Berhadiah Rp10 Juta, 25 Satri se-Pantura Ikuti Musabaqoh Kitab Kuning
A
A
A
GRESIK - Musabaqoh Kitab Kuning (MKK) digelar di Aula Aswaja Kantor PCNU Gresik, Jawa Timur. Sebanyak 25 santri putra dan putri pesantren se-Pantai Utara ikut dalam kegiatan tersebut.
DKC Garda Bangsa Gresik menyediakan hadiah Rp10 juga bagi para juara. Para santri ini berasal dari pesantren-pesantren di Gresik, Lamongan, Tuban, Bojonegoro dan Mojokerto.
Dua katagori MKK yang digelar yaitu Qiroah Kitab Ihya Ulumudin dan Hifdhum Nadhom Alfiah Ibnu Malik. Ketua DKC Garda Bangsa Gresik, Sholahuddin Alayubi menyatakan, kegiatan MKK ini dilaksanakan dalam rangka Hari Santri Nasional 2018. Tahun ini merupakan periode kedua.
“Hadiahnya tidak seberapa, namun bagi kami penyelenggara MKK ini kami harapkan mampu memicu semangat santri belajar alfiah,” ujarnya, Minggu (25/11/2018).
Dijelaskannya, pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di nusantara. Sejak masa penjajah pesantren menjadi simbol perlawanan.Namun, masih kata Sholahuddin, pesantren banyak ditinggalkan seiring tumbuhnya lembaga pendidikan modern. Padahal secara kualitas, pesantren masih punya banyak keunggulan atas lembaga pendidikan modern.
“Nah, dengan MKK ini kami harapkan mampu menumbuhkan kembali para orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke pesantren,” pungkasnya.
DKC Garda Bangsa Gresik menyediakan hadiah Rp10 juga bagi para juara. Para santri ini berasal dari pesantren-pesantren di Gresik, Lamongan, Tuban, Bojonegoro dan Mojokerto.
Dua katagori MKK yang digelar yaitu Qiroah Kitab Ihya Ulumudin dan Hifdhum Nadhom Alfiah Ibnu Malik. Ketua DKC Garda Bangsa Gresik, Sholahuddin Alayubi menyatakan, kegiatan MKK ini dilaksanakan dalam rangka Hari Santri Nasional 2018. Tahun ini merupakan periode kedua.
“Hadiahnya tidak seberapa, namun bagi kami penyelenggara MKK ini kami harapkan mampu memicu semangat santri belajar alfiah,” ujarnya, Minggu (25/11/2018).
Dijelaskannya, pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di nusantara. Sejak masa penjajah pesantren menjadi simbol perlawanan.Namun, masih kata Sholahuddin, pesantren banyak ditinggalkan seiring tumbuhnya lembaga pendidikan modern. Padahal secara kualitas, pesantren masih punya banyak keunggulan atas lembaga pendidikan modern.
“Nah, dengan MKK ini kami harapkan mampu menumbuhkan kembali para orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke pesantren,” pungkasnya.
(rhs)