Buaya Rawa Seberat 100 Kg Dievakuasi BKSDA Jatim
A
A
A
GRESIK - Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur mengevakuasi buaya rawa milik Andiyas (55) warga Kelurahan Lumpur, Gresik. Ada kekhawatiran buaya yang diberi nama Ponpon itu lepas dan mengganggu di pemukiman padat tersebut."Kami menerima penyerahan satu ekor buaya dengan berat 100 kilogram, dengan panjang kurang lebih 2,5 meter dari Andiyas. Buaya kami titipkan ke penangkaran buaya di Kota Batu, Malang," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah III Surabaya, Dodit Aribintoro, Rabu (11/7/2018).
Upaya BKSDA Jawa Timur mengevakuasi Ponpon bukan tanpa alasan. Berdasar laporan, buaya jenis rawa itu sempat lepas dari penangkaran di belakang rumah Andiyas. Akibatnya membuat geger warga.
“Ya, memang sempat lepas saat anak saya memberi makan. Tetapi bisa ditangkap lagi,” ujar Andiyas.
Buaya Ponpon sendiri sudah 5 tahun dipelihara di rumah Andiyas. Awalnya, nelayan Lumpur itu menangkap buaya di rawa-rawa dekat rumahnya sebesar kadal. Kemudian, buaya itu dirawatnya di belakang rumahnya dengan membuat penangkaran berukuran panjang 3 meter dan lebar 2,5 meter serta kedalaman 0,5 meter.
“Dulu ketika masih kecil, makanya tidak banyak. Namun, sejak membesar makannya separuh ayam utuh, itupun selama tiga sampai empat hari sekali,” kata Andiyas.
Andiyas menambahkan, penamaan buaya Ponpon itu memudahkan identifikasi saja. Nama Ponpon itu pun berkenaan dengan awal penemuan. Yaitu, saat buaya sekecil kadal yang ditemukan di rawa-rawa bersamaan ‘Pasar Pon’.
Selama lima tahun memelihara buaya Ponpon, Andiyas belum menemukan keberingasan hewan predator itu. Namun, sejak beberapa bulan lalu, pihaknya mulai menemukan sifat bringas Ponpon.Sebab, beberapa kali dikasih makan ayam, sempat berontak. Dan, puncaknya minggu kemarin, Ponpon lepas dan membuat warga Lumpur panik.“ Khawatir hewan itu mencelakakan masyarakat, saya menyerahkan peliharaan kepada BKSDA Jawa timur,” pungkas Andiyas.
Upaya BKSDA Jawa Timur mengevakuasi Ponpon bukan tanpa alasan. Berdasar laporan, buaya jenis rawa itu sempat lepas dari penangkaran di belakang rumah Andiyas. Akibatnya membuat geger warga.
“Ya, memang sempat lepas saat anak saya memberi makan. Tetapi bisa ditangkap lagi,” ujar Andiyas.
Buaya Ponpon sendiri sudah 5 tahun dipelihara di rumah Andiyas. Awalnya, nelayan Lumpur itu menangkap buaya di rawa-rawa dekat rumahnya sebesar kadal. Kemudian, buaya itu dirawatnya di belakang rumahnya dengan membuat penangkaran berukuran panjang 3 meter dan lebar 2,5 meter serta kedalaman 0,5 meter.
“Dulu ketika masih kecil, makanya tidak banyak. Namun, sejak membesar makannya separuh ayam utuh, itupun selama tiga sampai empat hari sekali,” kata Andiyas.
Andiyas menambahkan, penamaan buaya Ponpon itu memudahkan identifikasi saja. Nama Ponpon itu pun berkenaan dengan awal penemuan. Yaitu, saat buaya sekecil kadal yang ditemukan di rawa-rawa bersamaan ‘Pasar Pon’.
Selama lima tahun memelihara buaya Ponpon, Andiyas belum menemukan keberingasan hewan predator itu. Namun, sejak beberapa bulan lalu, pihaknya mulai menemukan sifat bringas Ponpon.Sebab, beberapa kali dikasih makan ayam, sempat berontak. Dan, puncaknya minggu kemarin, Ponpon lepas dan membuat warga Lumpur panik.“ Khawatir hewan itu mencelakakan masyarakat, saya menyerahkan peliharaan kepada BKSDA Jawa timur,” pungkas Andiyas.
(vhs)