Kisah Ratu Kalinyamat Hadiahi Benda Pusaka dan Wanita Cantik ke Perintis Tanah Mataram

Sabtu, 01 April 2023 - 06:50 WIB
loading...
Kisah Ratu Kalinyamat Hadiahi Benda Pusaka dan Wanita Cantik ke Perintis Tanah Mataram
Ilustrasi era Kerajaan Mataram.
A A A
Peperangan dahsyat antara Kerajaan Jipang dan Pajang konon mewarnai catatan sebelum akhirnya terbentuknya Kerajaan Mataram. Kekalahan Arya Penangsang penguasa Jipang itu konon tewas di tangan Raden Ngabehi Sutawijaya.

Tetapi sang raja Pajang kala itu tidak tahu bahwa yang membunuh Arya Penangsang adalah Sutawijaya, tetapi yang ia ketahui yang membunuh adalah Ki Gede Pamanahan dan Panjawi.

Sebab, Sutawijaya saat itu masih amat muda, sehingga ia hanya akan diberikan pakaian yang bagus-bagus sekadar untuk menghibur. Pamanahan dan Panjawilah yang membunuh Panangsang, itulah yang disiarkan kepada umum.

Baca juga: Kisah Kesaktian Tongkat Sunan Kalijaga Bisa Munculkan Api Abadi Mrapen

Keesokan harinya, di depan umum, kepada Raja Pajang dilaporkan kemenangan atas Arya Penangsang, dan siapa saja yang berhasil membunuhnya. Setelah itu Raja menanyakan nasib Aria Mataram yang telah pergi dengan tujuan yang tidak diketahui.

De Graaf pada bukunya "Puncak Kekuasaan Mataram : Politik Ekspansi Sultan Agung", menyebut Raja Pajang untuk meminta kepada Ki Gede Pamanahan agar memilih tanah Pati atau Mataram. Ia berpendapat haknya sebagai anak sulung justru memberi dia kedudukan yang paling rendah.

Tetapi justru sebaliknya hingga akhirnya Ki Gede Pamanahan mengalah dan menyerahkan Pati yang telah menjadi kota dengan banyak penduduk untuk dijatuhkan ke Panjawi. Sementara dirinya memilih Mataram yang masih hutan belantara.

Dengan demikian, Panjawi boleh segera pergi ke Pati yang harus diurusnya dengan baik. Pamanahan diutus ke Jepara untuk memberitahukan hasil peperangan kepada Ratu Kalinyamat. Setelah itu barulah Pamanahan akan memperoleh tanah Mataram.

Ketika bertemu Ratu Kalinyamat, Pamanahan menolak semua hadiah dari Ratu Kalinyamat karena berhasil membunuh Arya Penangsang sesuai dengan janji sang ratu. Bahkan Ki Gede Pamanahan telah lega hati dan juga tak menerima pemberian dua kerajaan yakni Kerajaan Prawata dan Kalinyamat, termasuk semua harta kekayaan kecuali pusaka - pusakanya.

Maka, ia pun menerima dua cincin Menjangan-Bang, dengan sebuah permata delima dan Uluk, dengan sebuah mata berlian, yang harus disembunyikannya baik-baik. Kepadanya juga diberikan semua peninggalan janda almarhum Pangeran Kalinyamat.

Dalam perjalanan kembali Pamanahan masih singgah di Sela. Dari sana dibawanya serta 150 orang anggota keluarga dan kerabat yang mencintainya untuk tinggal bersama di Mataram.

Turut serta dalam rombongan yang dibawa Ki Gede Pamanahan adalah para wanita-wanita cantik yang dihadiahkan oleh Ratu Kalinyamat, Raja Pajang hanya memilih seorang, yang kemudian dititipkannya kepada Pamanahan sampai cukup dewasa untuk dapat dikawini.

Tetapi, Pamanahan konon mendengar kabar penyerahan tanah Mataram sekali lagi ditunda. Hal ini mengakibatkannya sempat kecewa. Namun konon ia memilih tidak kembali dan bertapa di hutan belantara.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3246 seconds (0.1#10.140)