nonmigas dalam rangka meningkatkan devisa perekonomian nasional tahun 2019.
“Persaingan global antar negara, antar kawasan semakin meningkat. Olehnya kami di jajaran Kementerian Pertanian bahu membahu dengan semua esalon satu terkait, bagaimana caranya meningkatkan kualitas dan kuantitas, serta menjaga kesinambungan produksi komoditas perkebunan, tanaman pangan, peternakan dan hortikultura. Kenapa karantina? untuk memastikan jaminan kesehatan, sehingga produk yang diekspor tidak mendapat hambatan,” jelasnya.
Sementara, Direktur PT. Astra Agro Lestari Areal C1 Arif Catur Irawan menyampaikan selain lima pabrik CPO pihaknya juga memiliki tiga pabrik PKO. Ketiga pabrik itulah yang menjadi tumpuan produksi PKO di Pasangkayu.
“Ekspor ini adalah kebanggaan kami secara umum dan Pemkab Pasangkayu secara khusus. Perlu diketahui mengelolah PKO ini tidak selalu kami lakukan, tergantung permintaan pasar” terangnya. Siplah. Jempol untuk Pasangkayu.
(akn)