DBD di Sumba Timur Kembali Renggut Nyawa, 9 Warga Meninggal Dunia
A
A
A
SUMBA TIMUR - Wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) hingga kini masih terus menjadi ancaman bagi warga Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Berdasarkan data yang diperoleh dari tiga rumah sakit di Kota Waingapu, hingga Rabu (13/02/2019) terdata 351 warga yang telah dan sementara dirawat karena DBD. Sembilan di antaranya meninggal dunia.
Dari total warga yang diserang DBD maupun yang meninggal dunia, didominasi kategori usia anak-anak. Yang terbaru, jelang sore hari tadi, Michael Fernandez, seorang anak usia satu tahun kembali jadi korban keganasan penyakit yang disebar lewat gigitan nyamuk aedes aegypty itu. (Baca juga: Lagi DBD Renggut Nyawa 2 Anak di Sumba Timur)
Tangis duka cita dan histeris keluarga terutama Debora Rambu Riwa, sang bunda tak kuasa dibendung. Betapa tidak, keceriaan buah cintanya dengan Andreas Andry Fernandes, terenggut oleh ganasnya DBD yang oleh pemerintah setempat telah ditetapkan sebagi KLB itu.
Walau berusaha tegar, Andreas pun tak kuasa membendung air matanya seiring banyaknya tetangga dan kerabat yang datang memberi ucapan duka cita dan simpati.
Adapun pasca ditetapkan sebagai KLB oleh pemerintah setempat, lewat dana dari pos dana tak terduga dalam APBD telah dicairkan dana lebih dari Rp1,4 miliar. Dana ini diperuntukkan bagi pembiayaan perawatan warga yang terserang DBD, juga untuk penyediaan peralatan dan sarana pendukung lainnya seperti alat fogging dan abate.
Dari total warga yang diserang DBD maupun yang meninggal dunia, didominasi kategori usia anak-anak. Yang terbaru, jelang sore hari tadi, Michael Fernandez, seorang anak usia satu tahun kembali jadi korban keganasan penyakit yang disebar lewat gigitan nyamuk aedes aegypty itu. (Baca juga: Lagi DBD Renggut Nyawa 2 Anak di Sumba Timur)
Tangis duka cita dan histeris keluarga terutama Debora Rambu Riwa, sang bunda tak kuasa dibendung. Betapa tidak, keceriaan buah cintanya dengan Andreas Andry Fernandes, terenggut oleh ganasnya DBD yang oleh pemerintah setempat telah ditetapkan sebagi KLB itu.
Walau berusaha tegar, Andreas pun tak kuasa membendung air matanya seiring banyaknya tetangga dan kerabat yang datang memberi ucapan duka cita dan simpati.
Adapun pasca ditetapkan sebagai KLB oleh pemerintah setempat, lewat dana dari pos dana tak terduga dalam APBD telah dicairkan dana lebih dari Rp1,4 miliar. Dana ini diperuntukkan bagi pembiayaan perawatan warga yang terserang DBD, juga untuk penyediaan peralatan dan sarana pendukung lainnya seperti alat fogging dan abate.
(kri)