Banjir Bandang Sulsel 79 Meninggal Dunia, 1 Hilang

Kamis, 31 Januari 2019 - 19:21 WIB
Banjir Bandang Sulsel...
Banjir Bandang Sulsel 79 Meninggal Dunia, 1 Hilang
A A A
MAKASSAR - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan data per Kamis 31 Januari 2019, tercatat ada 79 orang meninggal dan 1 orang hilang dalam musibah banjir bandang yang terjadi di Sulawesi Selatan. BNPB memperkirakan puluhan ribu rumah tenggelam yang disebabkan angin kencang serta terjangan air bah.

"Sebanyak 79 jiwa meninggal, hilang 1 jiwa, luka-luka 48 jiwa, mengungsi 5.506 jiwa, rumah rusak 1.397 unit, rumah tenggelam 22.506 unit," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di kantor BNPB, Jakarta Timur, Kamis (31/1/2019).

Rangkaian bencana di Sulawesi Selatan ini juga turut mengakibatkan kerusakan fisik di antaranya, 1.397 unit rumah rusak, 22.506 unit rumah terendam, dan 12.785 unit lahan sawah ikut terdampak. "Jembatan rusak 56 unit, kemudian lahan pertanian sawah yang terendam 12.785 unit," kata Sutopo.

Sutopo mengungkapkan pihaknya telah memberikan bantuan sebesar Rp1,1 miliar terhadap bencana itu. "BNPB telah memberikan upaya bantuan dana siap pakai sebesar Rp1,1 miliar," ungkapnya.

Sutopo mengatakan saat ini petugas fokus melakukan pembersihan lingkungan akibat lumpur dan material yang terbawa oleh banjir.

Dirinya juga menyebut tim di lapangan masih kesulitan untuk mengakses daerah yang terdampak longsor. Alhasil, proses distribusi logistik ke lokasi bencana terkendala.

"Karena akses kendaraan tidak bisa dilalui sehingga terpaksa pengiriman melalui jalur darat. Oleh karena itu TNI, Polri, atau relawan mereka terpaksa jalan kaki untuk mendistribusikan bantuan, karena jalannya masih tertutup oleh material-material longsor, dan itu terjadi di beberapa tempat," kata Sutopo.

Sutopo juga mengatakan Wakil Presiden Jusuf Kalla telah memerintahkan BNPB agar membantu proses penanganan pasca bencana. "Nantinya rehabilitasi rekonstruksi pasti nanti juga akan dilakukan," timpalnya.

Sementara itu, Sutopo mengatakan proses masa tanggap darurat masih berlangsung hingga 6 Februari 2019 mendatang. Perpanjangan masa tanggap darurat itu akan disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

"Apakah diperpanjang apa tidak oleh Gubernur akan disesuaikan dengan kondisi lapangan yang ada," tuturnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1815 seconds (0.1#10.140)