Jalur Pendakian ke Burangrang Ditutup Akibat Cuaca Ekstrem
A
A
A
BANDUNG BARAT - Untuk sementara waktu jalur pendakian ke sejumlah gunung wisata yang masuk wilayah KPH Bandung Utara ditutup akibat cuaca ekstrem. Pertimbangan dilakukannya penutupan jalur pendakian sejumlah gunung dikarenakan saat ini sedang masuk periode cuaca ekstrem yang dapat membahayakan pendaki.
Perhutani KPH Bandung Utara menutup jalur pendakian ke Gunung Burangrang dari jalur pendakian Padalarang, Gunung Manglayang Barat, Bukit Palasari, Bukit Tunggul, dari Cilengkrang Kabupaten Bandung, dan Gunung Tangkubanparahu dari Lembang, Bandung Barat.
Penutupan mengacu kepada surat nomor 058.1/PPSDH/Divre/Jabar dan Banten tentang Larangan Pendakian Gunung Selama Musim Hujan 2019 yang diterbitkan Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jabar dan Banten, Oman Suherman.
Administratur (Adm) Perhutani KPH Bandung Utara, Komarudin mengatakan, surat yang ditandatangani tanggal 5 Maret 2019 tersebut ditujukan kepada seluruh Administratur/KKPH Perum Perhutani Divisi Regional Jabar dan Banten.
"Sekarang kan kondisi cuaca sedang ekstrem, curah hujan tinggi dan suhu udara dingin. Dikhawatirkan bisa berpotensi menimbulkan korban jika aktivitas pendakian gunung tetap dibuka," ucapnya kepada SINDOnews, Rabu (6/2/2019).
Menurutnya, pendakian ke gunung di saat momen seperti ini juga rentan tersambar petir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, maupun hipotermia akibat udara dingin. Oleh karena itu untuk meminimalisasi jatuhnya korban, maka diambil langkah antisipasi dengan mengeluarkan larangan pendakian gunung selama musim hujan. Yakni dengan melakukan penutupan jalur pendakian baik jalur resmi maupun tidak resmi.
Hal ini berkaca dari kejadian adanya korban tewas saat mendaki Gunung Tampomas di Sumedang beberapa waktu lalu. Sehingga pihaknya akan memasang pelang larangan serta menempatkan petugas untuk memantau pelaksanaan larangan pendakian tersebut. Termasuk menyiapkan petugas pengamanan hutan serta sarana dan prasarana pendukung jika sewaktu-waktu diperlukan langkah pencarian (SAR) dan berkoordinasi dengan Basarnas.
"Gunung yang jadi objek wisata di KPH Bandung Utara ini rata-rata ketinggiannya tidak lebih dari 2.000 mdpl sehingga jadi favorit bagi pendaki pemula. Tapi dengan adanya surat dari Divre, maka hingga batas waktu yang tidak bisa dipastikan jalur-jalur pendakian itu kami tutup sementara," tuturnya.
Hanya saja pihaknya juga cukup kesulitan dengan banyaknya jalur pendakian tidak resmi ke sejumlah objek gunung wisata tersebut. Dikhawatirkan para pendaki mengambil jalur ilegal untuk tetap memaksakan naik ke puncak gunung di tengah kondisi cuaca yang kurang baik. Untuk itu penutupan secara permanen akan dilakukan di sejumlah jalur pendakian tidak resmi serta menyiapkan polhut, polter, dan petugas wisata untuk berpatroli.
"Diakui, masih ada pendaki yang menempuh jalur pendakian tidak resmi untuk bisa masuk gratis. Itu cukup berisiko karena ada SOP yang harus dipatuhi pendaki di pos penjagaan sebagai antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," pungkasnya.
Perhutani KPH Bandung Utara menutup jalur pendakian ke Gunung Burangrang dari jalur pendakian Padalarang, Gunung Manglayang Barat, Bukit Palasari, Bukit Tunggul, dari Cilengkrang Kabupaten Bandung, dan Gunung Tangkubanparahu dari Lembang, Bandung Barat.
Penutupan mengacu kepada surat nomor 058.1/PPSDH/Divre/Jabar dan Banten tentang Larangan Pendakian Gunung Selama Musim Hujan 2019 yang diterbitkan Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jabar dan Banten, Oman Suherman.
Administratur (Adm) Perhutani KPH Bandung Utara, Komarudin mengatakan, surat yang ditandatangani tanggal 5 Maret 2019 tersebut ditujukan kepada seluruh Administratur/KKPH Perum Perhutani Divisi Regional Jabar dan Banten.
"Sekarang kan kondisi cuaca sedang ekstrem, curah hujan tinggi dan suhu udara dingin. Dikhawatirkan bisa berpotensi menimbulkan korban jika aktivitas pendakian gunung tetap dibuka," ucapnya kepada SINDOnews, Rabu (6/2/2019).
Menurutnya, pendakian ke gunung di saat momen seperti ini juga rentan tersambar petir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, maupun hipotermia akibat udara dingin. Oleh karena itu untuk meminimalisasi jatuhnya korban, maka diambil langkah antisipasi dengan mengeluarkan larangan pendakian gunung selama musim hujan. Yakni dengan melakukan penutupan jalur pendakian baik jalur resmi maupun tidak resmi.
Hal ini berkaca dari kejadian adanya korban tewas saat mendaki Gunung Tampomas di Sumedang beberapa waktu lalu. Sehingga pihaknya akan memasang pelang larangan serta menempatkan petugas untuk memantau pelaksanaan larangan pendakian tersebut. Termasuk menyiapkan petugas pengamanan hutan serta sarana dan prasarana pendukung jika sewaktu-waktu diperlukan langkah pencarian (SAR) dan berkoordinasi dengan Basarnas.
"Gunung yang jadi objek wisata di KPH Bandung Utara ini rata-rata ketinggiannya tidak lebih dari 2.000 mdpl sehingga jadi favorit bagi pendaki pemula. Tapi dengan adanya surat dari Divre, maka hingga batas waktu yang tidak bisa dipastikan jalur-jalur pendakian itu kami tutup sementara," tuturnya.
Hanya saja pihaknya juga cukup kesulitan dengan banyaknya jalur pendakian tidak resmi ke sejumlah objek gunung wisata tersebut. Dikhawatirkan para pendaki mengambil jalur ilegal untuk tetap memaksakan naik ke puncak gunung di tengah kondisi cuaca yang kurang baik. Untuk itu penutupan secara permanen akan dilakukan di sejumlah jalur pendakian tidak resmi serta menyiapkan polhut, polter, dan petugas wisata untuk berpatroli.
"Diakui, masih ada pendaki yang menempuh jalur pendakian tidak resmi untuk bisa masuk gratis. Itu cukup berisiko karena ada SOP yang harus dipatuhi pendaki di pos penjagaan sebagai antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," pungkasnya.
(wib)