Hujan Deras di Oku Selatan Sebabkan Longsor dan 7 Jembatan Rusak
loading...
A
A
A
PALEMBANG - Sebanyak tujuh jembatan penghubung antar-wilayah di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan mengalami rusak parah lantaran diterjang banjir. Tingginya intensitas hujan dalam beberapa hari terakhir di daerah tersebut menjadi penyebab banjir.
Bupati OKU Selatan Popo Ali mengatakan, sedikitnya terdapat tujuh jembatan putus di wilayahnya yang terdiri dari tiga jembatan gantung dan empat jembatan beton. Selain itu, terdapat juga belasan titik longsor, dan satu ruas jalan provinsi terputus dikarenakan box culvert yang hanyut. ( Baca:Inspektorat OKI: Kalau Ada Pemotongan Bantuan Segera Lapor )
"Hujan dengan intensitas tinggi juga menyebabkan belasan titik longsor, sehingga menimbulkan banjir bandang dan membuat tujuh jembatan mengalami rusak parah dan hanyut," ujar Popo Ali saat video conference, Minggu (10/05/2020).
Sementara itu, Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel Ansori mengatakan, sedikitnya terdapat lima kecamatan yang terdampak akibat banjir bandang yang melanda wilayah OKU Selatan tersebut. Kelima kecamatan tersebut yakni Muara Dua, Buay Sandang Aji, Simpang, Buana Pemaca, dan Kisam Ilir.
"Akibat dari banjir bandang tersebut setidaknya sebanyak 1.314 Kepala Keluarga terdampak. Selain itu juga sudah dilakukan evakuasi terhadap warga, khususnya masyarakat di daerah bantaran Sungai Saka Selabung," jelasnya.
Selain mengakibatkan banjir, kata Ansori, hujan dengan intensitas tinggi juga menyebabkan 14 titik di lima kecamatan lainnya mengalami tanah longsor.
"Di Kecamatan Pulau Beringin, tepatnya di Desa Anugrah, ada sembilan titik. Lalu, Kecamatan Buana Pemaca di Desa Tekana satu titik. Kecamatan Kisam Tinggi di Desa Tenang dan Desa Simpang Tiga satu titik. Kecamatan Buay Pematang Ribu Ranau Tengah Desa Simpang Sender satu titik dan di ruas jalan Simpang Gunung Raya-Bedeng Tiga-Gunung Raya dua titik," jelasnya.
Ansori juga mengatakan, berbagai upaya penanganan telah dilakukan pihaknya, baik dari BPBD setempat yang bekerja sama dengan instansi terkait, maupun dari BPBD Sumsel.
"Yang sedang kita lakukan saat ini yakni pembersihan material longsor, menyiapkan posko pengungsian. Selain itu juga melakukan pemantauan debit air pada beberapa titik rawan, termasuk mendistribusikan logistik kepada masyarakat yang terdampak," tandasnya
Bupati OKU Selatan Popo Ali mengatakan, sedikitnya terdapat tujuh jembatan putus di wilayahnya yang terdiri dari tiga jembatan gantung dan empat jembatan beton. Selain itu, terdapat juga belasan titik longsor, dan satu ruas jalan provinsi terputus dikarenakan box culvert yang hanyut. ( Baca:Inspektorat OKI: Kalau Ada Pemotongan Bantuan Segera Lapor )
"Hujan dengan intensitas tinggi juga menyebabkan belasan titik longsor, sehingga menimbulkan banjir bandang dan membuat tujuh jembatan mengalami rusak parah dan hanyut," ujar Popo Ali saat video conference, Minggu (10/05/2020).
Sementara itu, Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel Ansori mengatakan, sedikitnya terdapat lima kecamatan yang terdampak akibat banjir bandang yang melanda wilayah OKU Selatan tersebut. Kelima kecamatan tersebut yakni Muara Dua, Buay Sandang Aji, Simpang, Buana Pemaca, dan Kisam Ilir.
"Akibat dari banjir bandang tersebut setidaknya sebanyak 1.314 Kepala Keluarga terdampak. Selain itu juga sudah dilakukan evakuasi terhadap warga, khususnya masyarakat di daerah bantaran Sungai Saka Selabung," jelasnya.
Selain mengakibatkan banjir, kata Ansori, hujan dengan intensitas tinggi juga menyebabkan 14 titik di lima kecamatan lainnya mengalami tanah longsor.
"Di Kecamatan Pulau Beringin, tepatnya di Desa Anugrah, ada sembilan titik. Lalu, Kecamatan Buana Pemaca di Desa Tekana satu titik. Kecamatan Kisam Tinggi di Desa Tenang dan Desa Simpang Tiga satu titik. Kecamatan Buay Pematang Ribu Ranau Tengah Desa Simpang Sender satu titik dan di ruas jalan Simpang Gunung Raya-Bedeng Tiga-Gunung Raya dua titik," jelasnya.
Ansori juga mengatakan, berbagai upaya penanganan telah dilakukan pihaknya, baik dari BPBD setempat yang bekerja sama dengan instansi terkait, maupun dari BPBD Sumsel.
"Yang sedang kita lakukan saat ini yakni pembersihan material longsor, menyiapkan posko pengungsian. Selain itu juga melakukan pemantauan debit air pada beberapa titik rawan, termasuk mendistribusikan logistik kepada masyarakat yang terdampak," tandasnya
(ihs)