Bupati Aa Umbara Minta Pasar Cisarua Direlokasi
A
A
A
BANDUNG BARAT - Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna meminta agar Pasar Baruki di Kecamatan Cisarua, segera direlokasi dan direvitalisasi karena sudah tidak refresentatif dan layak. Pasar yang menampung 200 pedagang di dalamnya dinilai tidak nyaman bagi konsumen.
"Pasar Cisarua sudah tidak refresentatif jadi harus dipindahkan, pedagang tidak nyaman dan arus lalu lintas juga terganggu," kata Aa Umbara Sutisna, Rabu (20/2/2019).
Untuk itu Pemkab Bandung Barat akan merelokasi pasar ke lahan yang lebih luas agar geliat jual beli terasa lebih hidup. Sedikitnya dibutuhkan lahan kurang lebih satu hektare karena nantinya pasar akan bersinergi dengan terminal. Bupati telah meminta pihak kecamatan dan Dinas Perindustrian Perdagangan mencari lahan pemda di wilayah Cisarua yang cukup luas.
"Kita akan cari solusi bagaimana sebaiknya, apakah nanti pasar ini jadi alun-alun atau bagaimana. Yang jelas pemkab berupaya meningkatkan pelayanan masyarakat dan membangkitkan ekonomi pedagang. Pokoknya tahun depaan pasar ini sudah harus pindah," ujarnya.
Selain itu, lokasinya yang berada di pinggir jalan utama sering mengakibatkan kemacetan. Jika musim hujan, Pasar Cisarua ini juga terlihat kumuh karena sering terendam banjir dari aliran sungai yang ada di depannya. Dirinya menargetkan lokasi ideal untuk lokasi relokasi Pasar Cisarua sudah bisa didapat tahun ini sehingga tahun depan bisa dianggarkan dan dilakukan pengerjaan fisiknya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan KBB, Maman Sulaeman mengatakan, tahun ini pihaknya baru berencana membangun lima pasar desa, seperti Cipta Gumanti (Cikalongwetan), Pasar Cipeundeuy, Pasar Cililin, Pasar Gununghalu, dan Pasar Rongga. Kelima pasar desa itu sekarang sedang dikaji dengan terlebih dahulu dibuatkan DED-nya sekaligus studi kelayakannya. Sementara untuk Pasar Barukai, Cisarua, belum masuk dalam rencana tahun ini.
"Yang sudah direvitalisasi pasar pemda adalah Batujajar dan Lembang. Berikutnya Tagog Padalarang dan Cisarua. Sementara untuk pasar desa sudah dilakukan di Rajamandala dengan sistem 60:40 bagi hasilnya antara pemda dengan desa," kata Maman.
"Pasar Cisarua sudah tidak refresentatif jadi harus dipindahkan, pedagang tidak nyaman dan arus lalu lintas juga terganggu," kata Aa Umbara Sutisna, Rabu (20/2/2019).
Untuk itu Pemkab Bandung Barat akan merelokasi pasar ke lahan yang lebih luas agar geliat jual beli terasa lebih hidup. Sedikitnya dibutuhkan lahan kurang lebih satu hektare karena nantinya pasar akan bersinergi dengan terminal. Bupati telah meminta pihak kecamatan dan Dinas Perindustrian Perdagangan mencari lahan pemda di wilayah Cisarua yang cukup luas.
"Kita akan cari solusi bagaimana sebaiknya, apakah nanti pasar ini jadi alun-alun atau bagaimana. Yang jelas pemkab berupaya meningkatkan pelayanan masyarakat dan membangkitkan ekonomi pedagang. Pokoknya tahun depaan pasar ini sudah harus pindah," ujarnya.
Selain itu, lokasinya yang berada di pinggir jalan utama sering mengakibatkan kemacetan. Jika musim hujan, Pasar Cisarua ini juga terlihat kumuh karena sering terendam banjir dari aliran sungai yang ada di depannya. Dirinya menargetkan lokasi ideal untuk lokasi relokasi Pasar Cisarua sudah bisa didapat tahun ini sehingga tahun depan bisa dianggarkan dan dilakukan pengerjaan fisiknya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan KBB, Maman Sulaeman mengatakan, tahun ini pihaknya baru berencana membangun lima pasar desa, seperti Cipta Gumanti (Cikalongwetan), Pasar Cipeundeuy, Pasar Cililin, Pasar Gununghalu, dan Pasar Rongga. Kelima pasar desa itu sekarang sedang dikaji dengan terlebih dahulu dibuatkan DED-nya sekaligus studi kelayakannya. Sementara untuk Pasar Barukai, Cisarua, belum masuk dalam rencana tahun ini.
"Yang sudah direvitalisasi pasar pemda adalah Batujajar dan Lembang. Berikutnya Tagog Padalarang dan Cisarua. Sementara untuk pasar desa sudah dilakukan di Rajamandala dengan sistem 60:40 bagi hasilnya antara pemda dengan desa," kata Maman.
(wib)