Binmas Noken Polri Terus Kembangkan Pelatihan untuk Warga Papua

Rabu, 25 Juli 2018 - 14:52 WIB
Binmas Noken Polri Terus Kembangkan Pelatihan untuk Warga Papua
Binmas Noken Polri Terus Kembangkan Pelatihan untuk Warga Papua
A A A
JAKARTA - Program Binmas Pioneer yang pernah dijalankan di seluruh wilayah Polda Papua tahun 1993 sampai saat ini masih terus diimplementasikan. Bahkan sekarang berkembang menjadi Binmas Noken.

Kasatgassus Binmas Operasi Papua, Kombes Pol Eko Sudarto menjelaskan Binmas Noken itu berangkat dari kelanjutan Binmas Pioneer. Menurut dia, Binmas Noken diambil dari salah satu warisan budaya bangsa atau masyarakat Papua.

"Noken itu artinya menjadi sebuah sumber inspirasi, menampung keluhan, menampung aspirasi, menampung segala macam saran pendapat dari rakyat yang ditujukan kepada kepala suku," kata Eko kepada wartawan, Rabu (25/7/2018).

Namun secara harfiah implementasinya noken ini juga dipakai oleh mamak-mamak untuk menampung kebutuhan dengan kegiatan sehari-sehari. Misalnya belanja dan kegiatan perdagangan lainnya. "Nah, ini diimplementasikan Polri dengan lebih banyak mendengar permintaan, keinginan dan harapan masyarakat Papua," ujarnya.
Binmas Noken Polri Terus Kembangkan Pelatihan untuk Warga Papua
Secara umum model pelatihan yang dilaksanakan Binmas Polri di Papua antara lain sebagai penata kamtibmas, Binmas sebagai guru pengajar (Polisi Pi Ajar), bidang pertukangan, kemampuan bidang peternakan dan perikana, kemampuan bidang pertanian dan perkebunan (cocok tanam) dan bidang kesehatan.

"Untuk bercocok tanam sudah diimplementasikan sesuai keinginan masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan. Bidang peternakan lebah, peternakan babi, bahkan sudah ada yang berproduksi ternak ayam super," jelasnya.

Selain itu untuk pengembangan bidang pertanian juga sudah ada yang terimplementasi di daerah Sota Papua, perbatasan antara Merauke dengan Papua Nugini. "Sekarang wilayah di sana subur dan dikunjungi banyak orang menjadi sebuah tempat yang menarik," katanya.

Kemudian Binmas Polri juga sudah banyak menyentuh anak-anak melalui program Binmas sebagai guru pengajar. Menurut dia, Polri menghadirkan ahli pendongeng untuk menghibur anak-anak di Papua.

"Mereka ini merupakan aset bangsa yang terabaikan, karena anak-anak di Papua kebanyakan merupakan korban kekerasan rumah tangga sehingga mereka punya trauma berkepanjangan. Jadi, kami mengajak anak-anak menjadi punya kenangan yang bagus dan indah dengan mendatangkan ahli-ahli bercerita (dongeng)," ujarnya.

Menurut dia, implementasi Binmas di Papua ini karena memang menjadi perhatian khusus oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian terhadap warga Papua. Karena, ingin menyegarkan kembali konsep Binmas Pioneer sebagai satu metode soft approach Polri dalam membangun interaksi dengan masyarakat.

Hal ini karena masalah di Papua tidak bisa diselesaikan dengan cara penegakan hukum atau represif (hard approach) tapi perlu pendekatan soft approach (preventif dan preemtif). Pendekatan soft approach ini merupakan implementasi dari UU No 2/2003 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).

"Pak Kapolri punya keinginan kita untuk menangani masalah-masalah di Papua itu kan banyak masyarakat sebenarnya sangat rentan ditangani secara represif, sehingga sekarang diperlukan secara preventif dan preemtif yaitu dengan soft power," katanya.

Ia menilai program Binmas Pioneer yang berkembang menjadi Binmas Noken ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat Papua. Ini karena memang keberadaan struktur Polri ada hingga pos-pos polisi di wilayah terpencil daerah Papua.

Kemudian, kemampuan personel Polri juga dalam pendampingan memang sangat dibutuhkan masyarakat Papua. "Kan salah satu tugas pokok Polri adalah sebagai pembimbing, pelindung, pengayom dan pemecah masalah (problem solver) bagi masyarakatnya," katanya.

Namun dalam hal ini Polri tidak ingin bekerja atau dianggap sebagai pahlawan sendiri. Polri mengajak stakeholder terkait untuk berkoordinasi dan bersinergi untuk sama-sama memberikan kesejahteraan kepada masyarakat Papua melalui pelatihan-pelatihan.
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6899 seconds (0.1#10.140)