Terombang-ambing di Laut, Tiga Nelayan Hilang Ditemukan Selamat
A
A
A
BINTAN - Tiga nelayan yang hilang karena kapal tenggelam akhirnya berhasil ditemukan Tim SAR gabungan dalam kondisi selamat, Minggu (27/1/2019). Ketiga nelayan itu terombang-ambing lebih dari enam jam lamanya di tengah laut Perairan Bintan, Kepulauan Riau.
Tiga nelayan itu adalah Jupri sebagai tekong warga Galang Batang, Andi warga Masiran Kawal dan Ande warga Galang Batang, Kecamatan Gunung Kijang, Bintan.
"Tiga nelayang sudah ditemukan terombang-ambing pakai tutup fiber dalam keadaan selamat. Ketiga korban pergi memancing, tapi kapalnya malah tenggelam," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Tanjungpinang Budi Cahyadi. (Baca: Kapal Tenggelam, Tim SAR Cari Tiga Nelayan yang Hilang).
Budi mengatakan, ketiga korban langsung dievakuasi menuju dermaga pelabuhan Kawal, Kecamatan Gunung Kijang. Kapal yang ditumpangi nelayan tenggelam diduga disebabkan gelombang tinggi karena ombak mencapai dua meter.
Dalam pencarian, kata Budi, prakiraan cuaca berawan dengan angin Utara-Timur Laut kecepatan angin 5 sampai 20 knot, sedangkan gelombang laut tinggi 0.5 hingga 2 meter. "Korban langsung dievakuasi ke Kawal, kapal mereka tenggelam disebabkan karena ombak tinggi," ujar Budi.
Untuk pencarian korban, kata Budi, melibatkan unsur SAR Rescuer Kantor Pencarian dan Pertolongan Tanjungpinang, Pos TNI AL Kawal, Polsek Gunung Kijang dan nelayan setempat. Alat utama SAR KN. SAR Bhisma dan pompong masyarakat. Kapal nelayan itu tenggelam sekitar perairan laut Pulau Nikoi dan Batu Malang Buru, Kabupaten Bintan. "KN Bhisma langsung diterjunkan untuk mencari korban hilang," kata Budi.
Budi mengimbau dengan adanya fenomena angin kencang ini kepada operator jasa transportasi laut agar mengecek kesiapan kapal baik body maupun mesin dan alat keselamatan berupa life jacket, ring bouy dan lifecraft. Untuk masyarakat nelayan jangan lupa menyiapkan alat komunikasi jika berlayar dan pastikan memberitahu keluarga tujuan keberlayarnya.
"Kita juga memberikan imbauan agar operator kapal terus berhati-hati. Untuk masyarakat pengguna jasa transportasi laut pastikan membeli tiket dan nama terdaftar pada petugas," ujar Budi.
Selain itu, kata Budi, untuk pengguna transportasi darat agar tidak memaksakan diri ke tempat tujuan di luar rumah jika terjadi hujan lebat dan angin kencang. Dia menegaskan Tim SAR terus siaga dalam mengantisipasi segala bentuk kejadian yang membahayakan diri manusia. "Kalau ada terjadi hal-hal yang membahayakan kondisi manusia segera laporkan ke pihak terkait untuk segera ditangani," pungkasnya.
Tiga nelayan itu adalah Jupri sebagai tekong warga Galang Batang, Andi warga Masiran Kawal dan Ande warga Galang Batang, Kecamatan Gunung Kijang, Bintan.
"Tiga nelayang sudah ditemukan terombang-ambing pakai tutup fiber dalam keadaan selamat. Ketiga korban pergi memancing, tapi kapalnya malah tenggelam," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Tanjungpinang Budi Cahyadi. (Baca: Kapal Tenggelam, Tim SAR Cari Tiga Nelayan yang Hilang).
Budi mengatakan, ketiga korban langsung dievakuasi menuju dermaga pelabuhan Kawal, Kecamatan Gunung Kijang. Kapal yang ditumpangi nelayan tenggelam diduga disebabkan gelombang tinggi karena ombak mencapai dua meter.
Dalam pencarian, kata Budi, prakiraan cuaca berawan dengan angin Utara-Timur Laut kecepatan angin 5 sampai 20 knot, sedangkan gelombang laut tinggi 0.5 hingga 2 meter. "Korban langsung dievakuasi ke Kawal, kapal mereka tenggelam disebabkan karena ombak tinggi," ujar Budi.
Untuk pencarian korban, kata Budi, melibatkan unsur SAR Rescuer Kantor Pencarian dan Pertolongan Tanjungpinang, Pos TNI AL Kawal, Polsek Gunung Kijang dan nelayan setempat. Alat utama SAR KN. SAR Bhisma dan pompong masyarakat. Kapal nelayan itu tenggelam sekitar perairan laut Pulau Nikoi dan Batu Malang Buru, Kabupaten Bintan. "KN Bhisma langsung diterjunkan untuk mencari korban hilang," kata Budi.
Budi mengimbau dengan adanya fenomena angin kencang ini kepada operator jasa transportasi laut agar mengecek kesiapan kapal baik body maupun mesin dan alat keselamatan berupa life jacket, ring bouy dan lifecraft. Untuk masyarakat nelayan jangan lupa menyiapkan alat komunikasi jika berlayar dan pastikan memberitahu keluarga tujuan keberlayarnya.
"Kita juga memberikan imbauan agar operator kapal terus berhati-hati. Untuk masyarakat pengguna jasa transportasi laut pastikan membeli tiket dan nama terdaftar pada petugas," ujar Budi.
Selain itu, kata Budi, untuk pengguna transportasi darat agar tidak memaksakan diri ke tempat tujuan di luar rumah jika terjadi hujan lebat dan angin kencang. Dia menegaskan Tim SAR terus siaga dalam mengantisipasi segala bentuk kejadian yang membahayakan diri manusia. "Kalau ada terjadi hal-hal yang membahayakan kondisi manusia segera laporkan ke pihak terkait untuk segera ditangani," pungkasnya.
(nag)