Masih Berstatus Siaga, Gunung Anak Krakatau 54 Kali Alami Erupsi
A
A
A
BANDUNG - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) Badan Geologi mencatat adanya 54 kaki aktivitas letusan atau skripsi pada Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda pada Sabtu, (29/12/2018). Kendati demikian, status anak Gunung Krakatau masih Siaga level III.
Kepala PVMBG, Badan Geologi, Kasbani dalam laporannya mengatakan, melalui rekaman seismograf tanggal 29 Desember 2018 tercatat terjadi 54 kali gempa erupsi atau letusan pada Gunung Anak Krakatau. "Kami juga mencatat ada 103 kali gempa hembusan dan dua kali tremor dengan amplitudo 10 mm, durasi 706-716 detik," kata dia, Minggu (30/12/2018). (Baca: Tinggi Gunung Anak Krakatau Menurun, Korban Tsunami Bertambah).
Menurut dia, dari kemarin hingga pagi ini visual gunungapi terlihat jelas hingga tertutup kabut. Asap kawah teramati dengan tinggi sekitar 1.000 meter dari puncak berwarna putih hingga kelabu dan intensitas tebal. Angin bertiup lemah hingga kencang ke arah utara dan barat laut.
Badan Geologi, melalui PVMBG dan Pos Pengamatan Gunungapi Anak Krakatau terus memantau perkembangan kegiatan vulkanik. Pihaknya juga dan senantiasa berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Banten mau pun BPBD Provinsi Lampung dan BKSDA Lampung agar meningkatkan kewaspadaan dan tidak mendekat ke pulau Anak Krakatau.
Atas status anak Gunung Krakatau Siaga level III, masyarakat masih direkomendasikan tidak mendekati gunung tersebut hingga radius 5 km. Letusan gunung tersebut juga telah menyebabkan gelombang tsunami pada 22 Desember 2018 lalu. Ratusan nyawa melayang akibat tsunami yang ditimbulkan di sekitar Selat Sunda.
Kepala PVMBG, Badan Geologi, Kasbani dalam laporannya mengatakan, melalui rekaman seismograf tanggal 29 Desember 2018 tercatat terjadi 54 kali gempa erupsi atau letusan pada Gunung Anak Krakatau. "Kami juga mencatat ada 103 kali gempa hembusan dan dua kali tremor dengan amplitudo 10 mm, durasi 706-716 detik," kata dia, Minggu (30/12/2018). (Baca: Tinggi Gunung Anak Krakatau Menurun, Korban Tsunami Bertambah).
Menurut dia, dari kemarin hingga pagi ini visual gunungapi terlihat jelas hingga tertutup kabut. Asap kawah teramati dengan tinggi sekitar 1.000 meter dari puncak berwarna putih hingga kelabu dan intensitas tebal. Angin bertiup lemah hingga kencang ke arah utara dan barat laut.
Badan Geologi, melalui PVMBG dan Pos Pengamatan Gunungapi Anak Krakatau terus memantau perkembangan kegiatan vulkanik. Pihaknya juga dan senantiasa berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Banten mau pun BPBD Provinsi Lampung dan BKSDA Lampung agar meningkatkan kewaspadaan dan tidak mendekat ke pulau Anak Krakatau.
Atas status anak Gunung Krakatau Siaga level III, masyarakat masih direkomendasikan tidak mendekati gunung tersebut hingga radius 5 km. Letusan gunung tersebut juga telah menyebabkan gelombang tsunami pada 22 Desember 2018 lalu. Ratusan nyawa melayang akibat tsunami yang ditimbulkan di sekitar Selat Sunda.
(nag)