UNS Akan Lantik Dua Guru Besar di Bidang Akutansi dan Ekologi

Selasa, 03 Juli 2018 - 22:00 WIB
UNS Akan Lantik Dua Guru Besar di Bidang Akutansi dan Ekologi
UNS Akan Lantik Dua Guru Besar di Bidang Akutansi dan Ekologi
A A A
SOLO - Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo bakal melantik dua Guru Besar sekaligus di auditorium kampus, Kamis (5/7/2018). Profesor Hasan Fauzi dikukuhkan sebagai guru besar ke-193 UNS. Sedangkan Profesor Sunarto sebagai Guru Besar ke-194 UNS.

Profesor Hasan Fauzi akan dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Akuntansi, sekaligus sebagai Guru Besar ke-13 Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNS. Dalam pidato pengukuhan, profesor Hasan akan menyampaikan pidato berjudul Kerangka Islamic Coorporate Governance and Accountability (CGA) guna memberikan solusi terhadap permasalahan sosial dan lingkungan saat ini.

"Saya akan menyoroti tentang kegagalan kerangka CGA yang selama ini dibangun dengan menggunakan teori-teori sistem keuangan kapitalis," kata Hasan Fauzi saat jumpa pers di Solo, Jawa Tengah, Selasa (3/7/2018).

Sistem keuangan yang dimaksud berupa shareholder capitalism, stakeholder capitalism, dan the developmental state model of capitalism. Menurutnya, diperlukan solusi teoritis yang lebih baik yaitu Islamic CGA. Sistem yang juga bisa disebut sebagai Islamic CSR ini, merupakan kerangka yang sangat penting dalam mengarahkan strategi, kebijakan, dan praktik CSR entitas-entitas Islam.

Dalam pandangan Islam, menurut Hasan, organisasi harus beroperasi dengan cara yang etis. "Jika tidak, manajer akan menghadapi konsekuensinya," ungkapnya. Jika melarikan diri dari konsekuensi duniawi, dari praktik bisnis yang tidak etis, mereka tidak akan dapat menghindari penghakiman Allah di akhirat. Sehingga hal itu adalah konsep CSR dan coorporate ibadah dalam Islam.

Sementara itu, Profesor Sunarto akan menyampaikan pidato berjudul Implementasi Perspektif Agama dalam Ekologi (ekoteologi) Menuju Pengelolaan Ekosistem Perairan Tawar Berkelanjutan. Profesor Sunarto akan dilantik sebagai Guru Besar bidang Ekologi/Biologi Lingkungan sekaligus menjadi Guru Besar ke-13 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA). "Saya akan mengurai fakta degradasi lingkungan, khususnya ekosistem perairan tawar," kata Profesor Sunarto.

Menurutnya, penurunan kuantitas, kualitas dan kontinuitas air, terutama pada air tawar, berdampak terhadap keseluruhan komponen ekosistem dan interaksi terkait. Degradasi tak terkendali pada lingkungan air tawar akan berdampak negatif pada biodiversitas, potensi energi terbarukan dan jasa lingkungan potensial lainnya. Seperti penelitiannya pada kerang hijau air tawar, menunjukkan kemampuan sebagai bioindikator pencemaran perairan. Beberapa faktor kerusakan ekologis itu disebabkan oleh faktor alam. Namun fakta menunjukkan bahwa manusia menjadi penyebab utama kerusakan.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5387 seconds (0.1#10.140)