Di Sragen, Warga Harus Berjalan 2 Km untuk Dapatkan Air
A
A
A
SRAGEN - Kawasan Dukuh Kowang, Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, Jawa Tengah sejak empat bulan terakhir mengalami kekeringan. Selain mengandalkan droping air, warga harus berjalan sekitar dua kilometer menuju sumur di area persawahan guna mendapatkan air bersih.
Ketua RT 06 Dukuh Kowang Ruyamto mengatakan, terdapat 58 kepala keluarga (KK) yang terdampak kekeringan. Saat musim kemarau, sumur warga mulai mengering. “Tinggal tersisa sumur di area persawahan yang airnya masih keluar. Kalau mengambil air ke sana harus berjalan sekitar dua kilometer,” ungkap Ruyamto, Jumat (31/8/2018).Selain Dukuh Kowang, kekeringan juga melanda dusun di sekitarnya. Seperti Dusun Sendang Sono, Dusun Dampalan, Dusun Sigit, Dusun Sendang Bulus, Dusun Ngasinan, dan Dusun Jurang Gandul. Namun kekeringan paling parah terjadi di Dusun Kowang. Hal senada diungkapkan Doto (60), warga RT 06 RW 03 Dusun Kowang. Setiap dua hari, dia mengambil air bersih di sumur tersebut. Selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, air juga untuk keperluan minum ternak.
Saat mengambil air, dia berjalan kaki sambil memikul dua ember berukuran 10 liter. Kebutuhan air cukup banyak karena untuk memasak, minum, mandi dan ternak. “Saya punya tiga ekor sapi di rumah. Jadi dua hari sekali harus ambil air ke sumur,” bebernya.
Dia juga pernah membeli dari penjual air bersih di kawasan Sumberlawang. Untuk 1.000 liter air bersih, dirinya harus merogok kocek Rp50.000 hingga Rp60.000.
Setiap Minggu sekali, ada kiriman bantuan air bersih dari PDAM Sragen ke Dusun Kowang. “Saat bantuan air bersih datang, saya bisa membawa beberapa ember untuk menampung air bersih,” timpal Lasini (52), warga lainnya.
Droping air bersih telah diberikan sekitar sepuluh kali. Warga bersyukur mendapatkan bantuan air bersih karena sedikit banyak meringankan beban.
Ketua RT 06 Dukuh Kowang Ruyamto mengatakan, terdapat 58 kepala keluarga (KK) yang terdampak kekeringan. Saat musim kemarau, sumur warga mulai mengering. “Tinggal tersisa sumur di area persawahan yang airnya masih keluar. Kalau mengambil air ke sana harus berjalan sekitar dua kilometer,” ungkap Ruyamto, Jumat (31/8/2018).Selain Dukuh Kowang, kekeringan juga melanda dusun di sekitarnya. Seperti Dusun Sendang Sono, Dusun Dampalan, Dusun Sigit, Dusun Sendang Bulus, Dusun Ngasinan, dan Dusun Jurang Gandul. Namun kekeringan paling parah terjadi di Dusun Kowang. Hal senada diungkapkan Doto (60), warga RT 06 RW 03 Dusun Kowang. Setiap dua hari, dia mengambil air bersih di sumur tersebut. Selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, air juga untuk keperluan minum ternak.
Saat mengambil air, dia berjalan kaki sambil memikul dua ember berukuran 10 liter. Kebutuhan air cukup banyak karena untuk memasak, minum, mandi dan ternak. “Saya punya tiga ekor sapi di rumah. Jadi dua hari sekali harus ambil air ke sumur,” bebernya.
Dia juga pernah membeli dari penjual air bersih di kawasan Sumberlawang. Untuk 1.000 liter air bersih, dirinya harus merogok kocek Rp50.000 hingga Rp60.000.
Setiap Minggu sekali, ada kiriman bantuan air bersih dari PDAM Sragen ke Dusun Kowang. “Saat bantuan air bersih datang, saya bisa membawa beberapa ember untuk menampung air bersih,” timpal Lasini (52), warga lainnya.
Droping air bersih telah diberikan sekitar sepuluh kali. Warga bersyukur mendapatkan bantuan air bersih karena sedikit banyak meringankan beban.
(rhs)