Dokter Dianiaya Keluarga Pasien, Pelayanan RSUD Raja Ampat Dihentikan

Selasa, 12 Februari 2019 - 21:04 WIB
Dokter Dianiaya Keluarga...
Dokter Dianiaya Keluarga Pasien, Pelayanan RSUD Raja Ampat Dihentikan
A A A
WAISAI - Nasib nahas menimpa seorang dokter di RSUD Waisai, Kabupaten Raja Ampat , Papua Barat berinisial FJ. Dia dianiaya keluarga pasien saat melaksanakan tugas dokter jaga di rumah sakit daerah itu, Selasa dini hari (12/2/2019) sekitar pukul 01.20 WIT.

Akibat penganiayaan itu, FJ mengalami luka sobek pada bagian bibir sebelah bawah dan mendapatkan tiga jahitan. Dokter FJ menjelaskan kronologis kejadian penganiayaan yang dilakukan kerabat pasien.Menurut korban, kejadian berawal saat pasien dibawa keluarganya dalam kondisi emergency. Saat tiba di IGD dan diperiksa, pasien terlihat sudah tidak punya tanda-tanda kehidupan alias sudah meninggal dunia. (Baca Juga: 6 Kampung di Mimika Papua Diserang Wabah Penyakit, 1 Anak Meninggal )
Hasil pemeriksaan itu disampaikan kepada pihak keluarga pasien. Bukan mendapat respons yang baik, dokter yang menangani pasien malah dianiaya hingga dokter mengalami luka serius pada bibir bagian bawah.

"Saya sebagai dokter jaga dari ruangan saya langsung periksa pasien. Karena memang ini pasien emergency, saya mendahulukan keselamatan pasien, lalu saya ambil tindakan pertama untuk periksa pasien," jelas Dokter FJ, Selasa (12/2/2019).

Usai pemeriksaan pasien, FJ menyampaikan hasil medis kepada pihak keluarga dimana pasien telah meninggal dunia. Bukannya mendapat respons yang baik, FJ langsung diserang oleh dua anak pasien dimana seorang menarik kerah bajunya dan seorang adiknya memukul dokter pada bagian bibir yang menyebabkan korban mengalami luka serius.

"Setelah periksa memang sudah tidak ada tanda-tanda kehidupan. Pergerakan nafas sama sekali tidak ada, denyut nadi tidak terasa, renkes pupil di mata juga sudah tidak ada, setelah periksa, saya sampaikan baik-baik kepada keluarga pasien, ini pasien sudah meninggal. Saat saya sampaikan kondisi pasien sudah meninggal, anaknya pasien yang di depan saya itu langsung ngamuk. Dia ngamuk dia bilang kau (dokter) bicara apa, kau bicara yang benar, kau periksa baik-baik,” jelasnya.

Menanggapi itu, dokter FJ mengatakan sebagai dokter dalam menangani pasien sudah sesuai prosedur dan tidak asal bicara. Kemungkinan pasien meninggal dalam perjalanan atau saat masih di rumah.

“Penyampaian saya itu membuat pelaku emosi dan menarik kerah baju saya. Lalu saya sempat mundur, kemudian ada salah seorang adik pelaku yang berdiri tepat di samping saya, layangkan pukulan kepada saya di bagian bibir,” jelas Dokter FJ.

Setelah dianiaya, Dokter FJ sempat diamankan petugas medis ke ruangan sebelah. Namun pihak keluarga pasien justru mengejar Dokter FJ.
Atas peristiwa tersebut, Dokter FJ yang didampingi rekan-rekannya langsung menuju Kantor Polres Raja Ampat, untuk membuat laporan. (Baca Juga: Aksi Perompakan Marak, Ini Kata Kapolres Raja Ampat )

Aksi penganiayaan Dokter FJ oleh salah seorang pelaku berinisial IS berdampak pada aksi mogok para petugas medis di rumah sakit tersebut. Mereka tidak melakukan pelayanan terhadap pasien di UGD RSUD Raja Ampat.

Aksi tersebut dilakukan dengan cara menempelkan pengumuman pada pintu masuk UGD. "UGD Tutup Tidak Terima Pasien Karena Ada Kasus Pemukulan Terhadap Dokter Jaga UGD. Kami Ingin Melayani Tapi Kami Tidak Ingin Dianiaya...!!!" demikian tulisan yang dipajang di pintu masuk IGD.

Aksi mogok ini terjadi pada Selasa dini hari setelah peristiwa pemukulan terhadap dokter jaga di IGD RSUD Raja Ampat. Pada Selasa siang sekitar pukul 10.00 WIT, ruangan IGD tampak sepi dan tidak ada pelayanan sama sekali. Hal itu juga dibenarkan oleh sejumlah petugas rumah sakit yang ditemui di TKP.

Direktur RSUD Raja Ampat Dr Agus Arianto, S.pb, membenarkan adanya tindakan penganiayaan terhadap anak buahnya itu. Dirinya mengaku kecewa dengan tindakan main hakim sendiri yang dilakukan keluarga pasien. Menurutnya, pelayanan petugas medis atau Dokter jaga di RSUD Waisai dalam mengambil tindakan pertolongan kepada pasien sudah sesuai prosedur.

"Saya sangat menyesalkan adanya main pukul begini ya mas. Apalagi petugas medis telah bekerja sesuai prosedur dalam memberikan pertolongan kepada pasien. Saat diperiksa kondisi pasien memang sudah tak bernyawa dalam hal ini sudah meninggal. Kalau demikian kan kita tidak bisa berikan RJP,” katanya.

Terkait aksi mogok para petugas medis di IGD RSUD Waisai, menurut Agus itu merupakan spontanitas dari para petugas medis terkait adanya kasus penganiayaan rekan mereka oleh keluarga pasien.

"Ya bukan mogok yah sebenernya, itu kalau mau dibilang spontanitas kawan-kawan. Karena ada rekan mereka dianiaya, jadi lebih pada mengamankan diri, takutnya hal itu terjadi lagi begitu, tapi pelayanan kesehatan di IGD RSUD sudah kembali normal, tadi sudah ada pelayanan dan korban juga sudah melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian,” ungkap Agus.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2236 seconds (0.1#10.140)