Merah Putih 1.500 Meter Dibentangkan di Perbatasan RI-PNG
A
A
A
JAYAPURA - Tim Kirab Satu Negeri Gerakan Pemuda Ansor berhasil membuat catatan sejarah. Di Papua, tepatnya di perbatasan RI-Papua Nugini (PNG), Skouw-Wutung, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, tim kirab bersama masyarakat setempat kemarin membentangkan Merah Putih yang luar biasa panjang.
Total panjangnya mencapai 1.500 meter. Keberhasilan tim membentangkan Merah Putih di area perbatasan ini adalah yang pertama kali di Indonesia sehingga mencatatkan rekor dari Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri). Kain Merah Putih sepan jang 1,5 kilometer ini dibawa ratusan pelajar serta perwakilan ormas di Papua.
Ribuan warga Papua turut hadir menyemarakkan sepanjang rute dari Jayapura menuju Skouwutung. Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, dengan kegiatan ini pihaknya ingin menunjukkan bahwa persatuan di Papua masih kukuh. Dia semakin yakin bahwa rakyat Papua sangat mencintai Indonesia setelah melihat langsung perjalanan kirab yang dimulai dari Merauke, Minggu (16/9) lalu.
”Saya meyakini semangat nasionalisme dan kebangsaan warga Papua tidak pernah pupus,” ujar Yaqut kemarin. Dia kembali menandaskan bahwa Kirab Satu Negeri digelar sebagai ikhtiar kecil GP Ansor untuk bersama-sama masyarakat membangkitkan rasa kecintaan Tanah Air. Hal ini penting karena akhir-akhir ini mulai muncul kelompok atau orang yang ingin mengubah konsensus kebangsaan.
Tidak hanya itu, Yaqut juga menilai ada sekelompok pihak yang menggunakan isu agama untuk kepentingan politiknya. ”Hal ini sangat membahayakan keutuhan bangsa yang berdiri di atas kemajemukan,” ujarnya.
Senior Manager Muri Yusuf Ngadri mengatakan, pembentangan bendera Merah Putih di tapal batas oleh Ansor ini adalah yang pertama kali di Indonesia. Menurutnya, dalam pencatatan Muri ada kategori superlatif, unik, dan langka. Adapun pembentangan Merah Putih oleh Ansor termasuk kategori superlatif. ”Ansor dan Banser mampu menyatukan negeri,” ujar dia.
Kapolda Papua Irjen Pol Martuanis Sormin menyambut baik upaya menguatkan rajutan persatuan seperti yang dilakukan Ansor. Langkah anak muda Nahdlatul Ulama (NU) ini perlu mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak untuk membentengi berbagai ancaman akhir-akhir ini.
Sebagai bentuk dukungan, Kapolda kemarin mengajak seluruh jajarannya mulai wakapolda hingga kapolres untuk hadir di lokasi acara. ”Ini penting untuk menanamkan nasionalisme kepada generasi muda bahwasanya Indonesia adalah bangsa yang besar dan plural,” ujarnya.
Bahkan terkait rekor Muri, menurut dia bukan yang substansial karena terpenting adalah penanaman rasa cinta kepada bangsa dan negara. ”Khusus untuk Papua, kita adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Indonesia,” katanya. Hal serupa diungkapkan Ketua Pengurus Wilayah GP Ansor Papua Amir Mahmud Madubun.
Menurut Amir, dengan dibentangkan bendera Merah Putih ini, pihaknya ingin menegaskan agar tidak meremehkan rasa nasionalisme di Papua. ”Itu pesan moral yang kita tegaskan dalam Kirab Satu Negeri ini,” katanya.
Selain di Jayapura, tim Kirab Satu Negeri dari zona lain juga terus bergerak. Tim Kirab Zona Pulau Rote, NTT, kemarin telah tiba di Kupang. Setiba di ibu kota Provinsi NTT ini, tim mengikuti acara pembacaan Sumpah Pemuda di lapangan GongPerdamaianKotaKupang. Kedatangan tim diterima oleh pimpinan DPRD Provinsi NTT ditandai dengan penyerahan bendera Merah Putih kepada ketua DPRD.
