Memukau, Simbol Burung Garuda Berbahan Tenun Ikat Khas Sumba
A
A
A
SUMBA TIMUR - SMP Negeri satu atap (SATAP) Pada Dita, Kabupaten Sumba Timur, menjadi pusat perhatian dalam pawai karnaval menyongong HUT RI ke-73 di Kabupaten Sumba Timur, NTT. Dalam karnaval yang digelar Senin (13/8/2018) siang itu, ribuan warga terpukau dengan simbol burung Garuda yang ditata dengan puluhan motif kain tenun ikat khas Sumba Timur.
Kain tenun ikat jenis kombu, yang dipakai untuk membentuk simbol burung Garuda itu kian menarik karena diusung oleh para siswa dengan balutan kain tenun ikat etnis Sabu. Tidak terhitung, perjalanan ‘Burung Garuda’ itu terhenti untuk melayani antusias penonton meminta berfoto.
Sekolah ini juga menampilkan inovasi busana adat Sumba Timur, namun tetap dalam kemasan memeriahkan HUT Kemerdekaan. Busana unik ini tak hanya dikenakan oleh para murid namun juga oleh guru.
“Sekitar dua minggu waktu yang saya habiskan untuk merancang ini semua. Saya dibantu oleh rekan-rekan guru,” kata Kornelis Ranjawali, guru dan Kreator burung Garuda berbalut kain tenun dan busana unik.
Tingkat kesulitan dalam menyiapkan kreasi itu, demikian lanjut Kornelis, adalah menyatukan aneka motif kain tenun ikat Sumba Timur, agar tetap nampak anggun dan serasi.
Selain SMP Satap Pada Dita, busana kreasi tenun ikat dalam semarak HUT RI juga ditampilkan oleh SMP Negeri 04 Mauliru, Kecamatan Kambera. Kreasi yang ditampilkan adalah memadukan warna sakral NKRI, merah dan putih dengan kain tenun ikat Sumba Timur.
Adapun karnaval itu dimulai pukul 14.00 Wita, dengan start dari Lapangan Rihi Eti, Kelurahan Prailu, dan berakhir di Rumah Jabatan Bupati Sumba Timur, dengan rute sekira dua kilometer.
Kain tenun ikat jenis kombu, yang dipakai untuk membentuk simbol burung Garuda itu kian menarik karena diusung oleh para siswa dengan balutan kain tenun ikat etnis Sabu. Tidak terhitung, perjalanan ‘Burung Garuda’ itu terhenti untuk melayani antusias penonton meminta berfoto.
Sekolah ini juga menampilkan inovasi busana adat Sumba Timur, namun tetap dalam kemasan memeriahkan HUT Kemerdekaan. Busana unik ini tak hanya dikenakan oleh para murid namun juga oleh guru.
“Sekitar dua minggu waktu yang saya habiskan untuk merancang ini semua. Saya dibantu oleh rekan-rekan guru,” kata Kornelis Ranjawali, guru dan Kreator burung Garuda berbalut kain tenun dan busana unik.
Tingkat kesulitan dalam menyiapkan kreasi itu, demikian lanjut Kornelis, adalah menyatukan aneka motif kain tenun ikat Sumba Timur, agar tetap nampak anggun dan serasi.
Selain SMP Satap Pada Dita, busana kreasi tenun ikat dalam semarak HUT RI juga ditampilkan oleh SMP Negeri 04 Mauliru, Kecamatan Kambera. Kreasi yang ditampilkan adalah memadukan warna sakral NKRI, merah dan putih dengan kain tenun ikat Sumba Timur.
Adapun karnaval itu dimulai pukul 14.00 Wita, dengan start dari Lapangan Rihi Eti, Kelurahan Prailu, dan berakhir di Rumah Jabatan Bupati Sumba Timur, dengan rute sekira dua kilometer.
(rhs)