Lahan Diserobot Sekolah, Keluarga Kecil di Tangsel Berharap Keadilan

Lahan Diserobot Sekolah, Keluarga Kecil di Tangsel Berharap Keadilan
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Pembangunan gedung SDN 02 Muncul, Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) diduga menyerobot lahan yang dimiliki ahli waris almarhum H Mursan. Luas lahan itu disebutkan mencapai ratusan meter lebih, letaknya beririsan di bagian depan gedung SDN 02 Muncul.
Pihak ahli waris, Muhamad Hasan (27), Sarman (36), dan Umu (41) memaparkan, sejak awal pembangunan gedung sekolah pada 2015 silam, keluarganya telah mengajukan protes ke pihak terkait. Di antaranya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Tangsel.
Namun setelah berulang kali melalui proses mediasi, tak ada kejelasan atas nasib lahan yang telah dibangun gedung SDN 02 Muncul. Pihak keluarga mendapati patok batas tanah milik ahli waris telah hilang dan bergeser. Kini lahan tersebut telah berubah menjadi tembok besar gerbang masuk sekolah.
"Kita sudah mengadu ke Dindik tahun 2015, saat itu kita disuruh buat pengajuan resmi dari Kelurahan. Tapi tidak ada tindak lanjut, padahal pertemuan sudah tiga kali sejak tahun 2016 awal. Pertemuan terakhir dari Dindik, bangunan (pagar temboknya) mau dibongkar, dari gerbang sampai tengah halaman sekolah, tapi sampai sekarang belum ditindaklanjuti," kata Hasan di lokasi, Minggu (18/11/2018).
Letak SDN 02 sendiri berada di Jalan S Baru Asih, RT 07/RW 03, Muncul, Setu, Tangsel. Lokasinya, memasuki gang kecil berjarak sekira 50 meter dari pinggir Jalan Raya Muncul.
Keluarga ahli waris sempat menunjukkan berbagai dokumen yang dimiliki, termasuk surat girik atas nama almarhum H Mursan. Selain itu, ada pula dokumen lain tentang gambar denah beserta patok batas lahan tersebut. Semua dokumen turut ditandatangani oleh kelurahan, ketua lingkungan, hingga Badan Pertanahan setempat.
"Jika ada itikad baik dari Dinas Pendidikan, mari kita duduk bersama untuk bermusyawarah, agar permasalahan tanah peninggalan orang tua kami dapat cepat terselesaikan. Kami hanya keluarga kecil, ingin ada keadilan, karena kami kurang mengerti bagaimana lagi memerjuangkan hak lahan itu, dari tahun 2015 hanya digantung saja," ucap Hasan, ditemani sang nenek.
Dari penelusuran di lapangan diperoleh informasi, bahwa saat proses pembebasan lahan yang akan dibangun gedung SDN 02 melibatkan jasa perantara (calo) dari pengurus lingkungan setempat. Calo itu yang selanjutnya menjalin komunikasi dengan Dindikbud Tangsel, hingga akhirnya disepakati tentang pembangunan gedung di atas lahan tersebut.
"Saran saya, coba dikomunikasikan dengan Dinas Pendidikan, karena saat itu ada dua pejabatnya yang memiliki peran penting saat pembebasan lahan bagi SDN 02 Muncul. Dan dari lingkungan, ada juga mantan pengurus RT yang bertindak sebagai perantara saat pembebasan lahan itu," ungkap Ruhiyat, Staf Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Kelurahan Muncul dikonfirmasi terpisah.
Pihak ahli waris, Muhamad Hasan (27), Sarman (36), dan Umu (41) memaparkan, sejak awal pembangunan gedung sekolah pada 2015 silam, keluarganya telah mengajukan protes ke pihak terkait. Di antaranya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Tangsel.
Namun setelah berulang kali melalui proses mediasi, tak ada kejelasan atas nasib lahan yang telah dibangun gedung SDN 02 Muncul. Pihak keluarga mendapati patok batas tanah milik ahli waris telah hilang dan bergeser. Kini lahan tersebut telah berubah menjadi tembok besar gerbang masuk sekolah.
"Kita sudah mengadu ke Dindik tahun 2015, saat itu kita disuruh buat pengajuan resmi dari Kelurahan. Tapi tidak ada tindak lanjut, padahal pertemuan sudah tiga kali sejak tahun 2016 awal. Pertemuan terakhir dari Dindik, bangunan (pagar temboknya) mau dibongkar, dari gerbang sampai tengah halaman sekolah, tapi sampai sekarang belum ditindaklanjuti," kata Hasan di lokasi, Minggu (18/11/2018).
Letak SDN 02 sendiri berada di Jalan S Baru Asih, RT 07/RW 03, Muncul, Setu, Tangsel. Lokasinya, memasuki gang kecil berjarak sekira 50 meter dari pinggir Jalan Raya Muncul.
Keluarga ahli waris sempat menunjukkan berbagai dokumen yang dimiliki, termasuk surat girik atas nama almarhum H Mursan. Selain itu, ada pula dokumen lain tentang gambar denah beserta patok batas lahan tersebut. Semua dokumen turut ditandatangani oleh kelurahan, ketua lingkungan, hingga Badan Pertanahan setempat.
"Jika ada itikad baik dari Dinas Pendidikan, mari kita duduk bersama untuk bermusyawarah, agar permasalahan tanah peninggalan orang tua kami dapat cepat terselesaikan. Kami hanya keluarga kecil, ingin ada keadilan, karena kami kurang mengerti bagaimana lagi memerjuangkan hak lahan itu, dari tahun 2015 hanya digantung saja," ucap Hasan, ditemani sang nenek.
Dari penelusuran di lapangan diperoleh informasi, bahwa saat proses pembebasan lahan yang akan dibangun gedung SDN 02 melibatkan jasa perantara (calo) dari pengurus lingkungan setempat. Calo itu yang selanjutnya menjalin komunikasi dengan Dindikbud Tangsel, hingga akhirnya disepakati tentang pembangunan gedung di atas lahan tersebut.
"Saran saya, coba dikomunikasikan dengan Dinas Pendidikan, karena saat itu ada dua pejabatnya yang memiliki peran penting saat pembebasan lahan bagi SDN 02 Muncul. Dan dari lingkungan, ada juga mantan pengurus RT yang bertindak sebagai perantara saat pembebasan lahan itu," ungkap Ruhiyat, Staf Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Kelurahan Muncul dikonfirmasi terpisah.
(amm)