Perpustakaan dan Kearsipan Kotamobagu Jadi Referensi Sejarah Bolmong
A
A
A
KOTAMOBAGU - Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, Kota Kotamobagu, Bambang Ginoga memastikan Perpustakaan dan Kearsipan Kota Kotambagu, bakal menjadi sumber data sejarah Bolaang Mongondow Raya.“Saat ini kami tengah mengumpulkan data beragam sejarah. Wakil wali kota sudah merespon itu. Intinya, saya masih mencari-cari sejarah-sejarah yang masih belum di pajang di perpustakaan. Apalagi ini sejarah Kotamobagu,” ujarnya, Minggu (2/12/2018).
Bambang menjelaskan, tidak mudah mendapatkan sejarah Kotamobagu bahkan Bolaang Mongondow. Apalagi nama-nama pahlawannya. Pasalnya, harus dilengkapi secara rinci.
“Seperti pahlawan-pahlawan harus nama lengkap, tanggal kelahirannya termasuk pahlawan apa, meninggal di tahun berapa, sejarahnya meninggalnya karena apa dan sebagainya. Itulah yang kadang membuatnya lama. Karena memang tidak sembarangan,” jelasnya.
Menurut dia, proses mencari data tersebut dan membuat buku sejarah, pihaknya bekerja sama dengan badan hukum, dibantu lurah, sangadi (Kepala Desa, red), serta elemen masyarakat Kota Kotamobagu.
“Agar supaya kantor ini lengkap. Baik bukunya, dan sejarah-sejarahnya,” katanya.
Menurutnya, bukan hanya sejarah Kotamobagu dan Bolmong, sejarah daerah se-Sulut pun nantinya ada di perpustakaan Kotamobagu. Jadi kalau ada yang ingin membaca sejarah Manado, Tomohon, Tondano dan lain-lain, ada di Kotamobagu. Tidak perlu lagi mencari di daerahnya. Karena saya mengajukan setiap desa/kelurahan memasukkan sejarah masing-masing. Bahkan saya saat ini tengah mengajukan agar supaya peta wilayah juga ada di perpustakaan sini,” paparnya.
Dia berharap, minat baca anak-anak akan tumbuh setelah adanya buku-buku, bahkan sejarah-sejarah di perpustakaan milik daerah masing-masing.
“Saya pun berharap tidak hanya nanti di kantor saja, baru membaca. Dimanapun, kapanpun anak-anak kita membaca buku. Maka dari itu dinas kami terus berupaya agar disediakannya perpustakaan mini. Sehingga mereka tidak lupa untuk membaca,” tandasnya.
Bambang menjelaskan, tidak mudah mendapatkan sejarah Kotamobagu bahkan Bolaang Mongondow. Apalagi nama-nama pahlawannya. Pasalnya, harus dilengkapi secara rinci.
“Seperti pahlawan-pahlawan harus nama lengkap, tanggal kelahirannya termasuk pahlawan apa, meninggal di tahun berapa, sejarahnya meninggalnya karena apa dan sebagainya. Itulah yang kadang membuatnya lama. Karena memang tidak sembarangan,” jelasnya.
Menurut dia, proses mencari data tersebut dan membuat buku sejarah, pihaknya bekerja sama dengan badan hukum, dibantu lurah, sangadi (Kepala Desa, red), serta elemen masyarakat Kota Kotamobagu.
“Agar supaya kantor ini lengkap. Baik bukunya, dan sejarah-sejarahnya,” katanya.
Menurutnya, bukan hanya sejarah Kotamobagu dan Bolmong, sejarah daerah se-Sulut pun nantinya ada di perpustakaan Kotamobagu. Jadi kalau ada yang ingin membaca sejarah Manado, Tomohon, Tondano dan lain-lain, ada di Kotamobagu. Tidak perlu lagi mencari di daerahnya. Karena saya mengajukan setiap desa/kelurahan memasukkan sejarah masing-masing. Bahkan saya saat ini tengah mengajukan agar supaya peta wilayah juga ada di perpustakaan sini,” paparnya.
Dia berharap, minat baca anak-anak akan tumbuh setelah adanya buku-buku, bahkan sejarah-sejarah di perpustakaan milik daerah masing-masing.
“Saya pun berharap tidak hanya nanti di kantor saja, baru membaca. Dimanapun, kapanpun anak-anak kita membaca buku. Maka dari itu dinas kami terus berupaya agar disediakannya perpustakaan mini. Sehingga mereka tidak lupa untuk membaca,” tandasnya.
(sms)