Penjelasan Ilmiah BMKG soal Julukan Majalengka sebagai Kota Angin
A
A
A
MAJALENGKA - Seperti halnya daerah lain, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat juga memiliki julukan tersendiri. Kota Angin, itu adalah salah satu julukan yang disematkan kepada Kabupaten yang digadang-gadang menjadi kekuatan ekonomi baru di Jawa Barat itu.
Namun, belum diketahui secara pasti sejarah di balik penyebutan itu. Salah satu sumber menyebut bahwa julukan itu muncul dari orang luar yang berkunjung ke Kabupaten Majalengka dan mendapatkan fakta bahwa di Majalengka merasakan embusan angin yang cukup kencang.
Kendati belum ditemukan secara pasti asal mula penyebutan julukan itu, akan tetapi dilihat dari sisi lain, sebutan Kota Angin untuk Kabupaten Majalengka sedikit terjawab. Adalah BMKG Stasiun Meteorologi yang bisa memberi penjelasan tentang julukan itu.
Dari data BMKG, kecepatan angin di Kabupaten Majalengka tergolong lebih cepat dibanding daerah sekitarnya. Letak geografis, dekat dengan puncak Gunung Ciremai menjadi salah satu pemicu kondisi tersebut.
Kecepatan angin di Kabupaten Majalengka akan semakin terasa ketika memasuki musim kemarau, periode Juli sampai Oktober. Kondisi itu, sedikit banyak juga terjadi di Kabupaten Cirebon.
"Majalengka dan Cirebon, di musim kemarau kecepatan angin bisa mencapai 30 knot atau 56 km per jam. Untuk kecepatan normal sendiri di kisaran 15 knot," kata Prakirawan BMKG Stasiun Meterologi Jatiwangi, Ahmad Faa Iziyn saat berbincang sengan SINDOnews, Sabtu (20/10/2018).
Kecepatan angin yang terjadi di Kabupaten Majalengka, kata Ahmad, tidak terlepas dari keberadaan Gunung Ciremai yang terletak di sebelah selatan Kabupaten Majalengka. Sempat terhalang oleh puncak Ciremai, angin kemudian berembus kencang saat melewati puncak gunung tertinggi di Jawa Barat itu.
"Faktor angin dari timuran (Australia), ketika menuju ke kita, Kabupaten Majalengka, lewat Ciremai. Di kalangan masyarakat, angin ini disebut juga angin kumbang," paparnya.
Agustus merupakan saat-saat ketika kecepatan angin di Kabupaten Majalengka berada di angka maksimal. "Dari data yang ada, dalam 10 tahun terakhir, tahun ini merupakan tahun dengan kecepatan angin yang paling tinggi. Kecepatan angin maksimal biasanya terjadi pada bulan Agustus," ungkapnya.
Namun, belum diketahui secara pasti sejarah di balik penyebutan itu. Salah satu sumber menyebut bahwa julukan itu muncul dari orang luar yang berkunjung ke Kabupaten Majalengka dan mendapatkan fakta bahwa di Majalengka merasakan embusan angin yang cukup kencang.
Kendati belum ditemukan secara pasti asal mula penyebutan julukan itu, akan tetapi dilihat dari sisi lain, sebutan Kota Angin untuk Kabupaten Majalengka sedikit terjawab. Adalah BMKG Stasiun Meteorologi yang bisa memberi penjelasan tentang julukan itu.
Dari data BMKG, kecepatan angin di Kabupaten Majalengka tergolong lebih cepat dibanding daerah sekitarnya. Letak geografis, dekat dengan puncak Gunung Ciremai menjadi salah satu pemicu kondisi tersebut.
Kecepatan angin di Kabupaten Majalengka akan semakin terasa ketika memasuki musim kemarau, periode Juli sampai Oktober. Kondisi itu, sedikit banyak juga terjadi di Kabupaten Cirebon.
"Majalengka dan Cirebon, di musim kemarau kecepatan angin bisa mencapai 30 knot atau 56 km per jam. Untuk kecepatan normal sendiri di kisaran 15 knot," kata Prakirawan BMKG Stasiun Meterologi Jatiwangi, Ahmad Faa Iziyn saat berbincang sengan SINDOnews, Sabtu (20/10/2018).
Kecepatan angin yang terjadi di Kabupaten Majalengka, kata Ahmad, tidak terlepas dari keberadaan Gunung Ciremai yang terletak di sebelah selatan Kabupaten Majalengka. Sempat terhalang oleh puncak Ciremai, angin kemudian berembus kencang saat melewati puncak gunung tertinggi di Jawa Barat itu.
"Faktor angin dari timuran (Australia), ketika menuju ke kita, Kabupaten Majalengka, lewat Ciremai. Di kalangan masyarakat, angin ini disebut juga angin kumbang," paparnya.
Agustus merupakan saat-saat ketika kecepatan angin di Kabupaten Majalengka berada di angka maksimal. "Dari data yang ada, dalam 10 tahun terakhir, tahun ini merupakan tahun dengan kecepatan angin yang paling tinggi. Kecepatan angin maksimal biasanya terjadi pada bulan Agustus," ungkapnya.
(amm)