Diguyur Hujan Deras, Jembatan Sepanjang 6 Meter di Sleman Putus
A
A
A
SLEMAN - Hujan deras yang melanda wilayah Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat (9/11/2018) sore, menyebabkan jembatan Karanggeneng, Purwobinangun, Pakem sepanjang 6 meter dan lebar 6 meter putus. Padahal jembatan ini menjadi akses penting bagi warga Karanggeneng dan Dukuh, Donokerto, Turi. Termasuk menuju ke desa wisata Karangsari dan Banyusumilir. Untuk sementara, dibuat jembatan darurat dari bambu. Namun hanya bisa dilalui orang jalan kaki.
Warga Karanggeneng Purnomo (40) mengatakan, selain hujan deras, penyebab jembatan putus juga karena usianya sudah tua. Jembatan juga sudah mengalami kerusakan sejak Mei 2018, sehingga tidak kuat menahan derasnya guyuran hujan.
"Sebenarnya kami sudah mengusulkan adanya perbaikan jembatan ini, tetapi sebelum diperbaiki sudah putus," katanya, Sabtu (10/11/2018).
Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman Makwan mengatakan setelah jembatan putus, pihaknya langsung menutup jalan ke arah jembatan dengan memasang tanda, baik dari arah Karanggeneng di sisi utara jembatan dan dari arah Dukuh di sisi selatan jembatan. Selain itu, juga memasang garis polisi di sekitar jembatan.
"Untuk aksesbilitas warga sementara diarahkan ke jalan lain yang ada di lokasi tersebut meskipun harus memutar," kata Makwan.
Makwan menjelaskan, selain jembatan putus, beberapa pohon di wilayah Sleman juga tumbang di 13 titik. Dua talud di Surodadi, Girikerto, Turi dan Potro, Purwobinangun, Pakem hanyut, aspal jalan Surodadi mengelupas 200 meter, gorong-gorong di Nepen, Candibinangun, meluap sehingga aspal mengelupas 40 meter. Atap rumah warga Tunggularum, Wonokerto, Turi roboh dan pagar rumah warga Daleman, Girikerto. Turi roboh sehingga air mengenangi rumah.
"Robohnya pohon di beberapa titik itu bukan hanya menganggu akses jalan namun juga menimpa jaringan listrik dan rumah warga. Petugas gabungan dan warga langsung melakukan pembersihan. Termasuk membantu menangani rumah yang rusak dan hingga sekarang masih berlangsung," paparnya.
Warga Karanggeneng Purnomo (40) mengatakan, selain hujan deras, penyebab jembatan putus juga karena usianya sudah tua. Jembatan juga sudah mengalami kerusakan sejak Mei 2018, sehingga tidak kuat menahan derasnya guyuran hujan.
"Sebenarnya kami sudah mengusulkan adanya perbaikan jembatan ini, tetapi sebelum diperbaiki sudah putus," katanya, Sabtu (10/11/2018).
Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman Makwan mengatakan setelah jembatan putus, pihaknya langsung menutup jalan ke arah jembatan dengan memasang tanda, baik dari arah Karanggeneng di sisi utara jembatan dan dari arah Dukuh di sisi selatan jembatan. Selain itu, juga memasang garis polisi di sekitar jembatan.
"Untuk aksesbilitas warga sementara diarahkan ke jalan lain yang ada di lokasi tersebut meskipun harus memutar," kata Makwan.
Makwan menjelaskan, selain jembatan putus, beberapa pohon di wilayah Sleman juga tumbang di 13 titik. Dua talud di Surodadi, Girikerto, Turi dan Potro, Purwobinangun, Pakem hanyut, aspal jalan Surodadi mengelupas 200 meter, gorong-gorong di Nepen, Candibinangun, meluap sehingga aspal mengelupas 40 meter. Atap rumah warga Tunggularum, Wonokerto, Turi roboh dan pagar rumah warga Daleman, Girikerto. Turi roboh sehingga air mengenangi rumah.
"Robohnya pohon di beberapa titik itu bukan hanya menganggu akses jalan namun juga menimpa jaringan listrik dan rumah warga. Petugas gabungan dan warga langsung melakukan pembersihan. Termasuk membantu menangani rumah yang rusak dan hingga sekarang masih berlangsung," paparnya.
(amm)