Dinas Tanaman Pangan Kobar Sosialisasikan Tumpang Sari Karet-Semangka
A
A
A
KOTAWARINGIN BARAT - Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Kotawaringin Barat (Kobar), Kalteng terus berusaha meningkatkan kreativitas petani dengan melakukan berbagai inovasi. Salah satunya adalah dengan pola tumpangsari karet-semangka.
“Tumpangsari menjadi salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas dari lahan yang terbatas,” ucapnya, Kepala Bidang Hortikultura, DTPHP, Endro Budi Utomo di ruang kerjanya, Kamis (13/9/2018).
Ia mengatakan, di Desa Sidomulyo Kecamatan Pangkalan Banteng, yang notabene komoditas utamanya adalah tanaman karet. Pada saat ini sebagian sudah memasuki masa replanting (peremajaan).
“Menanam semangka tumpangsari di antara tanaman karet muda merupakan upaya untuk menambah penghasilan petani ketika tanaman karet belum menghasilkan,” kata Endro.
Umumnya pada tanaman perkebunan seperti karet dan kelapa sawit, ketika tanaman tersebut masih muda, digunakan Legum Cover Crop (LCC) untuk menutup tanah dan menjaga unsur hara dari paparan sinar matahari. “Di sini kita ganti covercrop-nya menggunakan tanaman hortikultura semangka,” tandasnya.
Seiring umur tanaman karet yang tinggi dan dahannya menutup lahan, covercrop-nya bisa diganti-ganti dengan tanaman hortikultura dan tanaman pangan lainnya sampai karet tersebut menghasilkan lateks.
Kelompok Tani Sumber Makmur Desa Sidomuyo merupakan salah satu kelompok yang melakukan pola tanam ini. Kelompok tani yang beranggotakan 25 orang ini memiliki lahan perkebunan karet yang di-replanting seluas 12 Ha. Saat ini dilakukan penanaman semangka seluas 6 Ha di sela-sela tanaman karet.
Tanaman semangka tersebut akan memasuki masa panen pada 15-20 September seluas 4 ha. Mengantisipasi ketersediaan air untuk menyiram tanaman, kelompok tani ini memanfaatkan pompa air bantuan dari DTPHP Kobar yang diberikan pada 5 Agustus 2018 lalu.
Sementara itu, Penyuluh Pertanian Lapangan Desa Sidomulyo, Jono, mengatakan, menanam semangka sudah beberapa kali dilakukan. Produksi yang dicapai mencapai 30-40 ton per hektare lahan.
Hasil panen tersebut untuk memenuhi kebutuhan buah-buahan tidak hanya di wilayah Kecamatan Pangkalan Banteng saja, akan tetapi juga dipasarkan ke Kabupaten Kotawaringin Timur dan Provinsi Kalimantan Barat. “Tetapi untuk menanam semangka di sela-sela tanaman karet, merupakan hal yang termasuk baru,” paparnya.
Jono yakin bahwa tumpangsari ini jauh lebih berhasil dan dapat meningkatkan pendapatan petani. “Masa panennya singkat dan tanahnya cocok,” ungkapnya.
Jono mengakui kesulitan selama ini adalah masalah air untuk menyiram tanaman, dengan adanya bantuan pompa air dari dinas, masalah itu bisa diatasi. Jono juga menambahkan, masih ada 6 Ha lahan lagi yang rencananya akan dimanfaatkan untuk tanaman cabai dan hortikultura lainnya.
“Tumpangsari menjadi salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas dari lahan yang terbatas,” ucapnya, Kepala Bidang Hortikultura, DTPHP, Endro Budi Utomo di ruang kerjanya, Kamis (13/9/2018).
Ia mengatakan, di Desa Sidomulyo Kecamatan Pangkalan Banteng, yang notabene komoditas utamanya adalah tanaman karet. Pada saat ini sebagian sudah memasuki masa replanting (peremajaan).
“Menanam semangka tumpangsari di antara tanaman karet muda merupakan upaya untuk menambah penghasilan petani ketika tanaman karet belum menghasilkan,” kata Endro.
Umumnya pada tanaman perkebunan seperti karet dan kelapa sawit, ketika tanaman tersebut masih muda, digunakan Legum Cover Crop (LCC) untuk menutup tanah dan menjaga unsur hara dari paparan sinar matahari. “Di sini kita ganti covercrop-nya menggunakan tanaman hortikultura semangka,” tandasnya.
Seiring umur tanaman karet yang tinggi dan dahannya menutup lahan, covercrop-nya bisa diganti-ganti dengan tanaman hortikultura dan tanaman pangan lainnya sampai karet tersebut menghasilkan lateks.
Kelompok Tani Sumber Makmur Desa Sidomuyo merupakan salah satu kelompok yang melakukan pola tanam ini. Kelompok tani yang beranggotakan 25 orang ini memiliki lahan perkebunan karet yang di-replanting seluas 12 Ha. Saat ini dilakukan penanaman semangka seluas 6 Ha di sela-sela tanaman karet.
Tanaman semangka tersebut akan memasuki masa panen pada 15-20 September seluas 4 ha. Mengantisipasi ketersediaan air untuk menyiram tanaman, kelompok tani ini memanfaatkan pompa air bantuan dari DTPHP Kobar yang diberikan pada 5 Agustus 2018 lalu.
Sementara itu, Penyuluh Pertanian Lapangan Desa Sidomulyo, Jono, mengatakan, menanam semangka sudah beberapa kali dilakukan. Produksi yang dicapai mencapai 30-40 ton per hektare lahan.
Hasil panen tersebut untuk memenuhi kebutuhan buah-buahan tidak hanya di wilayah Kecamatan Pangkalan Banteng saja, akan tetapi juga dipasarkan ke Kabupaten Kotawaringin Timur dan Provinsi Kalimantan Barat. “Tetapi untuk menanam semangka di sela-sela tanaman karet, merupakan hal yang termasuk baru,” paparnya.
Jono yakin bahwa tumpangsari ini jauh lebih berhasil dan dapat meningkatkan pendapatan petani. “Masa panennya singkat dan tanahnya cocok,” ungkapnya.
Jono mengakui kesulitan selama ini adalah masalah air untuk menyiram tanaman, dengan adanya bantuan pompa air dari dinas, masalah itu bisa diatasi. Jono juga menambahkan, masih ada 6 Ha lahan lagi yang rencananya akan dimanfaatkan untuk tanaman cabai dan hortikultura lainnya.
(rhs)