Alat Pendeteksi Tsunami di 4 Lokasi Sulut Masih Baik

Kamis, 11 Oktober 2018 - 14:07 WIB
Alat Pendeteksi Tsunami di 4 Lokasi Sulut Masih Baik
Alat Pendeteksi Tsunami di 4 Lokasi Sulut Masih Baik
A A A
MANADO - Gempa bumi dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah beberapa waktu lalu membuat warga Sulawesi Utara (Sulut) trauma. Apalagi akhir-akhir ini gempa masih terjadi di sejumlah daerah di Indonesia.

Meski demikian, Kepala Seksi Data dan Informasi, BMKG Stasiun Geofisika Kelas 1 Winangun, Kota Manado, Edward Henrry Mengko memastikan bahwa 4 lokasi tide gauges (pendeteksi tsunami) di Sulawesi Utara adalah milik dan kewenangan dari BIG, dan semua beroperasi dengan baik.

Sejak tahun 2012 tidak ada data buoy yang dapat diakses. Untuk tide gage (milik BIG) masih tetap beroperasi dan dapat dipantau secara real-time.
Dijelaskan, rekapitulasi jumlah dan lokasi pendeteksi tsunami untuk di Sulawesi Utara tersebar di 4 lokasi di Manado, Bitung, Tahuna, dan Melonguane.

“Keempatnya kondisinya masih beroperasi dengan baik,” jelas Edward dalam keterangan tertulisnya, Kamis (11/10/2018).

Kemudian untuk Provinsi Gorontalo terdapat 1 lokasi di Gorontalo. Meski demikian kondisi beroperasi dengan baik. Sedangkan di Sulawesi Tengah ada di 7 lokasi. Dari jumlah tersebut, kondisi 6 beroperasi dengan baik. Maluku Utara ada di 8 lokasi dan semua dalam kondisi beroperasi dengan baik.

Menurut Edward, sistem peringatan dini tsunami di Indonesia, Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) pada awalnya dimulai tahun 2005 setelah kejadian tsunami Aceh, dan pada saat diresmikan pada tahun 2008 diselenggarakan oleh beberapa lembaga negara.

Seperti BMKG yang bertugas melakukan monitoring gempa bumi, dan diseminasi informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami, mengoperasikan peralatan monitoring gelombang seismik seismograph untuk menganalisa parameter -lokasi, kekuatan dan waktu sesaat setelah kejadian gempa bumi.

Lalu, BPPT yang terus memantau jika tsunami terjadi di laut, mengoperasikan buoy yang terpasang di tengah laut pada perairan yang diperkirakan menjadi tempat akan terjadi tsunami.

Kemudian BIG juga memantau jika tsunami sudah mencapai garis pantai dengan mengoperasikan tide gauge atau alat pengukur tinggi gelombang tsunami, terpasang di tepi-tepi pantai.

“Jadi mekanismenya adalah jika terjadi gempa bumi yang menimbulkan tsunami, data gelombang tsunami ini diverifikasi oleh alat buoy milik BPPT, dan alat tide gauge milik BIG. Data buoy dan tide gauge ini dapat dipantau oleh Pusat Gempabumi Nasional milik BMKG di Jakarta,” jelasnya.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8651 seconds (0.1#10.140)