Lagi DBD Renggut Nyawa 2 Anak di Sumba Timur
A
A
A
WAINGAPU - Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali menelan korban jiwa di Kelurahan Kambadjawa, Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dimana Yuliana Elizabeth Ludji seorang balita usia tiga tahun harus meregang nyawa akibat terjangkit DBD.
Keceriaan bocah tersebut kini hanya tinggal kenangan, tersimpan dalam beberapa potret yang kini hanya bisa dipandangi pasca puteri tercintanya meninggal karena DBD Selasa malam 5 Februari 2019 kemarin.Tenda duka cita pun harus dibangun di pelataran seiring kesedihan yang meliputi keluarganya.
Rasa duka mendalam hingga kini masih terus meliputi keluarga Yantina Ludji seiring kepergian Yuliana Elizabeth Ludji puteri tercintanya.
“Air mata seakan telah mengering namun duka itu tetap masih mengerogoti hati,” kata Yantina Ludji ibu korban, Rabu (6/2/2019).
Duka yang dialami keluarga Yantina juga dirasakan oleh keluarga Yanti Dido di Kelurahan Prailiu, Kecamatan Kambera betapa tidak Sabrian Adi Putera Dara Kota putera tercintanya harus pula terbujur kaku karena terserang DBD.
Ditemui di rumah duka tangis duka terus terdengar dari kerabat dan juga kenalan yang datang melayat. Pihak keluarga mengakui Sabrian sempat panas namun kemudian panasnya turun dan bahkan kemudian bermain sepeda.
Namun ketika rasa cemas keluarga sirna seiring keceriaan sang anak pasca turunnya panas, prahara datang menjelang pagi dimana putera tercinta mereka kejang- kejang dan kemudian tak tertolong.
Walau tak sempat dibawa ke rumah sakit untuk didiagnosa dokter keluarga menduga putera mereka terkena DBD seiring mewabahnya penyakit yang disebar oleh nyamuk Aedes Aegypty itu.
Pemerintah Kabupaten Sumba Timur telah menetapkan wabah DBD sebagai kejadian luar biasa (KLB) jika mengacu data sejak akhir Desember 2018 lalu hingga kini delapan warga telah meninggal dunia.
Sementara hingga kini tiga rumah sakit yang ada di Kota Waingapu telah merawat sebanyak 264 pasien dimana beberapa diantaranya dirawat intensif karena dalam kondisi kritis.
Keceriaan bocah tersebut kini hanya tinggal kenangan, tersimpan dalam beberapa potret yang kini hanya bisa dipandangi pasca puteri tercintanya meninggal karena DBD Selasa malam 5 Februari 2019 kemarin.Tenda duka cita pun harus dibangun di pelataran seiring kesedihan yang meliputi keluarganya.
Rasa duka mendalam hingga kini masih terus meliputi keluarga Yantina Ludji seiring kepergian Yuliana Elizabeth Ludji puteri tercintanya.
“Air mata seakan telah mengering namun duka itu tetap masih mengerogoti hati,” kata Yantina Ludji ibu korban, Rabu (6/2/2019).
Duka yang dialami keluarga Yantina juga dirasakan oleh keluarga Yanti Dido di Kelurahan Prailiu, Kecamatan Kambera betapa tidak Sabrian Adi Putera Dara Kota putera tercintanya harus pula terbujur kaku karena terserang DBD.
Ditemui di rumah duka tangis duka terus terdengar dari kerabat dan juga kenalan yang datang melayat. Pihak keluarga mengakui Sabrian sempat panas namun kemudian panasnya turun dan bahkan kemudian bermain sepeda.
Namun ketika rasa cemas keluarga sirna seiring keceriaan sang anak pasca turunnya panas, prahara datang menjelang pagi dimana putera tercinta mereka kejang- kejang dan kemudian tak tertolong.
Walau tak sempat dibawa ke rumah sakit untuk didiagnosa dokter keluarga menduga putera mereka terkena DBD seiring mewabahnya penyakit yang disebar oleh nyamuk Aedes Aegypty itu.
Pemerintah Kabupaten Sumba Timur telah menetapkan wabah DBD sebagai kejadian luar biasa (KLB) jika mengacu data sejak akhir Desember 2018 lalu hingga kini delapan warga telah meninggal dunia.
Sementara hingga kini tiga rumah sakit yang ada di Kota Waingapu telah merawat sebanyak 264 pasien dimana beberapa diantaranya dirawat intensif karena dalam kondisi kritis.
(sms)