Delapan Psikolog Assessment 56 Siswa yang Sayat Tangan Sendiri
A
A
A
PEKANBARU - Lembaga Bantuan Perlindungan Perempuan dan Anak Riau (LBP2AR) bersama tim Himpunan Psilogi Indonesia (HIMPSI) Riau mendatangi SMP 18 Pekanbaru. Kedatangan mereka untuk melakukan assessment terhadap 56 siswa yang melakukan penyimpangan dengan melakukan tindakan menyayat tangan sendiri.
"Kita sangat prihatin atas kejadian yang menimpa siswa siswa di SMP 18. Makanya kita bersama HIMPSI melakukan penilaian langsung terhadap para siswa yang melakukan pennyimpangan tersebut," kata Ketua LBP2AR Riau, Rosmaini, Rabu (3/10/2018).
Tim dari HIMPSI berjumlah delapan orang. Para psikeater ini langsung menjumpai siswa SMP 18 yang berada di Jalan Lili Pekanbaru. Sebelum melakukan assessment, mereka terlebih dahulu menjumpai pihak sekolah. Mereka sebagian besar berasal dari psikiater Universitas Islam Riau (UIR). (Baca Juga: Konsumsi Minuman Berenergi, 56 Siswa SMP di Pekanbaru Sayat Tangan
Rose menjelaskan bahwa jumlah psikiater yang akan melakukan assessment akan bertambah mengingat jumlah siswa yang melakukan penyimpangan cukup banyak. "Nanti Bapak Bahril Hidayat selaku ketua tim psikiater akan memberikan penjelasan untuk hasil assessment. Karena ada siswa yang memiliki problem yang berbeda beda. Sekarang masih berlangsung assessmentnya," katanya.
Seperti diketahui beberapa waktu lalu sejumlah siswa SMP 18 ketahuan menyayat diri dengan benda tajam. Mereka menyayat tangan dengan pecahan kaca dan jarum pentul karena terobsesi video yang menyebar di grup media sosial, Facebook, Instagram dan WhatsApp.
Perilaku menyimpang itu, menurut siswa, dilakukan karena mengalami banyak masalah. Sejumlah siswa mengaku setelah menyayat diri mereka merasa puas walau fisik mereka merasa sakit karena terluka akibat sayatan. Namun kini semua siswa itu mengaku menyesal. (Baca Juga: Mengejutkan! Semua yang Sayat Tangan Adalah Siswa Berprestasi(amm)
"Kita sangat prihatin atas kejadian yang menimpa siswa siswa di SMP 18. Makanya kita bersama HIMPSI melakukan penilaian langsung terhadap para siswa yang melakukan pennyimpangan tersebut," kata Ketua LBP2AR Riau, Rosmaini, Rabu (3/10/2018).
Tim dari HIMPSI berjumlah delapan orang. Para psikeater ini langsung menjumpai siswa SMP 18 yang berada di Jalan Lili Pekanbaru. Sebelum melakukan assessment, mereka terlebih dahulu menjumpai pihak sekolah. Mereka sebagian besar berasal dari psikiater Universitas Islam Riau (UIR). (Baca Juga: Konsumsi Minuman Berenergi, 56 Siswa SMP di Pekanbaru Sayat Tangan
Rose menjelaskan bahwa jumlah psikiater yang akan melakukan assessment akan bertambah mengingat jumlah siswa yang melakukan penyimpangan cukup banyak. "Nanti Bapak Bahril Hidayat selaku ketua tim psikiater akan memberikan penjelasan untuk hasil assessment. Karena ada siswa yang memiliki problem yang berbeda beda. Sekarang masih berlangsung assessmentnya," katanya.
Seperti diketahui beberapa waktu lalu sejumlah siswa SMP 18 ketahuan menyayat diri dengan benda tajam. Mereka menyayat tangan dengan pecahan kaca dan jarum pentul karena terobsesi video yang menyebar di grup media sosial, Facebook, Instagram dan WhatsApp.
Perilaku menyimpang itu, menurut siswa, dilakukan karena mengalami banyak masalah. Sejumlah siswa mengaku setelah menyayat diri mereka merasa puas walau fisik mereka merasa sakit karena terluka akibat sayatan. Namun kini semua siswa itu mengaku menyesal. (Baca Juga: Mengejutkan! Semua yang Sayat Tangan Adalah Siswa Berprestasi(amm)