Tradisi Mider Buyut, Tombak Ini Diarak Keliling Desa
A
A
A
Beragam tradisi atau ritual dilakukan masyarakat dalam menyambut musim tumbuhnya bulir padi. Di sebuah desa di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, masyarakat menggelar ritual mider buyut dengan mengeluarkan tombak pusaka milik pendiri desa.
Tombak pusaka yang hanya keluar setahun sekali saat musim tumbuhnya bulir padi tersebut diarak keliling desa dan dicelupkan ke dalam ember berisi air dan kembang setaman yang disiapkan warga di depan rumahnya.
Tombak yang selama satu tahun disimpan di rumah Kepala Desa Bulak, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon ini dikeluarkan oleh sang kuncen melalui ritual dan doa untuk diarak keliling desa, Kamis (28/2/2019) siang.
Rombongan yang dipimpin sesepuh desa atau keturunan pemilik tombak ini keluar dari rumah kepala desa dengan membawa benda pusaka berupa sebilah tombak dan dua buah kemong di sepanjang jalan. Pewaris benda pusaka ini kemudian mencelupkan ujung tombak dan kemong yang dibawanya ke dalam air yang telah dipersiapkan warga di sepanjang jalan depan rumah.
Ratusan warga yang telah menanti rombongan tradisi mider buyut sambut musim tumbuhnya bulir padi ini, langsung berebut air untuk menyirami tubuh sesaat setelah ujung tombak dicelupkan ke dalam air. Ratusan warga mulai dari orang dewasa hingga balita larut dalam siraman air. Air ini juga kerap digunakan warga untuk menyirami area persawahan dan rumah mereka.
Darini, seorang warga Desa Bulak berharap, dengan disiramnya air di area tertentu akan berdampak baik bagi kehidupan mereka, khususnya bagi persawahan agar subur dan menghasilkan padi yang melimpah.
Seusai berkeliling kampung, rombongan mider buyut ini kembali ke rumah kepala desa untuk memandikan tombak pusaka yang dahulu digunakan untuk membuka hutan dan membentuk sebuah pemerintahan di desa tersebut. Benda ini kemudian dicuci dengan air bunga tujuh rupa dan campuran boreh.
Untuk diketahui, benda pusaka berupa tombak ini merupakan warisan Ki Buyut Kesmad, pendiri Desa Bulak.
Menurut Mulyani, kepala Desa Bulak, setiap tahunnya benda pusaka tersebut hanya keluar saat ritual tradisi mider buyut menyambut musim tanam. Setiap warga yang menduduki jabatan kepala desa diwajibkan untuk merawat serta menjaga tombak yang terbuat dari logam kuningan tersebut.
Selain itu, kepala desa juga setiap tahun diwajibkan menggelar acara tradisi mider buyut untuk tetap menjaga kelestarian budaya dan alam di Desa Bulak sebagai bentuk penghormatan kepada pendiri desa.
Tombak pusaka yang hanya keluar setahun sekali saat musim tumbuhnya bulir padi tersebut diarak keliling desa dan dicelupkan ke dalam ember berisi air dan kembang setaman yang disiapkan warga di depan rumahnya.
Tombak yang selama satu tahun disimpan di rumah Kepala Desa Bulak, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon ini dikeluarkan oleh sang kuncen melalui ritual dan doa untuk diarak keliling desa, Kamis (28/2/2019) siang.
Rombongan yang dipimpin sesepuh desa atau keturunan pemilik tombak ini keluar dari rumah kepala desa dengan membawa benda pusaka berupa sebilah tombak dan dua buah kemong di sepanjang jalan. Pewaris benda pusaka ini kemudian mencelupkan ujung tombak dan kemong yang dibawanya ke dalam air yang telah dipersiapkan warga di sepanjang jalan depan rumah.
Ratusan warga yang telah menanti rombongan tradisi mider buyut sambut musim tumbuhnya bulir padi ini, langsung berebut air untuk menyirami tubuh sesaat setelah ujung tombak dicelupkan ke dalam air. Ratusan warga mulai dari orang dewasa hingga balita larut dalam siraman air. Air ini juga kerap digunakan warga untuk menyirami area persawahan dan rumah mereka.
Darini, seorang warga Desa Bulak berharap, dengan disiramnya air di area tertentu akan berdampak baik bagi kehidupan mereka, khususnya bagi persawahan agar subur dan menghasilkan padi yang melimpah.
Seusai berkeliling kampung, rombongan mider buyut ini kembali ke rumah kepala desa untuk memandikan tombak pusaka yang dahulu digunakan untuk membuka hutan dan membentuk sebuah pemerintahan di desa tersebut. Benda ini kemudian dicuci dengan air bunga tujuh rupa dan campuran boreh.
Untuk diketahui, benda pusaka berupa tombak ini merupakan warisan Ki Buyut Kesmad, pendiri Desa Bulak.
Menurut Mulyani, kepala Desa Bulak, setiap tahunnya benda pusaka tersebut hanya keluar saat ritual tradisi mider buyut menyambut musim tanam. Setiap warga yang menduduki jabatan kepala desa diwajibkan untuk merawat serta menjaga tombak yang terbuat dari logam kuningan tersebut.
Selain itu, kepala desa juga setiap tahun diwajibkan menggelar acara tradisi mider buyut untuk tetap menjaga kelestarian budaya dan alam di Desa Bulak sebagai bentuk penghormatan kepada pendiri desa.
(zik)