Cekcok, Penderita Sakit Jiwa Kambuhan Gorok Suami-Istri Tetangganya
A
A
A
TULUNGAGUNG - Matal (42), warga Desa Bangoan, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur membacok leher Musini (65) alias Cimpling, tetangganya sendiri dengan sebilah parang. Usai menjagal Musini, lelaki yang informasinya memiliki riwayat sakit jiwa kambuhan itu juga memburu Subarno (75), suami Musini. Seperti nasib istrinya, Subarno pun tewas dengan luka parah di bagian leher.
Karena tidak bisa dikendalikan dan dianggap berbahaya, petugas Polres Tulungagung terpaksa melumpuhkan Matal dengan tembakan pada tangan. Menurut penuturan Juni, warga setempat, polisi sempat melepaskan tembakan peringatan beberapa kali ke udara.
"Sebelum yang bersangkutan (Matal) dilumpuhkan, petugas sempat melepaskan tembakan ke udara," katanya kepada wartawan Jumat (16/11/2018).
Aksi pembunuhan itu tergolong sadis. Matal yang mendatangi rumah Musini tiba tiba mengamuk. Informasi yang dihimpun, sebelum terjadi pembunuhan, keduanya sempat cekcok yang belum diketahui apa penyebabnya. Sebelum tewas dengan leher nyaris putus, Musini sempat menjerit kesakitan.
Dengan baju belepotan darah, dan tangan menenteng parang yang juga masih bersimbah darah, Matal kembali rumahnya yang bersebelahan dengan rumah korban. Tatapan mata pria yang setiap hari berjualan pentol itu terlihat marah. Begitu melihat Subarno yang tengah merumput, Matal langsung menyerang. Subarno tewas dengan leher tergorok.
Sampai petugas datang, Matal tetap berdiri tegak di teras rumahnya. Sementara warga terus berdatangan. Namun tidak ada yang berani mendekat. Aksi menakutkan Matal berakhir setelah sebutir peluru melukai punggung tangannya.
Untuk mencegah amuk massa, polisi melepaskan tembakan ke udara. Matal langsung diringkus dan dibawa keluar dari lokasi. Menurut Kasatreskrim Polres Tulungagung AKP Mustijat Priyombodo, sebelum dibacok oleh pelaku, korban Muslikah juga dihantam dengan sebongkah batu. Terkait kasus ini petugas masih melakukan penyelidikan, termasuk memastikan motif pembunuhan. "Saat ini petugas masih mendalami kasusnya," ujarnya.
Karena tidak bisa dikendalikan dan dianggap berbahaya, petugas Polres Tulungagung terpaksa melumpuhkan Matal dengan tembakan pada tangan. Menurut penuturan Juni, warga setempat, polisi sempat melepaskan tembakan peringatan beberapa kali ke udara.
"Sebelum yang bersangkutan (Matal) dilumpuhkan, petugas sempat melepaskan tembakan ke udara," katanya kepada wartawan Jumat (16/11/2018).
Aksi pembunuhan itu tergolong sadis. Matal yang mendatangi rumah Musini tiba tiba mengamuk. Informasi yang dihimpun, sebelum terjadi pembunuhan, keduanya sempat cekcok yang belum diketahui apa penyebabnya. Sebelum tewas dengan leher nyaris putus, Musini sempat menjerit kesakitan.
Dengan baju belepotan darah, dan tangan menenteng parang yang juga masih bersimbah darah, Matal kembali rumahnya yang bersebelahan dengan rumah korban. Tatapan mata pria yang setiap hari berjualan pentol itu terlihat marah. Begitu melihat Subarno yang tengah merumput, Matal langsung menyerang. Subarno tewas dengan leher tergorok.
Sampai petugas datang, Matal tetap berdiri tegak di teras rumahnya. Sementara warga terus berdatangan. Namun tidak ada yang berani mendekat. Aksi menakutkan Matal berakhir setelah sebutir peluru melukai punggung tangannya.
Untuk mencegah amuk massa, polisi melepaskan tembakan ke udara. Matal langsung diringkus dan dibawa keluar dari lokasi. Menurut Kasatreskrim Polres Tulungagung AKP Mustijat Priyombodo, sebelum dibacok oleh pelaku, korban Muslikah juga dihantam dengan sebongkah batu. Terkait kasus ini petugas masih melakukan penyelidikan, termasuk memastikan motif pembunuhan. "Saat ini petugas masih mendalami kasusnya," ujarnya.
(amm)