Selain itu, timkirab diterima oleh wakil gubernur NTT. Untuk menyosialisasikan kegiatan akbar ini, tim juga berkunjung ke sejumlah kantor media di Kupang. Sementara tim kirab zona Miangas, Sulawesi Utara, kemarin juga telah tiba di Manado. Tim selanjutnya bertolak ke kantor gubernur setempat.
Total panjangnya mencapai 1.500 meter. Keberhasilan tim membentangkan Merah Putih di area perbatasan ini adalah yang pertama kali di Indonesia sehingga mencatatkan rekor dari Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri). Kain Merah Putih sepan jang 1,5 kilometer ini dibawa ratusan pelajar serta perwakilan ormas di Papua.
Ribuan warga Papua turut hadir menyemarakkan sepanjang rute dari Jayapura menuju Skouwutung. Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, dengan kegiatan ini pihaknya ingin menunjukkan bahwa persatuan di Papua masih kukuh. Dia semakin yakin bahwa rakyat Papua sangat mencintai Indonesia setelah melihat langsung perjalanan kirab yang dimulai dari Merauke, Minggu (16/9) lalu.
”Saya meyakini semangat nasionalisme dan kebangsaan warga Papua tidak pernah pupus,” ujar Yaqut kemarin. Dia kembali menandaskan bahwa Kirab Satu Negeri digelar sebagai ikhtiar kecil GP Ansor untuk bersama-sama masyarakat membangkitkan rasa kecintaan Tanah Air. Hal ini penting karena akhir-akhir ini mulai muncul kelompok atau orang yang ingin mengubah konsensus kebangsaan.
Tidak hanya itu, Yaqut juga menilai ada sekelompok pihak yang menggunakan isu agama untuk kepentingan politiknya. ”Hal ini sangat membahayakan keutuhan bangsa yang berdiri di atas kemajemukan,” ujarnya.
Senior Manager Muri Yusuf Ngadri mengatakan, pembentangan bendera Merah Putih di tapal batas oleh Ansor ini adalah yang pertama kali di Indonesia. Menurutnya, dalam pencatatan Muri ada kategori superlatif, unik, dan langka. Adapun pembentangan Merah Putih oleh Ansor termasuk kategori superlatif. ”Ansor dan Banser mampu menyatukan negeri,” ujar dia.
Kapolda Papua Irjen Pol Martuanis Sormin menyambut baik upaya menguatkan rajutan persatuan seperti yang dilakukan Ansor. Langkah anak muda Nahdlatul Ulama (NU) ini perlu mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak untuk membentengi berbagai ancaman akhir-akhir ini.
Sebagai bentuk dukungan, Kapolda kemarin mengajak seluruh jajarannya mulai wakapolda hingga kapolres untuk hadir di lokasi acara. ”Ini penting untuk menanamkan nasionalisme kepada generasi muda bahwasanya Indonesia adalah bangsa yang besar dan plural,” ujarnya.
Bahkan terkait rekor Muri, menurut dia bukan yang substansial karena terpenting adalah penanaman rasa cinta kepada bangsa dan negara. ”Khusus untuk Papua, kita adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Indonesia,” katanya. Hal serupa diungkapkan Ketua Pengurus Wilayah GP Ansor Papua Amir Mahmud Madubun.
Menurut Amir, dengan dibentangkan bendera Merah Putih ini, pihaknya ingin menegaskan agar tidak meremehkan rasa nasionalisme di Papua. ”Itu pesan moral yang kita tegaskan dalam Kirab Satu Negeri ini,” katanya.
Selain di Jayapura, tim Kirab Satu Negeri dari zona lain juga terus bergerak. Tim Kirab Zona Pulau Rote, NTT, kemarin telah tiba di Kupang. Setiba di ibu kota Provinsi NTT ini, tim mengikuti acara pembacaan Sumpah Pemuda di lapangan GongPerdamaianKotaKupang. Kedatangan tim diterima oleh pimpinan DPRD Provinsi NTT ditandai dengan penyerahan bendera Merah Putih kepada ketua DPRD.
Selain itu, timkirab diterima oleh wakil gubernur NTT. Untuk menyosialisasikan kegiatan akbar ini, tim juga berkunjung ke sejumlah kantor media di Kupang. Sementara tim kirab zona Miangas, Sulawesi Utara, kemarin juga telah tiba di Manado. Tim selanjutnya bertolak ke kantor gubernur setempat.
(don)