PT HM Sampoerna Edukasi 1.190 UKM di Bali

Jum'at, 30 November 2018 - 22:18 WIB
PT HM Sampoerna Edukasi 1.190 UKM di Bali
PT HM Sampoerna Edukasi 1.190 UKM di Bali
A A A
DENPASAR - PT HM Sampoerna Tbk terus mendorong pertumbuhan Usaha Kecil Menengah (UKM) di daerah. Di Bali, tercatat 1.190 usaha ekonomi kerakyatan tengah diedukasi.

Mereka terdiri 1.110 peretail yang tergabung dalam Samperona Ritel Community (SRC) dan 90 UKM binaan. "Melalui pendampingan dan pembinaan, kami ingin mencetak UKM ini memiliki daya saing dengan ritel modern," kata Corporate Communication Executive Sampoerna Indra Anggana Bunawan di Tabanan, Bali, Jumat (30/11/2018).

Karena merupakan daerah pariwisata, pendampingan dan pembinaan yang dilakukan berbeda dengan daerah lain, yakni melalui program Trend atau Tourism based Retail Entrepreneurs Development. Program itu fokus pada mencetak UKM dengan produk berupa oleh-oleh.

Di Tabanan, ada 60 SRC dan UKM binaan yang mengikuti program Trend. Dalam program itu, Sampoerna tidak memberikan suntikan modal sepeser pun. Pelaku UKM lebih diberikan pendampingan mulai dari produksi, penataan toko, pemasaran hingga manajemen keuangan.

Untuk melaksanakannya, Sampoerna menggandeng Yayasan Bedo (Business & Export Development Organization). Sejak awal Oktober, Bedo mengedukasi program Trend kepada 90 UKM binaan yang tersebar di Tabanan, Buleleng dan Karangasem.

Manajer Program BEDO, Jeff Kristianto Iskandarsjah mengatakan, pembinaan dilakukan antara lain adalah pelatihan pengelolaan toko retail, trainer of trainers, pelatihan pemasaran, pengembangan produk lokal hingga dukungan pengembangan teknologi.

Menurut Jeff, kendala utama sulitnya UKM bisa maju terletak pada manajemen keuangan. "Pengelolaan keuangannya rata-rata campur aduk tidak jelas," ungkapnya.

Ida Gde Saputrawijaya Agra, pelaku UKM Manik Galih dengan produk beras merah menuturkan melalui pendampingan, banyak perbaikan yang harus dikerjakan untuk memajukan usahanya, seperti memperbaiki tata kelola area kerja hingga manajemen stok dan pengemasan.

"Selama ini saya selalu menjualnya kwintalan. Ternyata setelah dikemas ukuran 1-5 kilogram bisa menjadi produk oleh-oleh," ujarnya.

Wakil Bupati Tabanan Komang Sanjaya mengatakan, terdapat sekitar 39.000 UKM yang bergerak di berbagai bidang usaha, seperti jasa, produk makanan dan minuman, sandang, dan kerajinan. Sedangkan di sektor, terdapat 1.500 peretail tradisional berbentuk warung dan toko.
Sanjaya mengatakan, UKM memegang peran penting dalam menggerakkan roda perekenomian di Tabanan.

"Mereka menyumbang laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto yang secara total mencapai 5,38% di tahun 2017," jelasnya.

Diharapkan pula nantinya dengan menjual berbagai produk khas Tabanan, toko mereka dapat menjual produk yang lebih beragam, terlihat lebih menarik untuk konsumen maupun wisatawan, sehingga mampu bersaing dengan retailer modern.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4933 seconds (0.1#10.140)