Santri Ponpes Lirboyo Lumpuh Kaki Setelah Divaksin Rubella

Selasa, 06 November 2018 - 17:05 WIB
Santri Ponpes Lirboyo...
Santri Ponpes Lirboyo Lumpuh Kaki Setelah Divaksin Rubella
A A A
TULUNGAGUNG - Wildan (12), warga Desa Sumberejo Kulon, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur lumpuh setelah divaksin Measless Rubella (MR). Tidak berselang lama ikut imunisasi massal, sepasang kaki Wildan tiba-tiba tidak bisa digerakkan.

Menurut Suyanto (58), ayah Wildan, anaknya menderita Guillan Barre Syndrome (GBS). Informasi itu disampaikan dokter RSU Syaiful Anwar Malang tempat Wildan saat ini dirawat. "Kata dokter anak saya mengidap Guillan Barre Syndrome," tutur Suyanto kepada wartawan, Selasa (6/11/2018).

BGS adalah situasi gangguan kekebalan tubuh yang menyerang sistem syaraf. Pada beberapa kasus, sindrom yang berasal dari virus itu berdampak kelumpuhan. Imunisasi massal MR itu sendiri berlangsung di sekolah MTs Lirboyo Kediri 24 Oktober 2018. Selain sebagai siswa kelas 1, Wildan juga merupakan santri Ponpes Lirboyo.

Seperti santri lain, Wildan yang baru pulang karena izin sakit tipus dan diare, juga diwajibkan imunisasi. Usai divaksin pagi hari, siang sekitar pukul 14.00 WIB, kaki Wildan sudah tak bisa digerakkan. "Karena libur, usai imunisasi semua santri balik ke ponpes. Bangun tidur kaki anak saya sudah tidak bisa bergerak," tuturnya.

Sebagai orang awam, Suyanto masih sulit mempercayai kenyataan itu. Yang dia tahu sebelumnya anaknya baik baik saja. "Yang saya tahu setelah diimunisasi (MR) pagi, sorenya kaki anak saya sudah lemas," tuturnya sedih. Beberapa kali cerita terputus. Tiap mengingat putra bungsunya terbaring lemas di rumah sakit, air mata Suyanto runtuh.

Dengan kertas folio bertuliskan "Anaku Korban Rubela", Suyanto berupaya mencari keadilan. "Saya hanya berharap kaki anak saya bisa pulih seperti sedia kala," harapnya sembari terisak. Setelah dari Tulungagung, Suyanto berencana mendatangi Kantor Dinas Kesehatan Kota Kediri.

Yoyok, kerabat Suyanto menambahkan berharap ada pertanggungjawaban dari Dinas Kesehatan terkait. Hal itu mengingat imunisasi massal dilakukan petugas kesehatan setempat. "Kami meminta ada pertanggungjawaban," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7787 seconds (0.1#10.140)