BBKSDA Sebut Lokasi Warga Duel dengan Harimau Memang Kawasan Hutan Lindung
A
A
A
PEKANBARU - Tim Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau terjun ke lokasi tempat warga berduel dengan harimau di Kecamatan Gaung Kabupaten Indragri Hilir (Inhil). Hasil dari pendataan, dipastikan bahwa lokasi tersebut berada di hutan lindung.
"Hasil pendataan kita, memang penyerangan harimau beberapa waktu lalu itu berada dalam kawasan Suaka Margastawa (SM) Kerumutan bagian timur," kata Kepala BBKSA RiaunSuharyono, Selasa (5/3/2019).
Suharyono mengatakan, hari ini timnya yang berjumlah enam orang sudah sampai ke lokasi. Untuk mencapai lokasi dibutuhkan perjuangan karena cukup jauh dan medan yang sulit.
Pihak tim rescue juga terpaksa berputar untuk mencari aksi yang bisa dilalui agar dapat lokasi. "Jadi di sana memang kawasan harimau Sumatera. Korban bernama Mardian diserang saat menebang kayu di hutan," imbuhnya. (Baca: Berduel dengan Harimau saat Cari Kayu di Hutan, Warga Raiu Kritis).
Usia melakukan peninjauan lokasi, tim rescue bersama unsur TNI, Polri dan tokoh masyarakat mendatangi beberapa desa yang dekat dengan lokasi hutan. Petugas berharap warga ikut melestarikan dan menjaga habitat di dalamnya. Warga juga diminta hati hati kalau pergi ke dalam hutan. Petugas juga membawa serta keluarga korban penyerangan harimau.
"Kita minta masyarakat tidak lagi melakukan tebangan liar di dalam kawasan hutan, karena tempat terjadinya serangan satwa Harimau Sumatera. Di sana memang bannya harimau. Membunuh harimau melanggar hukum," tukasnya.
Sementara itu kondisi Mardian korban penyerangan harimau mulai membaik. Mardian warga Desa Pungkat, Kecamatan Gaung ini diterkam pada 3 Maret simpat pingsan karena gigitan dan cakaran si raja rimba sudah sadarkan diri.
Korban sempat tidak sadarkan diri usia diserang harimau tersebut. Kini korban sudah mulai sadar, mulai membaiklah," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BBKSDA Riau, Laskar Jaya Pemana.
Korban masih menjalani perawatan intensif di RSUD Selasih, Inhil. Korban mengalami luka parah pada bagian kepada dan badan karena gigitan Si-Datuk. Mardian diserang harimau pada 3 Maret 2019.
Saat itu Mardian bersama dua temannya sedang mencari kayu hutan. Tiba tiba muncul dari semak belukar harimau dan menyerang korban. Beruntung Mardian selamat setelah salah satu temannya menolong.
Untuk diketahui, pada April 2018 warga warga Pelangiran, Inhil dihebohkan dengan penyerangan harimau. Tiga warga diserang si raja hutan, dua di antara tewas. Belakangan, harimau yang diberi nama Bonita itu ditangkap warga. Keluar harimau dari sarangnya karena hutan tempat habitatnya dirusak manusia.
"Hasil pendataan kita, memang penyerangan harimau beberapa waktu lalu itu berada dalam kawasan Suaka Margastawa (SM) Kerumutan bagian timur," kata Kepala BBKSA RiaunSuharyono, Selasa (5/3/2019).
Suharyono mengatakan, hari ini timnya yang berjumlah enam orang sudah sampai ke lokasi. Untuk mencapai lokasi dibutuhkan perjuangan karena cukup jauh dan medan yang sulit.
Pihak tim rescue juga terpaksa berputar untuk mencari aksi yang bisa dilalui agar dapat lokasi. "Jadi di sana memang kawasan harimau Sumatera. Korban bernama Mardian diserang saat menebang kayu di hutan," imbuhnya. (Baca: Berduel dengan Harimau saat Cari Kayu di Hutan, Warga Raiu Kritis).
Usia melakukan peninjauan lokasi, tim rescue bersama unsur TNI, Polri dan tokoh masyarakat mendatangi beberapa desa yang dekat dengan lokasi hutan. Petugas berharap warga ikut melestarikan dan menjaga habitat di dalamnya. Warga juga diminta hati hati kalau pergi ke dalam hutan. Petugas juga membawa serta keluarga korban penyerangan harimau.
"Kita minta masyarakat tidak lagi melakukan tebangan liar di dalam kawasan hutan, karena tempat terjadinya serangan satwa Harimau Sumatera. Di sana memang bannya harimau. Membunuh harimau melanggar hukum," tukasnya.
Sementara itu kondisi Mardian korban penyerangan harimau mulai membaik. Mardian warga Desa Pungkat, Kecamatan Gaung ini diterkam pada 3 Maret simpat pingsan karena gigitan dan cakaran si raja rimba sudah sadarkan diri.
Korban sempat tidak sadarkan diri usia diserang harimau tersebut. Kini korban sudah mulai sadar, mulai membaiklah," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BBKSDA Riau, Laskar Jaya Pemana.
Korban masih menjalani perawatan intensif di RSUD Selasih, Inhil. Korban mengalami luka parah pada bagian kepada dan badan karena gigitan Si-Datuk. Mardian diserang harimau pada 3 Maret 2019.
Saat itu Mardian bersama dua temannya sedang mencari kayu hutan. Tiba tiba muncul dari semak belukar harimau dan menyerang korban. Beruntung Mardian selamat setelah salah satu temannya menolong.
Untuk diketahui, pada April 2018 warga warga Pelangiran, Inhil dihebohkan dengan penyerangan harimau. Tiga warga diserang si raja hutan, dua di antara tewas. Belakangan, harimau yang diberi nama Bonita itu ditangkap warga. Keluar harimau dari sarangnya karena hutan tempat habitatnya dirusak manusia.
(nag)