Bermain di Bekas Galian, 2 Bocah Tewas Tenggelam
A
A
A
PELAIHARI - Dua bocah berusia 10 tahun di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan yang ditemukan tewas tenggelam di dasar kolam bekas galian, Rabu (12/9/2018) dikebumikan oleh keluarga masing-masing. Korban M Hafianur putra pasangan Riantono dan Istiqomah dikebumikan oleh orang tuannya di pemakaman muslimin di Matah, Kelurahan Karang Taruna pada pukul 11.00 Wita. Sedangkan Ridho Rusadi putra pasangan Samauri dan Hana oleh pihak keluarga dimakamkan di kuburan muslim di Desa Batakan, Kecamatan Panyipatan.
Hafianur warga Jalan Matah RT 9 dan Ridho Rusadi warga RT 1 Jalan Matah, Kelurahan Karang Taruna ditemukan sudah tak bernyawa di dasar kolam bekas galian yang tidak jauh dari rumah mereka, keduanya bermain ke bekas galian itu Selasa petang 11 September 2018, sekitar pukul 17.00 Wita.
Orangtua masing-masing baru mengetahui anak mereka mengalami musibah setelah keduanya belum pulang sampai menjelang Maghrib. Hana ibu dari Ridho mencari anaknya ke rumah orang Hafianur yang ternyata juga belum pulang.
Setelah mengetahui anak masing-masing belum pulang, mereka segera melakukan pencarian, sampai akhirnya warga menemukan sepeda dan pakaian kedua korban teronggok di dekat kolam bekas galian.
Warga sekitar langsung melakukan pencarian ke dalam kolam dibantu relawan emergency 113 dan petugas BPBD Tala. Sekitar 30 menit kemudian jasad kedua bocah malang ditemukan. Jasad keduanya langsung dievakuasi ke RSUD Hadji Boejasin Pelaihari.
Siti Syamdiah kakak almarhum Hafianur mengatakan, sebelum kejadian dia sempat melarang semua adiknya keluar rumah, namun sekitar pukul 17.00 Wita korban Hafianur pamit sebentar ikut temannya bermain.
“Adik saya sebenarnya sejak pagi sudah dilarang untuk keluar rumah, namun dia tetap pergi ketika temannya datang menjemput,” kata Syamdiah saat dimintai keterangannya di tempat pemakaman, Rabu (12/9/2018).
Didi dan Deden dua warga matah mengaku kolam bekas galian tersebut selain sering digunakan untuk bermain anak-anak juga dimanfaatkan warga untuk memancing.
“Kolam bekas galian itu sering saya datangi untuk memancing, dan biasanya kalau ada pemancing anak-anak berhenti bermain air,” kata Didi yang rumahnya tidak jauh dari rumah keluarga korban Hafianur.
Biasanya mereka terdiri dari beberapa anak, sampai tujuh orang. "Makanya saya heran, saat kejadian kenapa hanya ada mereka berdua,” kata Deden warga RT 9 Jalan Matah yang rumahnya berdampingan dengan kolam bekas galian itu.
Setelah dari rumah sakit pada pukul 19.30 wita jasad korban dikembalikan ke keluarga masing-masing, jasad Hafianur dibawa ke rumah duka di Jalan Matah RT 9, sedangkan jasad Ridho pada malam itu juga dibawa ke Desa Batakan, Kecamatan Panyipatan atau sekitar 35 kilometer dari Kota Pelaihari.
Sampai sejauh ini tidak diketahui penyebab pasti tenggelamnya kedua bocah di kolam bekas galian itu, sementara kasus tenggelamnya bocah sudah ditangani jajaran Polres Tanah Laut.
Hafianur warga Jalan Matah RT 9 dan Ridho Rusadi warga RT 1 Jalan Matah, Kelurahan Karang Taruna ditemukan sudah tak bernyawa di dasar kolam bekas galian yang tidak jauh dari rumah mereka, keduanya bermain ke bekas galian itu Selasa petang 11 September 2018, sekitar pukul 17.00 Wita.
Orangtua masing-masing baru mengetahui anak mereka mengalami musibah setelah keduanya belum pulang sampai menjelang Maghrib. Hana ibu dari Ridho mencari anaknya ke rumah orang Hafianur yang ternyata juga belum pulang.
Setelah mengetahui anak masing-masing belum pulang, mereka segera melakukan pencarian, sampai akhirnya warga menemukan sepeda dan pakaian kedua korban teronggok di dekat kolam bekas galian.
Warga sekitar langsung melakukan pencarian ke dalam kolam dibantu relawan emergency 113 dan petugas BPBD Tala. Sekitar 30 menit kemudian jasad kedua bocah malang ditemukan. Jasad keduanya langsung dievakuasi ke RSUD Hadji Boejasin Pelaihari.
Siti Syamdiah kakak almarhum Hafianur mengatakan, sebelum kejadian dia sempat melarang semua adiknya keluar rumah, namun sekitar pukul 17.00 Wita korban Hafianur pamit sebentar ikut temannya bermain.
“Adik saya sebenarnya sejak pagi sudah dilarang untuk keluar rumah, namun dia tetap pergi ketika temannya datang menjemput,” kata Syamdiah saat dimintai keterangannya di tempat pemakaman, Rabu (12/9/2018).
Didi dan Deden dua warga matah mengaku kolam bekas galian tersebut selain sering digunakan untuk bermain anak-anak juga dimanfaatkan warga untuk memancing.
“Kolam bekas galian itu sering saya datangi untuk memancing, dan biasanya kalau ada pemancing anak-anak berhenti bermain air,” kata Didi yang rumahnya tidak jauh dari rumah keluarga korban Hafianur.
Biasanya mereka terdiri dari beberapa anak, sampai tujuh orang. "Makanya saya heran, saat kejadian kenapa hanya ada mereka berdua,” kata Deden warga RT 9 Jalan Matah yang rumahnya berdampingan dengan kolam bekas galian itu.
Setelah dari rumah sakit pada pukul 19.30 wita jasad korban dikembalikan ke keluarga masing-masing, jasad Hafianur dibawa ke rumah duka di Jalan Matah RT 9, sedangkan jasad Ridho pada malam itu juga dibawa ke Desa Batakan, Kecamatan Panyipatan atau sekitar 35 kilometer dari Kota Pelaihari.
Sampai sejauh ini tidak diketahui penyebab pasti tenggelamnya kedua bocah di kolam bekas galian itu, sementara kasus tenggelamnya bocah sudah ditangani jajaran Polres Tanah Laut.
(sms)